06

7.3K 1K 30
                                    

"Bagaimana kalau kita nonton drama saja malam ini?" Usul Indah pada kami.


"Ide yang bagus." Jawab Liya.

"Aku setuju." Jawab Dini.

Aku hanya terdiam, tidak berniat untuk menjawab atau merespon sama sekali.


Indah menyenggol lengan kananku, "Hey! Bagaimana denganmu? Kenapa diam saja?"

Pandanganku yang sedang terfokus pada pria berpakaian serba hitam yang 3 hari ini terus mengikuti kami pun teralihkan karena suara berisik dari Indah.

Hm. Sejak kapan dia tidak berisik?

Aku menatapnya, "Apa?" Tanyaku ketus.

"Apa yang sedang kau lihat?" Tanyanya yang tentu saja aku abaikan.

Aku berdecak lalu berdiri dari dudukku, "Ayo pulang." Ajakku lalu mereka mengangguk bermaksud mengiyakan ajakanku.

Setelah menempuh waktu hampir setengah jam dengan bis kota, kami pun sampai di apartement.

"Huaaah! Aku sangat lelah! Dosen tadi benar-benar gila!" Ujar Dini yang membuatku mengangguk kecil.

Aku juga merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak? Dosen yang mengisi kelas terakhir kami melebih-lebihkan jam mengajarnya. Alasannya 'biar kalian mengerti'. Cih. Seperti tidak ada waktu lain saja!

"Kalian mandilah, aku akan memasak." Ucapku sambil berlalu menuju dapur setelah menyimpan beberapa buku dan juga tasku di kamar.

"Benarkah?!" Tanya Liya cukup antusias.

Aku berdehem sebagai jawaban atas pertanyaannya.

"Apa hantu chef terkenal yang baru saja meninggal merasuki dirimu, Chanhee?" Tanya Indah diakhiri tawa lepas diikuti oleh Liya dan juga Dini.

Ck.

Mereka selalu seperti itu, berfikir bahwa aku tidak bisa memasak sebab tidak pernah melakukan hal yang wajib dilakukan untuk gadis seumuranku itu.

Aku menggidikan kedua bahuku, "Baiklah jika kalian tidak ingin memakan masakanku."

Liya memeluk lengan kananku, "Aaahh~ kami tidak mungkin melakukan itu, Chan-aa! Aku akan menghabiskan makananmu!"

"Aku jugaaa!" Seru Indah.

"Aku rasa perutku juga berkata hal yang sama, aku lapar!" Teriak Dini dari kamarnya yang penuh dengan poster bergambar Baekhyun di dalamnya.

Aku yang sudah berada di dapur tertawa kecil mendengar jawaban dari ketiga sahabatku itu.

Aku tak membalas ucapan mereka lalu memilih beralih ke arah kulkas yang berada tepat di hadapanku saat ini. Saat aku buka, ternyata isinya kosong.

"Kulkas kosong!" Teriakku.

Percayalah, aku tidak biasanya berteriak seperti ini. Ini hanya karena kemalasanku yang melonjak tajam seperti harga sembako di pasaran.

"Kulkas nya kosong?" Tanya Liya padaku yang hanya aku jawab dengan anggukan mengiyakan.

"Aku akan berbelanja kalau begitu." Lanjutnya.

Aku berdiri lalu menghampirinya, "Biar aku saja, beristirahatlah~ berikan saja uangnya padaku."

"Baiklah. Aku temani, ya?" Tawarnya.

Aku menggeleng, "Tidak perlu Liy, aku ingin sendiri."

Liya lalu mengangguk mengerti dengan keinginanku, "Baiklah, ini kartu kreditku. Beli apa saja yang kau mau dan yang kita butuhkan." Ucap Liya yang lagi-lagi hanya aku jawab dengan anggukan.

Aku tersenyum ke arah nya, "Terima kasih atas pengertianmu, aku pergi.."

Dia terlihat mengangguk dengan senyumannya, "Anytime, take care.."

-wrong-

Aku menikmati setiap langkah yang aku habiskan untuk berjalan ke arah minimarket yang biasa aku datangi, memang toko itu kecil, namanya saja minimarket. Tapi barang-barang di sana sangatlah lengkap. Bahkan aku pernah menemukan Light Stick EXO dijual di sana.

Belum jauh berjalan aku sudah merasakan seseorang mengikutiku dari belakang. Aku pun berbalik. Namun nihil, aku tidak melihat siapapun.

"Mungkin perasaanku saja." Gumamku.

Tiba-tiba tangan kekar seseorang yang sudah kupastikan seorang pria menahan tubuhku lalu membekap mulutku dengan cara yang cukup kasar.

Aku tidak tau apa yang selanjutnya terjadi tapi sebelum mataku tertutup dengan rapat, aku melihat seseorang datang menghampiriku sambil tersenyum miring.

Ah, aku salah dengan perasaanku.

Tbc.

Vomment juseyo❤
Thanks for reading!💙

What do you think about this chapter?

MISTAKEN;KAI ✅Where stories live. Discover now