Bagian #15

13.7K 484 59
                                    

"Yang katanya ada pemotretan pagi dan mau dijemput pacar, kok masih molor aja sih," goda seorang perempuan sambil mengguncang bahu sahabat nya, yang masih setia bergelung dibawah selimut tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang katanya ada pemotretan pagi dan mau dijemput pacar, kok masih molor aja sih," goda seorang perempuan sambil mengguncang bahu sahabat nya, yang masih setia bergelung dibawah selimut tebal.

"Jam berapa sekarang?" Dengan kilat, wanita itu melempar kasar selimut nya, dan langsung mendelik kearah perempuan didepan nya.

"Jam delapan." Neina berkata santai, lalu menunjukan jam weker diatas nakas.

"Astaga, kenapa kamu tidak membangunkan ku?" Naraya memberengut kesal. Lalu menyambar ponsel yang tergeletak di atas nakas. "Hans sudah otewe, Astafirullah," lanjut perempuan itu mendelik, lalu berlari kekamar mandi. Sedangkan Neina hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya melihat kelakuan sahabat nya.

*

"Lusa kamu ada pemotretan di Indonesia kan?" Cicit Neina pelan, perempuan yang baru saja keluar dari kamar mandi itu hanya diam. "Dua tahun sudah berlalu, dan kamu tetap mau seperti ini?" lanjut Neina lirih.

"Aku... aku akan kesana," jawabnya.

"Kamu serius?" Neina tersenyum bahagia sambil mengguncang bahu sahabatnya.

"Kamu temani aku ya?" cicit perempuan itu pelan.

"Siap komandan. Lagian kita memiliki libur dua minggu di semester ini" Neina mengingatkan. Satu tahun pertama di Amerika, Naraya mendapatkan tawaran menjadi model. Hal yang tidak pernah terduga, hanya karena iseng mengikuti casting di sebuah mall, wanita dua puluh tiga tahun itu bisa menarik hati photographer hanya dengan gaya tubuhnya. Dengan uang itulah, Naraya bisa hidup dan berkuliah dengan tenang. Bahkan perempuan itu juga menjalin hubungan dengan salah satu crew photographer nya, Hansel Kalandra.

**

Perempuan itu meringis, saat pesawat yang ditumpangi nya sudah mendarat mulus di bandara Soekarno Hatta. Dua tahun memang bukan waktu yang singkat untuk sekedar menenangkan diri. Niat awal yang hanya akan menghilang beberapa saat pun berubah menjadi tahunan, seperti pengecut yang lari dari masalah.

Hal pertama yang ada dipikiranya saat menginjakan kaki kembali di kota ini adalah kenangan buruk itu, bagaimana orang-orang yang sangat disayanginya memandang perempuan itu penuh kebencian.

"Nay." Perempuan berkaca mata hitam itu terlonjak kaget, segera mendongak menatap sahabat nya yang sudah selesai mengambil koper.

"Y-u-k." Perempuan itu tergagap, dan segera merebut koper berwarna hitam yang sedang Neina pegang.

"Kamu kenapa?" Neina menatap bingung sahabat nya yang menunjukan sikap tidak biasa.
"Kamu gugup?" Pertanyaan itu sukses membuat Nara menengok dengan sorot mata yang tak terbaca.

"Aku, aku tidak apa" Suara Nara terlihat bergetar, perempuan itu mengusap kasar wajahnya yang pias.

"Kamu terlihat tidak baik-baik saja, wajahmu pucat Nay." Neina menelisik setiap jengkal wajah Nara yang terlihat tidak baik, bahkan setelah kacamata hitam itu dibuka dan menampilkan kantung mata yang begitu ketara.

FALLING IN LOVE [REPOST] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang