- 17 -

5.5K 475 47
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuFemNaru
Rated : T
Genre : Romance, drama, hurt
Warning : FemNaru, typo (s) bertebaran

Happy Reading!!!

"Baiklah teman-teman! Kita pecahkan misteri ini.. Bersama!!"
.
.
Mansion Namikaze (14.15)
.
.
Sudah seperempat jam Naruto dan para Akatsuki bergelut dengan tugas mereka.

Yaa.. Naruto, Kisame, Kakuzu, dan Gaara masih setia dengan laptop dan notebook milik mereka.

Sementara Konan dan Hidan sedang menyibukkan diri, dengan susahnya untuk mencari informasi dari warga setempat.

Lalu, Pain dan Sasori. Mereka berdua masih teliti untuk mencari barang bukti di tempat kejadian.

Dan, Deidara. Dia tengah berada di rooftop sebuah gedung yang mana menjadi tempat dia untuk memata-matai seseorang.

"Bagaimana? Sudah kau temukan, Zuke?" tanya Minato dengan sebuah cangkir kopi di tangan kanannya, disusul dengan seorang maid dibelakangnya yang membawa nampan penuh cangkir kopi.

Zuke a.k.a Naruto hanya melirik sekilas pada Minato, pandangannya masih terfokus pada layar laptop, dan mengacuhkan Minato.

"Ini, minumlah. Kopi bisa menjadi energi untukmu" ujar Minato seraya meletakkan secangkir kopi di samping Naruto, tepat di samping laptopnya.

"Maaf, tapi aku tidak suka kopi" jawab Naruto dengan mata yang masih terfokus pada layar laptop.

"Oh, baiklah. Kau meningingatkanku pada.."

"Pada?"

"Tak apa, lupakan saja. Itu tidak penting"

'Kau benar-benar tak mau mengingatku, ayah' - Naruto

'Aku hanya tak mau mengungkit tentangnya, tentang dia dimasa lalu. Dan tentang keturunannya dimasa kini' - Minato
.
.
.
Pain Loccation
.
.
.
"Bagaimana? Apakah masih ada barang yang bisa kau temukan?" tanya seorang pria bersurai orange lalu mengambil kaca pembesarnya.

"Kurasa, ini yang terakhir" ujar Sasori seraya memperlihatkan separuh hatiku.. Authornya ngawurr.

Sasori memperlihatkan separuh kayu dari dekat jendela. Bukannya mengapa, tapi ada setitik darah yang entah punya siapa.. Apa mungkin Naruko? Entahlah.

"Bagus, mungkin saatnya kita.."

Tak Tak

Pain terlonjak kaget setelah sebuah bunga jatuh dari jendela, entah siapa yang menaruhnya disitu. Karena orang itu telah lari, sebelum Pain mengejar.
.
.
.
Konan Loccation
.
.
.
Tak jauh berbeda dengan Pain.

Konan juga mendapati sebuah bunga mawar yang sengaja dijatuhkan oleh pria berbusana serba hitam.

And.. Wait...!!

"Pria itu bermata hijau Hidan! Seperti yang Kyuubi katakan!" Mendengar itu Hidan langsung berlari sekencang mungkin untuk mengejar pria serba hitam dengan mata hijau itu.

Sedangkan Konan masih memandangi mawar itu.

'Apa maksudnya?'
.
.
.
Deidara Loccation
.
.
.
"Ugh, sh*t"

Deidara mengumpat karena untuk kedua kalinya, tembakannya meleset.

Seorang perampok.

Deidara mencoba membantu seorang wanita, walaupun dari kejauhan.

Dorr!!

Tembakan Deidara tidak meleset, tapi..

Dia salah sasaran..

Dia menembak seorang pria serba hitam dengan dua mawar yang sekarang penuh darah ditangannya.

Sementara itu, Deidara menyempatkan untuk mengawasi seseorang yang benar-benar mirip dengan..

"Hidann..!!"
.
.
.
Skip Time
.
.
.
Sekarang, para Akatsuki kembali berkumpul setelah kejadian 'aneh' yang menimpa satu per satu dari mereka.

"Lalu, bagaimana denganmu Deidara? Apa kau berhasil menembaknya?" tanya Naruto.

"Sudah, tapi.. Seorang penembak jitu, yang pastinya selain aku. Menembakkan sebuah racun, entahlah, sebuah obat tidur?"

"Mungkin lebih tepatnya sebuah benda yang bisa membuat Deidara pingsan dengan satu tembakan"

Deidara menutupi wajah mahalnya itu dengan tangan kekar karena tak bisa menahan malu, bayangkan saja.. Seorang penembak jitu Akatsuki pingsan dengan satu tembakan. Mau ditaruh mana wajah mereka?

"Baik, setelah kejadian 'bunga mawar' kini ada lagi kejadian pingsan-pingsanan"

"Sungguh, diluar dugaan. Mengapa kita bisa sebodoh ini?!"

"Siapa yang bodoh?" tanya seorang pria dengan gagahnya di ambang pintu utama.

"Sasukee..!!" Kushina teriak lalu berlari dan menangis di pundak Sasuke.

"Hiks.. Hiks.. Naruko belum ditemukan.. Hiks" Sasuke hanya bisa diam dan menatap Naruto yang masih setia bersama topeng rubahnya itu.

"Hiks.. Seorang pria bermata hijau menculiknya.. Hiks.. Bagaimana jika Naruko di bunuh?!" jeda sejenak ".. INI SEMUA KARENA DIAA!!! DIA TAK BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENYELAMATKAN ANAKKU, NARUKO!!!" teriak Kushina seraya menunjuk-nunjuk Naruto dengan tidak sopannya.

"Kushina!! Hentikan!!!" bentak Minato lalu memijat pelipisnya.
Sungguh, Minato merindukan keluarganya yang dulu. Tanpa ada Naruto, juga tanpa ada Kushina.

"Aku hanya ingin tenang di dunia ini"






TBC

Maafkeun jika pendekk!!

Huhu.. Buku-buku tugas yang laknat menumpuk, apalagi nyicil buat kelulusan.

Hehe.. Maklum kelas 3.

Tapi belom pada tehek, ehm.. Maksudnya belum pada tau kalo author sekolah tingkat apa yekan?

Author itu kelas 3 ***.

Hehe.. Akhir-akhir ini kadang ada mood buat jadi writter, kadang readers, kadang juga mood buat ikut CC.

(Cover contest ma bro)

Kalo kalian-kalian semua tau ada CC yang buka gitu, tolong kasih tau author. Yaa.. Please ♦_♦

(Entah itu emot apaan)

Author juga rada bingung napa akhir-akhir ini rating votenya berkurang.

Apa harus di kasih target yaa? *licikguenya*

And, sebenernya udah nulis sampe beberapa chap, buat cadangan lah. Tapi, chapnya beberapa kehapus juga *shiteu* but that's okay bro..

Byee, hehe..^^

Keep writing Keep smile on your face

Don't like Don't read

Love Getting HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang