Chapter 9 (Last Chapter)

14.8K 1.1K 299
                                    

-Ro’s POV-

Aku bergeser ke sebelah kiri, merasakan keningku seperti menabrak sesuatu yang lembut sekaligus keras dan juga hangat. Mau tidak mau mataku terbuka lebar. Terbangun dengan mendapati Harry tengah berbaring di sampingku dan bertelanjang dada jelas merupakan pemandangan yang baru pertama kali aku alami. Ini menyenangkan sekaligus menyesakkan pada waktu yang bersamaan.

Aku ingat jelas apa yang terjadi semalam. Dan dalam sepanjang sejarah, mungkin ini adalah pengkhianatan terbesar yang pernah aku lakukan pada Elena—aku tidur dengan kekasihnya.

Sialan aku yang terlalu dimabuk kepayang oleh si brengsek ini. Tapi aku tidak bisa marah padanya. Seberapa brengseknya dia, aku tidak bisa menyalahkannya.

“Pagi.” Harry membuka matanya. Suara paginya yang serak dan dalam membuatku ingin meleleh. Ya Tuhan...

“Kau harus segera pergi.”

“Tidak perlu terburu-buru. Rumahku hanya berjarak sepuluh meter dari rumahmu.”

Aku diam sejenak. Bukan ini yang ingin aku dengar. Gadis batinku menjerit, menarik rambutnya dengan frustasi dan kalang kabut. Mengapa Harry bisa bersikap biasa saja tanpa memikirkan Elena?

“Hey, ada apa? Kau tidak suka aku disini?” Harry bertopang tubuh di sikutnya, mengamatiku sembari membawa rambut di wajahku ke balik telinga.

“Aku hanya bingung mengapa reaksimu seperti ini.”

“Seperti apa?”

“Kau terlihat baik-baik saja. Apa kau tidak merasa bersalah?”

Dia menunduk dan menatap ke bawah, seolah-olah sedang menghitung sampai tiga sebelum ia kembali menatapku. “Ini pertama kalinya aku merasa seperti seorang bajingan. Ya, tentu aku merasa bersalah, tapi kupikir kita sudah memikirkan ini sebelumnya. Kita sudah siap menghadapi segala resiko apapun jika Elena tahu.”

“Aku tidak mau kau meninggalkannya.”

“Ro—“

“Kumohon. Berjanjilah bahwa ini adalah kesalahan terakhir yang akan kau buat.”

Keningnya mengerut cepat, bingung. “Apa maksudmu?”

Mengangkat tubuhku, aku bersender di senderan tempat tidur sembari menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangku. “Anggap ini tidak pernah terjadi. Lupakan semua yang sudah kita alami sejauh ini.”

Lalu dia diam, tubuhnya kaku. Seperti ada sesuatu yang sudah mencabut aliran syarafnya dalam sekejap. Matanya masih memandangiku, namun terlihat berpikir. Aku ragu apakah aku harus mengulang kata-kataku kembali atau tidak. Tapi disaat dia masih belum mengatakan apapun, bibirku kembali bergerak. “Harry—“

“Aku tidak mengerti. Kupikir kau mencintaiku?”

The Middle (Harry Styles - Short Story)Where stories live. Discover now