16

23.1K 1K 26
                                    

Sesampainya di sebuah hotel yang tidak kalah megahnya, Jora mengerutkan dahi, dengan inisiatif dirinya bertanya pada seseorang yang mengenakan seragam security dan jawabannya "Tidak ada acara pertunangan untuk hari ini di aula, hanya acara ulang tahun" Jora melirik Maliq dan menatap kesal karena nyatanya dia masih saja tidak menemukan sosok atasannya.

"Atau, kita mencari ke gedung lain?" saran Maliq saat Jora mendahuluinya, Jora langsung menjawab dengan sedikit berteriak "kamu bilang, hari ini pertunangannya dan di adakan di gedung mewah ini, lalu buat apa kita mencari lagi?" Jora menarik napas dan menenangkan diri, lalu terucap dari bubirnya dengan sinis "atau kamu sedang mempermainkanku?"

Maliq tersentak akan tuduhan Jora padanya "Tidak, aku punya beritanya!" Maliq merogoh salah satu saku dicelananya mencari sesuatu untuk dijadikan bukti, namun benda yang dicarinya tidak ditemukan "mungkin ponselku tertinggal di mobil" serunya sambil menggaruk tengkuknya.

"Lihat ini!" Maliq mendekatkan ponselnya sekaligus menunjuk nama hotel yang sedang di kunjunginya, sebagai tempat berlangsungnya acara tersebut, Jora memperhatikan dan sekali lagi dirinya menampilkan wajah kesal seraya menunjuk sebuah tanggal pada artikel tersebut,"ini tahun lalu!" karena disana tertulis 05 September 2016, "ya ampun! Ini kan tahun lalu saat Tuan, mengadakan acaranya!" saat Maliq berteriak, Jora membaca Judul berita itu

Leonardo Reygan mengadakan pertunangannya hari ini dengan model cantik yang bernama

Saat Jora ingin membaca lebih lanjut, Maliq menarik ponselnya memasukkan kembali ke dalam sakunya, "sorry, saya kira Tuan-" Jora tak ingin mendengar kembali apa yang dibicarakan Maliq, yang jelas saat ini dirinya sangat penasaran dengan sosok mantan tunangan Leo.

Senja telah menyapa, langit berwarna oranye itu menghiasi pemandangan alam di sebuah negeri asing yang baru dipijaknya, membuat Jora sedikit melupakan kelakuan Maliq padanya, mungkin benar pria itu hanya mengkhawatirkan Tuannya, tidak lebih dan pasti bukan karna ada alasan lain, Jora memejamkan matanya sambil bergumam dalam hati ditemani semilir angin yang menyeruak masuk melalui celah kaca yang sengaja dibukanya.

"Nona, anda tahu kenapa Tuan lebih senang dipanggil Leo, bukan jabatannya?" pertanyaan Maliq membuat mata Jora membuka, aku tidak peduli!

"Karena panggilan itu mengingatkan Tuan akan tunangannya," lanjut Maliq seolah tahu apa yang dirasakan Jora, lelaki itu melanjutkan pembicaraannya "tunangan yang membuatnya hampir gila setengah mati, bayangkan! Seminggu lagi mereka akan menikah, tunangannya tiba-tiba pergi dan hanya meninggalkan sebuah surat diatas ranjangnya" Jora penasaran namun seolah tubuhnya mengerti, dirinya pura-pura tertidur agar Maliq tak pernah tahu bahwa dirinya masih mendengarkan

"Masalahnya, surat itu berisi rasa penyesalan wanita itu karena mengagalkan acara sakral tersebut, yang membuat Leo berpikir itu bukan alasana logis, sampai akhirnya Leo tidak pernah tidur diatas ranjangnya".

Maliq menghentikan mobilnya tepat di depan hotel tempat Jora menginap, dengan sigap Maliq turun dari balik kemudi dan membukakan pintu mobil penumpang, sambil berkata "seseorang yang sedang dekat dengan Tuan, bukankah harus diistimewakan?" ucapnya sambil tersenyum, tanpa rasa curiga sedikitpun Jora turun dari mobil, saat itu juga satu pukulan keras menghantam wajah Maliq.

"Leo!" Jora terpekik dan menutup mulutnya

"Sudah lama aku tidak berkelahi dan kau berhasil memancingku, apa yang kau lakukan?" Leo menarik kerah kemeja Maliq yang tubuhnya sempat oleng karena pukulan keras Leo,

My BOSS (Tamat)Where stories live. Discover now