BAB 14

4.4K 751 106
                                    

F o u r t e e n

- More Than A Sincere -

Warna neon yang berkedap-kedip dan hentakan musik berdentum menyatu, memberikan sensasi untuk sekadar mengikuti irama tanpa akal. Ini sudah gelas kedelapan Jungkook menyesap grey goose vodka yang disediakan bartender terus menerus, mengalir ke dalam kerongkongannya dan memberikan ketenangan bagi pria tersebut.

Pandangan Jungkook mengedar ke sekeliling menyaksikan beberapa pria dan wanita berdansa mengikuti alunan live jazz music—Once in A Blue Moon—bar yang menyuguhkan suasana intim dan romantis, tempat biasa orang-orang berkantung tebal dan memiliki nama melarikan diri dari bagian hidup yang memuakkan sebagai kaum konglomerat.

Kedua obsidiannya sudah mengerjap beberapa kali karena efek alkohol mulai mengambil alih kesadarannya. Helaan napas Jungkook pun semakin berat dan rasa gerah mulai menggerayangi tubuh tegap dengan balutan black suit tersebut. Jungkook pun membuka jasnya dan meletakkannya pada sandaran barstool tepat saat bartender pria kembali menghampirinya.

"Voulez-vous ajouter une boisson?" tanya bartender berkebangsaan Prancis tersebut menawar bilamana Jungkook ingin menambahkan kembali vodka ke dalam high ball—menyajikan spirit with mixer seperti whisky coke, vodka tonic, dan gin tonic.

"No...thank you... Sir," ucapnya kepada bartender tersebut terbata-bata. Kesadaran Jungkook benar-benar sudah di ambang batas, bahkan ia mulai berhasrat ingin berbicara di luar kesadarannya.

Decitan barstool di samping Jungkook mengalihkan atensinya. Seorang wanita yang membuat kening Jungkook berkerut karena mengalami dizziness sehingga tidak mengenalinya itu duduk sambil menatap Jungkook.

"Halo!" sapa Jungkook mengangkat tangan kanannya dan tersenyum konyol. "Sendiri?" tanyanya.

Wanita di hadapannya hanya menatap Jungkook untuk beberapa detik sebelum ia memanggil kembali si bartender untuk memberikan satu gelas slightly quirky wine—Thelema Ed's Reserve Chardonnay, karena ia tak mungkin ikut mabuk bersama Jungkook dalam keadaan seperti ini.

"Apa kamu sendiri ke sini? Kenapa tidak bersama Johnny atau Hanbin?" tanya wanita itu. Sangsi rasanya melihat Jungkook datang sendiri ke bar dengan keadaan emosional yang tak bisa dikatakan dalam skala baik-baik saja.

"Oh.. Itu..." ucapnya sambil mengangkat gelas tanpa tangkainya, mengajak wanita tersebut bersulang meski gelasnya kosong. "Aku dikejar-kejar oleh bayangan hitam, apa kamu tahu? Dia berdiri di sudut apartemen dan menuntutku karena membuat si cantik pingsan," jelasnya dan tertawa setelahnya.

Wanita itu menyesap wine miliknya dan menghela napas di sela bibir merah mudanya. Ia pun kembali berujar, "Si cantik baik-baik saja," jawabnya. "Kamu sebaiknya pulang."

"No... No... Strange lady," balas Jungkook menunjuk wanita di hadapannya dengan gelas di selipan telunjuk dan ibu jarinya. "Si cantik tidak akan mau bertemu denganku. Dan hal terburuknya adalah aku sudah masuk ke dalam blacklist The Kim."

Wanita itu menunggu Jungkook yang sedikit menggoyang-goyangkan bahunya karena alunan musik kembali mengalun dengan tempo yang kali ini lebih upbeat dari sebelumnya. The beer goggles effect—Jungkook memandang wanita di hadapannya yang tampak menarik hanya karena wanita itu menatapnya lama.

"Ceritakan padaku bagaimana perasaanmu. Kamu bisa jujur kepadaku," ucap wanita itu akhirnya.

Jungkook terdiam sambil memainkan bibir gelas yang ia letak di atas meja marmer berwarna opak tersebut. Ia sempat cegukan dua kali sebelum kembali menaruh tatapannya pada si wanita. "Aku kalah. Aku tidak bisa jauh darinya," jelas Jungkook bersungguh-sungguh.

More Than GravityOnde histórias criam vida. Descubra agora