Part 12 : The Moment

537 84 1
                                    

"kenapa kau berlari?" seulgi menghampiri jimin yang duduk dibangku taman dengan membawa 2 kaleng minuman

"kau membuatku ketakutan noona"

"aku serius itu memang fakta. Minumlah dulu kau pasti haus"

"aku lebih baik tidak tau daripada tau yang sebenarnya"

"tempat itu tempat bermainmu saat kau menjadi arwah,tidak perlu takut"

"bagaimana mungkin aku bermain di tempat semengerikan itu?"

"mana aku tau,kau selalu disana bermain bersama mahluk lain. Disini juga tempat favoritku,kita sering makan bersama disini" mengingatnya saja membuat seulgi sedih

"aku jadi merasa bersalah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja noona?"


🐻🐻🐻🐻

Seulgi tentu tidak akan menolak permintaan jimin. Mereka mengunjungi beberapa tempat perbelanjaan. Jimin membelikan banyak baju dan aksesoris untuk seulgi kenakan.

"jim sudah cukup,kenapa kau membeli banyak sekali pakaian dan aksesoris untukku?"

"tak apa noona,kau pasti cantik mengenakan itu"

"kau bisa saja. Ayo pulang,sudah malam"

"sebentar noona"

Jimin masuk kedalam kopi shop membeli minuman untuk mereka. Seulgi menunggu dibagian luar kopi shop tersebut,malam ini angin berhembus cukup kencang. Untung saja seulgi mengenakan jaket yang cukup tebal,ia sudah mengantisipasi karna diponselnya ramalan cuaca hari ini hujan angin.

"ini noona" jimin memberikan 1 gelas kopi hangat

"terimakasih"

Mereka berdua berjalan menuju halte bus yang letaknya lumayan jauh. Hembusan angin yang cukup kencang dan dingin membuat seulgi sedikit menggigil. Ia menempelkan kedua tangannya pada kopi hangat ya lumayan membantu

"apa noona kedinginan?"

"ya,sedikit. Malam ini dingin sekali"

Jimin tersenyum lembut,ia menarik salah satu tangan seulgi dan menggenggamnnya erat. Jantung seulgi berdebar tidak karuan. Mereka berjalan bergandengan tangan sampai ke halte bus.

"kapan bisnya datang ya. Ini sudah mulai gerimis"

"jangan khawatir noona,duduklah" seulgi duduk disebelah jimin,jujur saja seulgi sedikit canggung karena tadi jimin menggenggam tangannya begitu erat

"apa kau tidak akan dimarahi kalau pulang malam-malam?"

"aku sudah izin pada appa untuk berjalan-jalan denganmu"

"hmm bagus kalau begitu"

"Maaf ya noona,aku mengajakmu jalan-jalan tanpa membawa kendaraan. Mungkin ini menyulitkanmu"

"tak masalah jimin,aku malah berterima kasih padamu karna sudah membelikan baju dan aksesoris sampai tasku penuh"

"anggap saja itu hadiah untukmu. Aku sebenarnya sudah bisa menyetir,tapi aku belum punya sim. Kalau aku berhasil mendapatkan sim,noona adalah orang pertama yang aku ajak jalan-jalan"

"baiklah,aku akan tagih janjimu"

Hujan turun semakin deras,suara petir menggelegar dengan kilatnya yang menyeramkan.

"hujan semakin deras,tapi bus belum juga datang"

"biasanya bus hanya datang di jam-jam tertentu. Aku akan check jadwal kedatangan di halte ini" jimin membuka ponsel barunya dan memeriksa jadwal kedatangan bus

"pantas saja. Bus baru datang ke halte ini sekitar 2 jam lagi. Halte ini jarang dilewati bus,karna jarang ada penumpang menunggi dihalte ini" lanjut jimin

"yasudah terpaksa kita tunggu disini"

Jimin menatap wajah seulgi yang terlihat lelah dan mengantuk. Perlahan jimin mendekati seulgi,ia merangkul pundak seulgi yang otomatis membuat si empunya terkejut.

"noona pasti mengantuk dan juga kedinginan. Noona akan aman disampingku" jimim tersenyum lembut dan dengan sengaja ia menempelkan kepalanya dan kepala seulgi.

Sedingin apapun cuacanya malam ini,seulgi merasa hangat sekarang. Gejolak didalam hatinya,perlakuan,dan rangkulan jimin membuat rasa dingin tak lagi seulgi rasakan. Diam-diam seulgi tersenyum. Perlahan seulgi menjauhkan kepalanya dari jimin,ia menyeruput kopi hangatnya yang tinggal satu tegukan lagi.

Jimin menatap seulgi,entah kenapa pandangan jimin hanya tertuju pada seulgi. Gadis yang lebih tua darinya itu begitu menggemaskan. Jimin melihat bekas latte yang menempel di bibir atas seulgi.

"kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya seulgi heran

Jimin hanya tersenyum,perlahan ia mendekatkan wajahnya pada seulgi yang diam terpaku. Jimin mengecup bibir seulgi untuk menghilangkan bekas kopi yang menempel di atas bibirnya. Kecupan itu berubah menjadi lumatan-lumatan lembut,seulgipun hanyut terbawa suasana. Bahkan cuaca hujan yang dingin seakan mendukung untuk menambah kesan romantis diantara mereka.

Perlahan seulgi mendorong tubuh jimin untuk menyudahi kecupannya. Jimin menatap seulgi dalam,tatapan itu begitu seulgi rindukan.

"maafkan aku noona,aku terbawa suasana" jimin berdiri dan memberi hormat sebagai tanda permintaan maaf

"alasan saja. Santai saja jimin,jangan canggung seperti itu" seulgi terkekah melihat sikap jimin yang canggung

"maafkan aku noona"

Seulgi menatap jimin yang menunduk malu. Ia kembali mengenang masa-masa saat jimin masih menjadi arwah. Jimin versi manusia dan versi arwah benar-benar berbeda. Saat menjadi arwah jimin benar-benar menyusahkan seulgi.

Dia selalu mengikuti kemanapun seulgi pergi,selalu minta banyak dibuatkan makanan dan sifat jimin lainnya yang menyebalkan. Ini berbanding terbalik dengan jimin versi manusia. Jimin sopan,lembut,dan baik.

"noona maaf"

"yaampun jimin kenapa kau selalu meminta maaf"

"aku melupakan sesuatu"

"apa?"

"harusnya aku menghubungi appa saja,asisten appa akan menjemput kita disini"

"kenapa tidak dari tadi jimin?" seulgi mengacak-acak rambutnya kesal

"maaf noona"


Update cepet gaes👐 jangan lupa ya votementnya😚
-XOXO-

Spirited AwayTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon