8

657 39 4
                                    

Hi, guys! Ini bukan update, cuma mau kasih tahu kalau aku bakalan bikin squel. Eciee... Sok penting banget.😂

Hari ini Sahin juga akan memberi kalian bocoran apa yang dipikirkan oleh Siana saat menerima surat-surat, biar tidak ada rahasia diantara kita..... 😹😹

Di part pertama:

'Yang selanjutnya mati adalah kalian. Untuk itu bersiaplah karena aku mengincar kalian. Jangan bodoh dengan berusaha menyelidikiku. Inilah permainan yang menyenangkan.'

Setiap huruf pertama di setiap kalimat menyusun sebuah nama 'Yuji'. Tapi, Siana malah memilih untuk menganggapnya sebuah kebetulan. Ada yang sadar?
____________________________________

Seorang pemuda memasuki sebuah tempat dengan bangunan bercat biru pudar. Dia mengangkat sebelah alisnya.

Dia menghembuskan napas berat. Dia harus terdampar ke sebuah asrama terpencil karena orang tuanya memaksanya masuk ke sekolah ini.

Dengan perasaan yang tak nyaman dia memasuki asrama itu. Dia melihat ke koridor. Siswa laki-laki maupun perempuan berbaur. Tak seperti asrama lainnya, pikirnya. Apa laki-laki sekamar dengan perempuan? Dia tertawa dalam hati.

"Alung Mahardika? Kamu siswa baru itu,'kan?" Alung mengangguk. Dia mengikuti seorang gadis yang memanggilnya itu.

"Perkenalkan, aku Anindya Riyanti. Aku adalah koordinator asrama, bisa dibilang seperti ketua osis." belum sempat Alung bertanya gadis itu sudah mempernalkan diri.

"Pak, ini siswa baru yang mendaftar kemarin." guru tua itu mengangguk mengerti. "Jadi, Alung Mahardika selamat datang di Asrama Taruna Muda. Semoga senang berada di sini." senyum yang janggal pikir Alung.

Kini Alung tengah mengitari lingkungan asrama. Dia masih bersama Anin. "Kenapa di sini, anak-anak dengan mudah bergabung dengan lawan jenis?" Anin terkekeh.

"Ini asrama yang bebas. Tidak seperti pesantren dan sejenisnya. Bebas bukan berarti jelek. Di sini setiap siswa diperbolehkan bermain asal  tidak kelewat batas." Alung mengerti.

"Oh ya, Alung. Aku hanya akan memberi tahu padamu... Di sini ada sebuah cerita lama. Sudah 10 tahun yang lalu. Ceritanya dulu ada sebuah permainan bernama Hide or Die." Alung mengangkat sebelah alisnya.

"Apa itu hanya cerita lama?" Anin menggeleng. "Itu benar. Bahkan, makam dari mereka masih ada di sini. Karena jika kau sudah masuk ke asrama ini, berarti orang tuamu sudah memberikan hidup dan matimu ke asrama. Itu sudah ada dalam perjanjian." Alung membelalak.

"Jadi, bersiaplah untuk bersenang-senang." Anin tersenyum manis. Alung menelan salivanya susah.
____________________________________

Hide or Die [COMPLETED]Where stories live. Discover now