bab 15

6.4K 301 3
                                    

Setelah hujan, udara seakan membawa berbagai aroma dalam embusan angin barat yang hangat, aroma rumput yang dibasuh sinar matahari. Rio membuka pintu kamar nya menuju balkon, seperti nya semalam turun hujan.

Rio bergegas menuju toilet, pagi ini dia ada janji untuk bertemu dengan salah satu koleganya yang cukup penting, tentu saja dia tidak boleh terlambat.

Mario memperhatikan dirinya di cermin, penampilan nya hari ini sangat luar biasa tapi setiap hari pun dia terlihat keren, pagi ini Rio memilih untuk menggunakan kemeja merah maroon dengan dasi hitam bermotif abstrak dipadukan dengan blazer hitam, rambut nya sedikit berantakan membuatnya semakin terlihat tampan.

Setelah menghabiskan sarapan yang hanya selembar roti dan segelas kopi, Rio berjalan menuju garasi mengemudikan salah satu mobil sport miliknya menuju jalan Setiabudi, hanya butuh lima belas menit dan mobil itu sudah sampai di halaman Yash Corp.

Rio berjalan memasuki lobby dengan beberapa berkas di tangan kirinya, sementara tangan kanannya membawa tas lain yang sepertinya terlihat berat, seorang gadis berseragam abu-abu menyapanya dan menunduk memberi hormat, tapi Rio tetap berjalan tanpa memperdulikan sapaannya, dingin dan angkuh.

Di sini, di ruangan yang bernuansa monokrom Rio sudah duduk dengan beberapa kertas di hadapannya, kaca mata baca pun bertengger di hidungnya, membuat dia terlihat semakin berkharisma. Setelah yakin tidak ada kesalahan di semua dokumen itu, Rio meletakan nya dalam satu tumpukan.

Jam masih menunjukan jam delapan kurang sepuluh menit, terdengar suara ketukan di balik pintu.

" Masuk " perintah Rio.

" Selamat pagi Pak, meeting dengan perwakilan dari Big Company akan dimulai sebentar lagi " Dani memberikan informasi setelah berada tepat di depan meja Mario.

" Ok, tolong bawa ini ke ruang meeting " lalu Rio memberikan setumpuk kertas yang sudah selesai ia periksa.

" Baik pak " Dani mengambil kertas itu lalu keluar dari ruangan CEO yang katanya sangat dingin dan tidak berperasaan itu.

Sepeninggal Dani, Mario mengeluarkan ponsel dari kantong celana nya ingin menghubungi Dara atau sekedar mengirim pesan untuk menanyakan kabarnya, tapi dia hanya memutar-mutar ponsel itu di tangannya.

" nanti aja, mungkin masih tidur " pikir Rio, lalu dia berdiri dan merapikan sedikit pakaiannya kemudian berjalan menuju ruang meeting.

Pertemuan yang menghabiskan waktu dua jam ini pada akhirnya menghasilkan keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak, tentu saja mana ada yang mau bekerja sama jika tidak ada keuntungan di dalamnya.

Rio berjalan menuju kantornya di ikuti oleh Dani, mereka berjalan dalam diam tentu saja karena Rio orang yang sangat irit bicara, aneh memang ketika dengan Dara dia bisa menjadi dirinya pada usia sebelum sepuluh tahun saat ibu nya masih bersama mereka.

Hati rio kembali berdesir, mengingat ibunya adalah hal yang memilukan, perasaan rindu yang luar biasa bercampur dengan sedih dan amarah, menutup diri dari orang lain tidak membuatnya merasa lebih baik tapi sekarang Rio sedikit memiliki harapan ketika gadis yang dicintainya yang sempat dia lupakan kini sudah menjadi miliknya, ah belum sepenuhnya menjadi milik Rio tapi dia akan menjadikan Dara wanita satu-satunya dalam dunianya.

" Pak .. Pak Mario " ulang Dani, karena sepertinya atasannya itu sedang melamun.

" Apa ? " tanya Rio ketika sadar dari lamunan nya dan kini dia sudah berada di dalam kantornya.

" Untuk jadwal siang ini, Bapak ada kunjungan ke Yash Hotel untuk memeriksa langsung pembangunan di sana " Dani mengulang penjelasan yang tadi sudah dia sampaikan.

ANANDARA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang