15

24.2K 1.1K 59
                                    

Jora memperhatikan atasannya yang tak melanjutkan langkah, berdiri mematung saat melihat sebuah papan bertuliskan namanya terlihat diangkat seseorang, dirinya ikut berhenti.

Leo tersentak ketika melihat sopir yang disewa Masjun adalah Maliq, sopir yang disewanya dahulu untuk mengantarkan pengantin wanita menuju altar. Seketika dirinya ingin berjalan mundur dan memesan tiket pulang, kenapa lagi-lagi tentangnya? Mungkin benar keputusanku kesini adalah salah

Jora yang melihat gestur tidak baik dari atasannya sedikit berpikir dan menerka, sebenarnya ada apa? Saat perjalanan ini berlangsung Leo terlihat tidak baik, akhirnya Jora memutuskan untuk menepuk lengan kanan Leo dan bertanya "ada apa?" lelaki itu seperti tersadar bahwa dirinya tidak sendiri, seraya membenarkan kacamata bulatnya, Leo membalas, "tidak, ayo!" Leo melangkah dengan yakin, aku tidak apa.

"Tuan, apa kabar?" tanya Maliq dan mengambil alih koper yang dibawa Leo, lalu melirik kearah Jora "dia siapa?" mendengar pertanyaan yang terarah padanya Jora dengan antusias tersenyum ramah seraya berkata, "aku Jora, asisten pribadi Leo" Jora masih tersenyum dan Maliq memperhatikan,

"Bukankah kesini kau hanya menjemputku?" tanya Leo yang melihat Maliq terus menatap Jora tanpa berkedip

"Eh!" Maliq tersadar dan membawa keduanya menuju mobil yang sedang terparkir, sambil menyuruh masuk kedalam, Maliq berbisik, "senyumnya sangat mirip dengannya ya, Tuan! Pantas anda membawa dua koper!" tanpa dirinya sadar, Leo meninju bagian perutnya sambil sedikit berteriak di depan wajahnya "shut up!".

Leo sangat tidak suka cara Maliq menatap Jora, jangan artikan dirinya cemburu, hanya saja ada rasa tanggung jawab dalam dirinya karena mengajak wanita itu masuk dalam dunianya, secara paksa.

Bukan, Leo menggelengkan kepalanya jika memang wanita itu harus terlibat dan tersakiti, itu bukan salahku, merasa dirinya diperhatikan dari kaca spion Leo bertanya, "apa?" seraya memberi tatapan menintimidasi

"Tidak Tuan, anda hanya terasa berbeda" lelaki itu menjawab Leo sambil tersenyum tanpa merasa bersalah sedikitpun "hanya saja aku ingin bertanya, alasan anda kembali apa karena-" Leo menendang kursi sopir yang di duduki Maliq sehingga tubuh lelaki itu sedikit maju yang menyebabkan suara klakson terdengar.

Jelas Jora terlonjak dan memperhatikan keduanya, panggilan Leo yang tak ingin disebut Tuan oleh siapapun, termasuk dirinya, selalu di perbaiki namun tidak dengan lelaki itu, dia dengan santai membicarakan semua hal yang sepertinya tidak boleh diketahui oleh dirinya, sehingga ia menyimpulkan sebuah pertanyaan besar ada apa? Tapi itu bukan urusanku, buat apa aku peduli dan Jora hanya mampu tediam di tempatnya.

"Jika kalian butuh aku, hubungi saja" serunya saat mobil terhenti tepat di sebuah hotel yang begitu mewah dan tidak jauh dari pusat kota serta patung Merlion, seraya menyerahkan kartu nama, Jora menerimanya dengan tulus namun tidak dengan Leo yang malah membuangnya "persetan dengan ini!" Leo meninggalkan Maliq yang masih tersenyum puas lalu berteriak "aku yakin anda masih menyimpan nomorku".

"Kamar untuk Mr. Leonardo dan-" Jora menghentikan ucapannya lalu membaca ulang kiriman pesan Masjun untuk mendapatkan kunci kamar hotel,

"Mr. and Mrs. Leonardo?" ucap sang resepsionis melanjutkan ucapan Jora, tanpa banyak kata Jora mengangguk yang mendapat senyuman hangat "room 241 and 242 Miss, pelayan kami akan mengantarkan anda!" kembali wanita itu tersenyum ramah, saat Jora berbalik untuk memberitahu Leo, resepsionis itu berkata dalam bahasa inggris, "Leonardo? Leonardo Reygan kah? yang dulu akan menikah dengan seorang model?"

"Iya, mana orangnya?"

"Yang duduk didekat kursi hitam,"

"Mana?"

My BOSS (Tamat)Where stories live. Discover now