6. Terbuka tetapi Tetap Saja Sama

6.3K 753 26
                                    

Yang punya IG follow aku, ya. @lanavayudia
Kalau upload quote dari ceritaku kalau bisa tag. Kalau enggak kasih #lanavay

***
Kehidupan itu seperti teka teki silang yang harus diisi dengan benar. Jika salah akan fatal. Roda kehidupan juga terus berputar. Ada kalanya kita tersenyum dan ada kalanya kita bersedih. Namun, jika putarannya terhenti di titik yang menyakitkan. Kita harus mencari cara bagaimana kita bisa berhenti di titik lain yang menyenangkan.

Berulang kali kubertanya pada diriku. Kesalahan bodoh apa yang kuperbuat di masa lalu sehingga dia yang kucintai membenciku sepenuh hati. Kau tahu hati wanita itu mudah rapuh, tetapi mereka tetap kukuh bertahan untuk memperbaiki keadaan. Berusaha sekuat tenaga mempertahankan hubungan. Dalam hubungan tak ada aku atau kamu, tapi kita. Kita yang dulu memulai dengan segenap keyakinan, cinta, dan ketulusan. Berjanji dalam suka maupun duka, tetap bersama. Kaya atau miskin, tetap bersama. Hanya maut yang pisahkan kita.

Perceraian? Sebuah kata yang mengerikan. Bukan aku atau kamu yang terluka. Namun, dua keluarga akan tersakiti. Kupertahankan pernikahan ini karena aku sangat mencintaimu dan kuyakin di hatimu masih ada namaku.

Aku mencari suamiku bukan hanya kemarin atau seminggu lalu. Sudah delapan tahun lebih aku mencari suamiku. Mencari Ferly. Tak ada kabar sama sekali darinya. Orang bilang aku gila karena mencari suamiku selama bertahun-tahun. Ada yang bilang Ferly telah tiada, ada yang bilang Ferly meninggalkanku karena ada wanita lain. Pernah rasanya aku ingin berhenti mencarinya. Mencoba kehidupan baru. Melupakan dirinya dan menikmati hidupku seperti dahulu. Menyendiri, menjauh dari keramaian. Namun, hasilnya nihil.

Kuusap air mataku yang terjatuh lagi, begitu kulihat dia sudah kembali. Ferly baru saja masuk ke kamar dengan wajah kusut sama dengan pakaiannya. Rambutnya juga berantakan.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Ferly dingin padaku.

"Tidak. Aku hanya heran kau baru pulang," jawabku pelan tanpa menatap manik matanya.

"Mobilku mogok dan aku mencoba memperbaikinya sendiri," jawabnya sambil melepas jasnya. Lalu, ia lempar sembarang jasnya. Kemudian, ia merentangkan dirinya di ranjang seraya memejamkan matanya sejenak.

Aku mengambil jas Ferly yang berada di lantai. Namun, anehnya bukan parfum Ferly yang tercium. Ini adalah harum parfum perempuan. Sejenak kapan Ferly menggunakan parfum wanita?

Aku menoleh ke arah Ferly. Ingin sekali aku bertanya. Namun, aku takut dia murka lagi.

"Kenapa kau memandangku seperti itu?" Ferly langsung duduk.

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Kalau aku bertanya itu dijawab!" tegas Ferly dengan tatapan serius.

"Maaf, kau jangan marah ya." Kuberanikan menatapnya.

"Fer, kenapa jasmu bau parfum wanita?" tanyaku halus, takut dirinya tersinggung.

"Terserahku. Mau bau parfum wanita atau bau kotoran ayampun, aku yang pakai. Apa masalahnya untukmu?" Tatapnya kesal padaku.

"Bukan begitu, Fer. Aku hanya--"

"Kau menuduhku berselingkuh? Kau pikir aku dirimu. Yang menjual dirinya kepada orang yang menjadi musuhku dan meninggalkan anaknya demi bisa bersama selingkuhanmu itu. Aku bukan kau yang begitu murahan!"

