Kepingan Enam [Part 2]

1.8K 121 22
                                    

Rishi berjalan terhuyung-huyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rishi berjalan terhuyung-huyung. Matanya setengah berat dan kepalanya masih agak pening. Jujur dia setengah kesal, lantaran sepuluh menit yang lalu Petty membangunkannya, padahal dia masih ingin bernostalgia di atas kasur. Alhasil dengan roman muka yang setengah kantuk, Rishi menuju rental kendaraan. Sesuai perintah Petty, pagi ini dia harus berhasil membawa pulang satu buah motor untuk memenuhi tugas ketujuh yang dimandatkan.

Melewati arah timur desa, tujuan Rishi adalah jalan utama desa. Pria itu hendak menuju rumah panjang bergarasi besar. Rumah inilah rental kendaraan. Garasinya hanya dipagari dengan kawat yang dianyam mirip jaring, sehingga Rishi dapat melihat jelas kendaraan-kendaraan yang berjajar di dalamnya.

Rishi mendekati pagar. Dia menemukan gembok yang masih tergantung. Sepertinya ini terlalu pagi. Akh! Rishi mengepalkan tangan kesal, lalu bersungut, "Petty, sepagi ini kau menyuruhku kemari?"

Pria itu menyandarkan punggung di pagar. Dia memutuskan menunggu demi menunaikan tugas ketujuh yang diemban. Lagi pula jika pulang dengan tangan kosong Petty bakal menyuruhnya balik lagi. Pria itu menengadah kepala ke langit. Sinar mentari langsung menerpa wajah. Rishi tiba-tiba teringat dengan rumah, biasanya pagi-pagi begini Petty sudah membunyikan alat-alat dapur. Dari kamarnya, dia dapat mendengar air yang jatuh dari keran wastafel, bunyi ikan yang digoreng, serta suara tumis sayur dari dalam wajan. Sial mendadak bau ikan goreng dan tumis kangkung menyeruak di hidung. Rishi menahan perut yang spontan mengeluarkan musik keroncong. "Lapar," desis Rishi.

Empat puluh lima menit selanjutnya, seorang pria berusia sekitar 30-an membuka gembok pagar. Beliau menyilakan Rishi masuk.

Pemilik rental membawa Rishi ke deretan mobil. Di garasi ini, hanya terdapat tiga buah mobil, avanza, honda jazz, dan satu jip. Di samping deretan mobil terdapat beberapa motor. Rishi berdiri di tengah baris yang memisahkan deretan mobil dan motor.

"Berapa harga sewa motor untuk sejam?" tanya Rishi.

"Sejamnya 50 ribu," jelas pemilik rental.

Alis Rishi hampir bertemu, mahal juga.

"Tapi kami memberikan diskon untuk pelanggan yang menyewa setengah hari atau seharian."

"Berapa itu?"

"Kalau setengah hari cuman 200 ribu. Jika seharian hanya 350 ribu. Saran saya, jika Nyong* ingin lebih hemat, Nyong bisa pertimbangkan dua tawaran tadi."

Rishi garuk-garuk kepala. Dia yakin pemilik rental sedang merayunya. Pria itu kemudian meraba saku. Megambil uang pemberian Petty. Setelah dihitung ternyata 500 ribu, lebih dari cukup.

Pria itu kemudian pindah ke deretan mobil. Tepat di depan honda jazz. "Kalau mobil?

"Mobil sejamnya 75 ribu. Setengah hari 300 ribu. Kalau seharian 450 ribu."

Rishi mengetuk-ngetuk tangannya di atas kap mobil. Dia membandingkan harga dan kenyamanan antara motor dan mobil. Setengah menit kemudian, dia mencetuskan pilihan. "Aku sewa mobil saja."

Hello You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang