31

3.7K 675 14
                                    

Kai menempatkan tubuhku di atas tempat tidur yang sebelumnya sudah ia lapisi dengan selimut.

Pria itu kembali ingin menopangku untuk naik ke atas ranjang tapi aku menahan tangan kekarnya itu.

"Aku bisa sendiri." Ucapku sambil menaiki ranjang tersebut dan duduk di sana.

Kai duduk tepat di pinggiran ranjang lalu melihat ke arahku dengan tatapannya yang sulit untuk aku deskripsikan.

"Sejak kapan?" Tanyanya padaku.

"Apa maksudmu dengan sejak kapan?" Tanyaku kembali.

"Kau seceroboh ini, sejak lahir?"

Astaga.

Aku benar-benar menyesali kejadian yang sangat memalukan tadi.

Seharusnya aku tidak berjalan keluar tadi, seharusnya aku berdiam diri di kamar saja.

"Kenapa diam?" Tanyanya lagi yang membuatku tersadar.

Aku tertunduk, "Maafkan aku."

Aku mendengar Kai menghela napasnya.

"Kau tau.. aku hampir saja pingsan ketika melihatmu tadi." Ucap Kai yang membuatku terkejut.

Pingsan?

Kai?

Kenapa?

"Kenapa?"

"Aku benci darah." Jawabnya dengan volume suara yang sedikit merendah.

Aku terdiam sambil terus menatap ke arah wajah Kai.

Aku ingin mengetahui apa alasan Kai sampai bisa membenci darah.

"Saat Herin meninggal, aku melihat seluruh darah yang keluar dari tubuhnya.. itu alasan mengapa aku benci darah," lanjut Kai seakan tau apa yang ada dalam pikiranku kemudian ia tertunduk.

Astaga!

Atmosfer macam apa ini?

Kenapa suasana nya jadi sedih seperti ini?

"Jadi itu alasanmu sampai sekarang masih belum membunuhku?" Tanyaku spontan.

Dengan cepat aku menutup mulutku.

Astaga!

Pertanyaan macam apa itu, Chanhee!

Aku melihat ke arah Kai yang tersenyum miring.

Tapi kali ini senyuman miring itu tidak terlihat seperti biasanya.

"Aku benci mengatakan ini. Tapi kau benar," jawab Kai yang membuatku terkejut.

"Entah perasaan apa yang aku rasakan saat bertemu denganmu. Jujur saja, saat melihatmu dengan si Tuan Park itu, aku benar benar semangat ingin membunuhmu saat itu juga.. itulah alasan kenapa aku menculikmu, tapi aku tidak mengerti lagi tentang sekarang.." Jelas Kai.

"Sebentar.. Tuan Park? Siapa maksudmu? Apa dugaanku benar? Kau benar-benar salah menculik orang?" Tanyaku pada Kai mendesak.

Kai hanya terdiam sambil mengalihkan pandangannya dariku.

Aish namja ini!

"Yak! Jawab aku, Kim Jong In!" Pekik ku yang membuat Kai dengan spontan melihat ke arahku.

"Bagaimana bisa kau tau-- aah, pasti Kyungsoo hyung kan? Mck!"

"Itu tidak penting! Jangan mengalihkan pembicaraan, Kai!"

"Mck! Apa yang kau inginkan?"

"Jawaban.."

"Ya,"

"Jadi--"

"Iya! Aku salah menculik targetku! Apa? Kau ingin menertawakanku? Silahkan!"

Aku terdiam.

Tertawa?

Hhh.

Dia pikir ini lucu.

Ini masalah hidup dan matiku, asal dia perlu tau!

"Kenapa diam saja?" Tanyanya.

"Kau bodoh." Jawabku santai.

"Ya.. kau benar." Balasnya terlampau santai.

Astaga! Ini bukan Kai yang biasanya suka membantah, bagaimana bisa Kai berubah seperti ini dalam waktu kurang dari semenit?

"Dan.. siapa itu Tuan Park?" Tanyaku pada Kai.

"Aku kira kau mengenalnya.. pria tua yang waktu itu bersamamu di depan apartemenmu, kau ingat? Saat aku mengantarmu--"

"Aaah! Aku ingat! Jadi yang aku lihat benar? Saat itu kau masih memperhatikanku kan?" Tanyaku lagi yang dijawab anggukan oleh Kai.

"Apa hubunganmu dengan Ayah sahabatku?" Tanyaku yang membuat Kai terkejut.

"Sahabat? Hhh. Kurasa sahabatmu itu tak perlu lagi kau sebut sahabat." Jawab Kai yang membuatku kebingungan.

Apa maksud dari pernyataan Kai?

Tbc.

Vomment juseyo❤
Thanks for reading🔥

MISTAKEN;KAI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang