Mitos

5K 401 16
                                    

Laras diantar Romo, Ibu dan kakangnya ke Keraton Solo. Tiga minggu lagi jumenengan. Di Keraton, bersama dengan penari-penari lain Laras akan latihan, menyesuaikan dengan gamelan yang dimiliki Keraton.

Sesampainya mereka di halaman belakang tembok Keraton dimana rumah-rumah yang ada merupakan rumah abdi dalem Keraton, Romo dan Ibunya pamit pulang. Menitipkan putrinya ke salah satu abdi dalem. Romo dan ibunya menunggang kuda yang sama. Sedangkan kakangnya berkuda sendiri. Laras berangkat menunggang kuda bersama kakangnya.

"Ati-ati ya nduk Laras. Ibu dan Romo akan kesini pas acara Jumenengannya. Kamu harus tampil dengan benar mengingat ini acara sakral".

"Iya ibu, mohon doanya. Romo, kakang..." Laras memohon restu dari Ibu, Romo dan kakangnya. Kemudian melihat ketiganya beringsut menjauh bersama kuda yang ditunggangi.

"Kesini nduk*, bibi tunjukkan dimana kamu menginap nanti. Latihannya dimulai besok pagi jam tujuh. Sore atau malem ini nduk Laras bisa melihat-lihat dan kenalan dengan penari-penari lain" abdi dalem atau bibi emban menjelaskan.

"Iya bi, terimakasih" Laras berjalan mengikuti bibi abdi dalem yang menuntunnya ke penginapan malam ini dan tiga minggu yang akan datang.

Laras masuk ke dalam pendopo salah satu rumah dikomplek abdi dalem. Laras diantar ke dalam ruangan yang cukup luas. Ada beberapa dipan yang berjajar. 'Mungkin ini tempat tidur para penari' Laras membatin. Belum ada penari yang datang. Ada lima belas penari yang akan latihan, Laras mendapat informasi itu dari bibi emban. Tentu yang tampil hanya sembilan dari ke limabelas itu. Laras masih berharap tidak tampil menjadi penari. Tapi dia sudah disini, amat disayangkan jika dia tidak memberikan yang terbaik. Terutama untuk Romo dan Ibunya.

 Terutama untuk Romo dan Ibunya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-irat-bambu-mesin-pengolah-bambu/

Menjelang sore, para calon penari sudah datang. Namun jumlah mereka hanya lima orang. Laras diberitahu kembali bahwa penari lainnya berasal dari dalem Keraton, putri-putri abdi dalem. Mereka tidak bergabung di rumah pedopo yang disediakan, karena rumah mereka sudah ada di dalam komplek Keraton. Mereka akan bertemu di latihan esok hari.

Keempat putri yang bersama dengan Laras berasal dari Kadipaten dibawah Kasunanan Surakarta, Boyolali, Salatiga dan Sukoharjo. Laras berkenalan dengan keempatnya. Mengenai wajah dan perawakan semua penari yang dipilih sepertinya hampir sama. Kulit kuning langsat, perawakan tinggi semampai. Meski tidak tinggal di dalam komplek Keraton namun dari perawakannya dapat dicirikan bahwa mereka memiliki darah Keraton.

Pagi hari kelimabelas penari berkumpul di ruang pendopo di bangsal Keputren. Jarak penginapan Laras ke bangsal Keputren tidak terlalu jauh hanya berjalan empat ratus meter melewati gerbang belakang Keraton.

Sebelum latihan menari dimulai. Pelatih tari yang adalah selir Raja sendiri, gusti ayu Wardani memperkenalkan diri. Terutama pada kelima gadis yang berasal dari luar Keraton. Laras membatin 'gusti ayu cantik sekali meski usianya sudah seusia ibunya'.

Tarian Sukmo Sejati [ End ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora