47

18K 823 43
                                    

Jora terbangun untuk memastikan bahwa kejadian tadi malam bukanlah bunga mimpinya, saat matanya terbuka sedikit demi sedikit Jora benar-benar tersentak dengan apa yang dilihatnya, pria itu ada disisinya, menghadap ke arahnya dengan wajah yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, terlihat damai.

Jora tidak tahu harus berbuat apa saat ini, karena tubuhnya tengah dalam pelukan pria yang tadi malam di bencinya, pria yang membohonginya, namun pria itu juga yang ia cinta.

Jora merasa pria itu semakin erat memeluknya, sambil berucap "aku sudah lama tidak tidur seperti ini, jadi ku mohon kau jangan banyak bergerak" ucap Leo tanpa membuka matanya.

Jora diam menuruti perintah pria itu, karena hati kecilnya pun menyetujui keinginan Leo, jujur Jora belum pernah mengalami hal seperti ini, merasa ada yang membutuhkan kehadirannya.

Terdengar nada dering yang begitu khas menembus atmosfir ruangan yang dihuni keduanya, dengan berat hati Leo membuka matanya dan mendapati Jora yang menatap ke arahnya, satu simpul senyuman terukir manis di bibir wanita itu, Leo bahagia dengan apa yang di lihatnya karena beberapa waktu terakhir wanita itu tampak kacau dengan beberapa hal dalam hidupnya.

"ponselmu berdering Leo" ucap Jora saat kedua mata mereka bertemu dan ia akhiri dengan senyuman yang selama ini ia sembunyikan, tapi pria itu malah menatapnya dalam diam, dia punya lensa mata berwarna hitam yang indah, akan ku ingat gumam Jora dalam hatinya

Berulang kali panggilan masuk namun Leo tidak kunjung memberinya respon, membuat Jora kembali mengingatkan, "Leo, ponselmu" sambil menepuk bahunya

Tanpa banyak bicara Leo duduk dan meraih ponsel yang ia simpan di nakas dekat tempat tidunrya, Jora hanya memperhatikan Leo saat pria itu sibuk berbicara dengan orang lain, degupan yang tidak bisa ia atur membuat Jora hanya ingin diam di tempat itu.

"aku harus pergi, ada suatu masalah disana" ujar Leo setelah panggilannya berakhir

Sambil menganggukan kepalanya Jora menanggapi ucapan Leo "ya, klo begitu aku akan siapkan sarapan" Jora akan bergegas namun Leo menghentikannya,

"aku hanya sebentar disana, siapkan saja nanti saat aku pulang" ucap Leo menatap Jora dan mencium keningnya.

*

Leo sebenarnya tidak ingin harinya terganggu, akhir pekan yang ia sudah rencanakan, sesaat melihat Jora tadi pagi, membuat dirinya merencanakan satu hal, namun karena hal ini bisa menguntungkannya, Leo memilih pergi.

Sesampainya di ruangannya, Masjun masuk untuk memberikan penjelasaan apa yang sebenarnya terjadi, dan Leo mengeluh "tidak bisakah membiarkan aku duduk sebentar?"

Masjun segera merespon dengan yakin "karena dalam perjalanan anda sudah duduk untuk waktu yang cukup"

Leo mengalah, dirinya paham bahwa sekretarisnya masih kesal dengan apa yang dilakukannya satu minggu yang lalu, saat di pemakaman Yasmin, Leo menyuruhnya untuk membawa mobil dengan alasan yang tidak masuk akal bagi Masjun, memberikan mobil untuk sepeda motor, karena pada akhirnya Masjun harus membawa motor besar tersebut dengan notabene dirinya tidak bisa mengendarai motor itu.

Leo tersenyum setelah jas yang ia kenakan ia simpan di sandaran kursi, "oh come on dud, kau masih marah padaku?"

"untuk beberapa hal, mungkin ya atau tidak"

Leo merangkul Masjun "baik-baik akan ku pesankan satu meja di Nammaz private dinning, for lunch?

"itu resto mewah!" pekik Masjun "but, for dinner not lunch Leo!"

