9. Ilusi atau Mimpi

6.5K 787 40
                                    

Yang suka romance comedy: Baca Wanted! Ugly Wife! Itu ceritanya FRRAY

Hari ini Ferly mengajakku pergi ke pesta rekannya. Aku sudah bersiap serapi mungkin, tetapi Ferly tak kunjung keluar dari kamar mandi. Apa mungkin dirinya tertidur di bath up.

Kuketuk pintu itu berulang. Namun, tak ada jawaban dari sana. Aku takut dia kenapa-kenapa. Entah kenapa perasaanku mengatakan dia sedang tak baik-baik saja. Kubuka pintu abu-abu itu perlahan seraya memanggil nama suamiku. Namun, tetap saja tak ada jawaban.

Aku memasuki kamar mandi yang begitu luas seperti halaman itu perlahan-lahan. Kubuka tirai bath up. Mataku membelalak sempurna. Kulihat Ferly terkapar di lantai masih dengan setelan kemejanya tadi.

Kutepuk-tepuk pipi itu berulang. Aku ketakutan melihat wajahnya yang begitu pucat. Perlahan-lahan Ferly membuka matanya yang terlihat memerah. Kurasakan tangannya menggenggam tanganku erat. Rasa panas yang menjalar di tubuh Ferly begitu terasa di permukaan kulitku.

"Fer, kau kenapa?" tanyaku cemas seraya menatapnya lembur.

"Kepalaku pusing sekali," ujarnya dengan suara parau.

"Kau bisa berdiri tidak, Fer?" Kuulurkan tanganku dan Ferly langsung bangkit dengan lambat. Aku mencoba memapahnya yang berjalan tertatih.

Ferly terus memejamkan matanya.

Begitu sampai di ranjang, Ferly langsung mencari posisi yang nyaman untuk merebahkan tubuhnya.

"Fer, kau mau makan? Aku suapin," kataku khawatir. Setahuku dia belum makan dari pagi. Setelah jogging, dia malah mengajakku dan anak kami ke kebun binatang sampai siang dan Ferly tak mau makan apapun saat di restoran tadi.

"Tidak, aku ingin tidur saja." Ferly langsung menarik bad cover untuk menyelimuti tubuhnya.

"Aku panggilkan dokter, ya."

"Tidak usah. Aku tidak butuh dokter."

"Kalau kau tak mau makan, tak butuh dokter. Kau mau apa?"

"Temani aku seperti biasanya."

Aku langsung melangkah menuju sisi ranjang di sebelah Ferly. Dirinya benar-benar keras kepala. Dari dulu kalau sakit ia sulit sekali untuk memeriksakan diri. Ia selalu bilang tak apa-apa.

Ferly langsung memelukku erat. Ini yang sering dia lakukan ketika sakit. Tidur dengan memelukku. Sampai sekarang aku tak tahu alasannya kenapa. Namun, dirinya tak mau ditinggal sendirian waktu sakit. Meski hanya sedetikpun. Itu yang selalu aku pikirkan. Saat dia sakit, siapa yang akan mengurusnya. Lalu, setiap hari dirinya makan apa? Ferly suka makan tak teratur. Aku selalu mengingatkannya dan menyiapkan bekal makanannya. Namun, lelaki ini selalu sibuk bekerja keras dari dulu.

"Fer, sebenarnya kau kenapa? Setiap sakit selalu memelukku seperti ini?" tanyaku seraya mengusap-usap tangannya yang begitu hangat.

"Jika aku mati, aku tak akan menyesal karena aku mati dalam pelukan wanita yang sangat aku cintai. Aku sangat mencintaimu sampai akhir hayatku, An," lirih Ferly sambil membuka matanya.

"Kalau kau sangat mencintaiku seharusnya kau percaya padaku," balasku. Aku tahu ini tidak tepat untuk mengajak Ferly berdebat. Di dunia ini orang hidup dalam sebuah hubungan tidak hanya perlu cinta bukan? Namun, juga kepercayaan. Cinta bisa digelapkan, jika tidak kepercayaan.

"Maafkan aku yang terus menyakitimu. Namun, kau tak punya bukti kan kalau tak berselingkuh. Bagaimana aku percaya padamu?" ungkap Ferly seraya menatap manik mataku lekat.

"Namun aku berjanji saat ini dan seterusnya, akan percaya padamu. Aku tidak bisa hidup dengan dendam dan amarah bukan? Aku akan lupakan masa lalu. Jadi, tolonglah selalu di sisiku."

Tbc...

Shadow Memory (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang