BAB 39

3.8K 526 89
                                    

T h i r t y - N i n e

- More Than An Euphoria -

Yerim selalu seperti ini. Ia menundukkan kepalanya, berlalu lalang tanpa henti, dan menggigit kuku jarinya. Itu dilakukan Yerim setiap ia merasa gugup. Apalagi kegugupan ini disebabkan oleh sosok yang tidak Yerim sangka.

"Maunya tadi aku diam saja." Yerim berbisik di bawah deru napasnya. Ia menyesali tindakannya yang menyapa Jungkook. Seharusnya Yerim memilih pura-pura tidak melihat saat matanya menangkap Seungho dan Soobin di tepi pantai senja ini. Namun, sayangnya Yerim terlalu senang berjumpa di atas ketidaksengajaan. Tahu-tahu ia malah berakhir bertemu Jungkook.

Awalnya, bukan mau Yerim menyapa Jungkook. Hanya saja Yerim merasa tak enak hati jika mengabaikan pria itu di saat ia dengan ramahnya bertegur sapa bersama Seungho dan Soobin.

"Yerim, kamu mau bergabung makan malam dengan kami?" Soobin yang duduk di sisi ranjang bertanya.

Setelah pertemuan singkat Yerim dan Jungkook sore tadi, tentu saja Soobin langsung menemui Yerim empat mata. Meski tadi Yerim tampak biasa saja, Soobin sangat yakin wanita itu gugup, bahkan mungkin terkejut.

Yerim memandang hiasan di kuku-kuku jarinya. Ia juga tidak sampai hati menolak ajakan makan malam Seungho dan Soobin. Seandainya Yerim tidak mengabaikan perkataan Suhyun untuk menunda keberangkatan liburan mereka satu minggu, pasti sekarang Yerim pergi berlibur bersama sahabatnya itu. Sehingga tentu Yerim tidak akan segan menolak ajakan makan malam Soobin.

"Kakak yakin ini akan baik-baik saja?" tanya Yerim menatap lamat Soobin. Ia duduk di samping wanita itu dan menunggu jawaban.

Soobin sedikit tergelak. Geli mendengar pertanyaan Yerim. "Tentu saja. Kamu khawatir dengan Jungkook? Ada Seungho bersama kita. Lagi pula, Jungkook saat ini bukan dirinya tiga tahun silam. Apa kamu tidak penasaran dengan Jungkook setelah bertahun-tahun?"

Jawaban Soobin sukses membuat Yerim menggigit bibir bawahnya. Justru perubahaan Jungkook itu sendiri yang membuat Yerim semakin gugup. Melihat tadi sore saat Soobin dan Jungkook melempar candaan saja, sukses membuat Yerim tidak sangka. Bagaimana bisa seorang Jungkook yang dingin, irit bicara saat bersamanya, dan bersikap semaunya, bercanda seperti itu?

Untung Yerim bertindak seolah ia tidak terkejut dengan kehadiran Jungkook. Bahkan sampai bersusah payah memberanikan diri menyapa pria itu. Bersikap ramah seolah ia baik-baik saja dan tidak sama terkejutnya seperti Jungkook.

"Kalau begitu, Kakak duluan saja. Seungho pasti sudah menunggu." Akhirnya Yerim memutuskan, membuat Soobin hanya mengangguk kecil dan berjalan meninggalkan kamar hotel Yerim.

***

"Sudah aku bilang, dia tidak akan datang." Jungkook dengan sengaja meletakkan garpunya dengan keras. Seungho sontak mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook. "Tadi sore saja setelah aku membalas sapaannya, dia tiba-tiba berkata harus kembali ke hotel. Paling dia hanya kerasukan arwah baik mau menyapaku."

Soobin menatap Seungho, tetapi yang ditatap malah mengangkat kedua bahunya. Merasa Seungho hanya memilih diam, Soobin pun angkat bicara. "Berarti kamu sedang sial," timpal Soobin dan berusaha tertawa santai. "Ajak saja dia keluar malam ini. Kalau kamu yang memintanya langsung, pasti dia tidak akan menolak. Aku yakin."

"Tidak menolak karena dia merasa tidak enak hati untuk menolak." Lagi, Jungkook merasa tidak percaya diri. Sekarang ia menusuk-nusuk garpunya pada bistik daging di atas meja. Selera makannya hilang tak bersisa.

More Than GravityOù les histoires vivent. Découvrez maintenant