Leo terkekeh dan mengerti dengan apa yang diinginkan Masjun "oke, for dinner" Leo mencari ponselnya yang ia simpan di saku dalam jas hitamnya,

"yes Sir"

Tanpa banyak bicara Leo langsung memberikan intruksinya "satu meja terbaik, dengan nama Masjun jam 8 malam"

Masjun tersenyum karena ia berhasil memanfaatkan Leo, dia tidak akan berani meminta seperti itu jika Leo tidak menunjukkan wajah bahagianya, berbeda dengan hari-hari yang lalu, atau bahkan sudah bertahun-tahun Masjun baru melihat Leo dengan wajah seperti itu.

"anda sedang bahagia, Leo?"

"karena kau memanggilku, kau merusaknya"

"oke maafkan aku, tapi aku yakin masalah ini harus di selesaikan sebelum anda ingin melakukan apa yang akan anda rencanakan, anda ingin pergi bersama Jora, 'kan?

Leo tidak menjawab pertanyaannya namun nampak setuju, dengan seksama Leo mendengarkan perkataan Masjun selanjutnya "masalah yang harus anda atasi saat ini yaitu membuat Dion pulang" tutur Masjun seraya menyerahkan beberapa berkas untuk di bawa Leo

**

Leo dengan sigap menuju kamar hotel Dion untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi karena produk keluaran terbarunya kurang peminat, dimana Dion model yang ia jadikan ambasador untuk desainnya kali ini.

Leo menekan tombol yang terdapat di atas kunci password, Leo tidak ingin mencoba menebak kata sandi itu, lebih baik membuat Dion keluar dan menemuinya.

"kenapa kau tidak langsung membukanya, aku tidak pernah mengganti password yang selalu ku gunakan" tutur Dion saat membuka pintu kamarnya

Leo masuk untuk melihat seberapa kacau yang terjadi pada wanita ini, hingga para netizen membuat artikel yang tidak masuk akal, kamarnya nampak biasa saja, Leo duduk berhadapan dengan Dion yang masih mengenakan kemeja panjang dengan celana jeans rendah.

"kau mau pergi?" tanya Leo

"awlanya tidak, tapi melihatmu tiba-tiba kau datang, jadi aku akan  menggunakan kesempatan ini, aku merasa suntuk selama satu minggu yang lalu kamu sulit di hubungi" Dion duduk di kursi yang berhadapan dengan Leo

"aku datang hari ini sebagai atasanmu," Leo membuka berkas yang dibawanya "akhir-akhir ini banyak artikel yang membicarakanmu, dan itu cukup menarik perhatian masyarakat.."

"itu bagus" Dion menimpali

Leo melanjutkan ucapannya, "..membicarakan sisi negatif" Leo memberikan sebuah foto untuk dilihat oleh Dion,

"bukannya ini kita?" tebak Dion dengan yakin, karena foto itu hanya menampilkan bagian belakangnya, "ini kamu kan Leo?" Dion menunjuk gambar seorang pria yang  tengah melihat ke arahnya, foto itu sama dengan foto yang Jora lihat dahulu, namun dari sisi yang berbeda.

"dan semua orang tengah menebak siapa pria ini"

"bagus, supaya istrimu tahu bahwa dia mencuri apa yang seharunya milikku"

"jika kau tidak pergi saat pernikahan kita, mungkin tidak akan ada permasalahan seperti ini" ucap Leo menatap Dion

Dion tercekat dengan apa yang diucapkan Leo, seraya menarik napas panjang Diom kembali ber-argumen "itu.., iya iya jadi apa yang harus ku lakukan?"

Leo berdiri "kau harus pergi ke luar negri sampai berita inia mereda"

"tapi, kenapa kita tidak bicarakan apa yang sebenarnya terjadi, bahwa kita masih berhubungan walau pernikahan tidak terjadi"

"sekarang aku tidak melibatkan perasaanku, bisnis yang sedang ku kerjakan adalah prioritasku kali ini, dan ku mohon untuk itu menjauh sesaat dari hadapanku"

Walau terdengar kasar dan merusak perasaan Dion, wanita itu kembali tertegun karena Leo memeluknya.

***

Aku ingin minta maaf sebesar-besarnya karena baru sekarang aku publish cerita selanjutnya, banyak hal yang tidak bisa di ungkapkan, jadi tidak bisa melanjutkan cerita ini dengan cepat, mianhe~🙏🙇🙇

Tapi klo sempet, insyaAllah aku bakal secepatnya publish next chapternya lagi, 😁😘😘

See you,
Rf

My BOSS (Tamat)Where stories live. Discover now