Bagian #24

11.3K 463 78
                                    

Aku mengumpat kasar, waktu sudah menunjukan pukul empat dini hari dan sialnya mataku tidak bisa terpejam kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mengumpat kasar, waktu sudah menunjukan pukul empat dini hari dan sialnya mataku tidak bisa terpejam kembali. Bangkit perlahan dari ranjang dan berjalan sepelan mungkin mencapai kamar sebelah.

"Karan," cicitku. Kuguncang pelan pundak nya tetapi lelaki itu sama sekali tidak bereaksi.

"Kok makan jempol sih" Aku mengerucut melihat bayiku yang sedang menghisap sebelah jempolnya, dengan pelan kulepaskan jempol mungil itu dari mulutnya. "Selamat tidur adik, semoga semua malaikat menjaga tidur kamu untuk aku"

"Nay." Aku terperanjat ketika tangan besar itu bersinggah dipundak ku. "Kamu ngapain?"

"Ha?" Ujarku linglung. "Nggak apa, cuma mau jemput kamu aja."

"Jemput kemana?" dahi nya berkerut, membuatku salah tingkah sendiri.

"Tidur disofa membuat badan sakit," Alibiku berjalan. "Jadi ayo kekamar."

"Kamu mengajak ku tidur bersama?" Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Tidur dalam artian apa?" Lanjutnya menggoda membuat wajahku seketika memerah.

"Hahahahahahahh, Kamu masih sama seperti dulu"

"Terserah, bodoamad." Aku berlalu pergi dengan perasaan jengkel luar biasa, kuabaikan gelak tawa Karan yang masih terdengar ditelingaku.

"Nay tunggu" Lelaki itu membututiku.

"Apaan sih," jengkelku ketika tarikan itu kudapatkan. "Lepas."

"Okedeh." Karan terkekeh lalu ikut berbaring diranjang. "Kamu kenapa?"

"Saya," Ujarku terhenti, kutatap wajah lelaki disampingku dengan intens. "Saya mau bertanya," Dehemku sambil membenarkan posisi berbaringku menjadi duduk bersila.

"Bertanya? silahkan." Karan menatapku serius.

"Rucika, dia siapa?" Tanyaku ragu, bayangan perempuan itu benar-benar membuat gangguan tersendiri diotakku.

"Rucika itu bunda nya Zee" Jawab Karan mantab. "Jadi kala.."

"Tidak usah dijelaskan, Saya hanya bertanya Dia itu siapa," potongku cepat.

"Kamu cemburu?" Aku menggeleng, menolak tuduhan konyol yang lelaki itu lontarkan. "Jujur aja sih," Lanjut Karan menggoda membuatku kali ini terkekeh.

"Asal Kamu tau, kesalahan yang Kamu perbuat dimasa lalu itu tidak termaafkan," getirku.

"Nay," cicit lelaki itu membuatku menggeleng.

"Jangan minta maaf lagi, karena itu hanya membuatmu sakit," tukasku.

"Malam itu Saya..."

"Saya tidak ingin tau," Gelengku sambil menutup kedua telingaku dengan tangan, mengungkit itu sama saja membuka luka lama yang bahkan  belum mengering.

FALLING IN LOVE [REPOST] Where stories live. Discover now