Plakkk! Kutampar pipi Ferly begitu keras. Seumur hidup aku tak pernah berniat menyakiti orang lain dengan tanganku. Apalagi, suamiku. Kali ini aku yang sudah tak tahan lagi dengan tuduhannya. Lepas kendali menampar suamiku yang kucintai.

"Aku tidak menuduhmu selingkuh karena aku yakin kau pria yang setia. Dulu kita berjanji bersama-sama untuk saling percaya dan setia. Namun, dalam hubungan ini hanya aku yang percaya padamu. Namun, kau malah meragukan kesetianku," ujarku dengan raut wajah sendu. Ferly hanya terdiam.

"Fer, jika aku tak mencintaimu dan mengkhianatimu. Mana mungkin bertahun-tahun aku mencarimu. Aku begitu depresi kehilangan anak dan suamiku. Aku bahkan tak mengerti sampai hari ini kalau anakku masih hidup. Sungguh Fer aku tak pernah berkhianat," jelasku dengan intonasi tinggi.

"Dasar Pembohong! Kau mencariku karena uang. Selingkuhanmu itu sudah tiada. Makanya kau mencariku. Dengan mata kepalaku aku melihatmu keluar dari apartemennya, berpelukan mesra, dia memanggilmu sweet, bahkan kau menerima bingkisan dan uang darinya!" Ferly menatapku tajam.

"Siapa yang kau maksud? Kau salah lihat mungkin. Mana mungkin aku selingkuh," elakku.

Ferly terkekeh.

"Awalnya aku tak yakin. Dulunya aku sering melihatmu berjalan dengannya, sebelum kita menikah. Kupikir aku salah lihat. Namun waktu itu, aku mengikuti kalian yang keluar dari apartemenmya. Dia mengantarkanmu pulang. Sudah jelas kau berselingkuh. Kata teman-temanmu kau memang sudah lama dekat dengannya."

Apakah Axel yang Ferly maksud? Kalau iya berarti dia salah paham. Mana mungkin aku berselingkuh dengan Axel. Jika kukatakan yang sebenarnya, pasti sama saja Ferly akan membenciku.

"Kenapa kau diam? Sudah jelaskan. Jangan-jangan kalian memang pasangan kekasih dan kau menikah denganku hanya untuk melukai hatiku." Ferly menghadapkan wajahku tepat ke wajahnya. Dia menatapku penuh dengan kebencian.

Aku memejamkan mataku sejenak. Mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Apa yang kau maksud Axel?" tanyaku pelan.

"Kalau bukan dia siapa lagi atau kau punya selingkuhan lain," ejeknya dengan menatapku remeh.

"Tidak, Fer. Kau salah paham. Axel itu adalah kakakku," terangku dengan suara lembut.

Dia tersenyum miring.

"Kau pikir aku bodoh. Kau ini anak tunggal. Bahkan marga kalian berbeda. Irish Canne dan Axelious Lambert. Aku bukan anak TK yang bisa kau bodohi, Sayang." Ferly memberi penekanan pada kata terahkir.

"Kami satu ibu, beda ayah. Ibuku bercerai dengan ayahnya. Lalu, menikah dengan ayahku. Axel begitu menyayangiku, tapi tidak ada yang tahu dia kakakku. Ayahnya tak menyukaiku." Aku berdoa dalam hati berharap Ferly percaya. Meski aku tahu Ferly tetap akan membenciku.

Ferly bertepuk tangan.

"Pengarang novel sepertimu memang hebat kalau mengarang cerita. Teruslah berdusta, aku tak akan pernah percaya." Ferly melepaskan genggamannya pada lenganku. Kemudian, ia berjalan meninggalkanku.

Kenapa kau tak percaya padaku, Fer? Jika kau mencintaiku, seharusnya kau lebih percaya padaku. Apakah cintamu itu palsu, Fer?

Tbc....
Udah jujur, si Ferly tetap enggak percaya. Kasihan.
Ehhh, Random Husband udah selesai. Monggo yang mau baca.


Shadow Memory (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang