12 - The Accusation

4.5K 977 142
                                    

Sebuah Tuduhan



.


.


.


.

Ada sesuatu dalam mata Taehyung yang membuat Hoseok mempercayainya, dan air mata yang turun ke pipi Taehyung malam itu menegaskannya.

Hyung, i―ini memang terdengar tidak masuk akal,” Taehyung memberitahunya dengan suara seperti tersedak lendir di tenggorokan. Terdengar getir keraguan dalam nadanya, seakan dia sendiri bahkan tidak yakin dengan ucapannya sendiri.

“Taehyung-ie,” Hoseok menelan ludah dengan gugup. “Tenang dulu. Sepertinya aku mulai percaya padamu, tapi aku perlu tahu ….”

“Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, Hyung!” Taehyung memotong cepat. Dia mendongakkan wajah sedikit untuk menghapus jejak basah di pipi menggunakan punggung tangan, membiarkan sinar lampu di atas kepalanya mengecup kulit dan membuat Hoseok menahan napas melihat sepasang mata Taehyung yang tampak bengkak. “Semua itu―mimpiku, kecelakaan yang kualami, dan peristiwa beberapa minggu lalu yang melibatkan insiden dorm―terlihat berhubungan. Aku tak tahu mengapa hal-hal demikian menuntunku pada semacam kesimpulan seperti itu.” Taehyung kelihatannya sangat frustasi dan kehilangan kendali atas dirinya. Dia gemetar dan menangis, seakan ketakutan dan kemarahan yang meliputinya sepanjang hari ini telah meledak.

Hoseok ingin sekali memberitahukan pada Taehyung bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa barangkali mimpi yang dialaminya memang terkesan nyata. Namun, bukan berarti hal itu menjadi jawaban atas persoalan yang mereka alami sebab semuanya masih berbentuk kemungkinan-kemungkinan. Melihat jemari Taehyung yang tak bisa berhenti gemetar di balik kain piyamanya mengingatkan Hoseok betapa tak berdayanya dirinya, betapa payah dirinya yang tidak memiliki apapun untuk mengurai misteri dibalik semua ini.

Dia tidak bisa menjamin apapun untuk keselamatan Taehyung, bahkan dirinya sekalipun.

Sebab itulah, saat ini penjelasan dari Taehyung barangkali menjadi satu-satunya petunjuk yang bisa Hoseok andalkan.

“Aku tahu, Tae. Aku tahu,” kata Hoseok dengan hati-hati. “Kau bisa menceritakan padaku pelan-pelan. Aku akan mendengarkan.”

Taehyung menutup matanya seolah tengah menyusun penjelasan secara sederhana pada Hoseok. Kemudian setelah memastikan dirinya tenang, dia berkata dengan pelan, “Hyung, entah bagaimana, firasat yang kurasakan begitu kuat. Aku bisa memberitahumu beberapa kesamaan tentang dua sosok itu.”

Hoseok merespon dengan gumaman lirih, lalu Taehyung melanjutkan setelah mengusap hidungnya. “Kumulai dari jalan masuk yang dipakainya menyelinap. Menurutku, orang yang kukejar kemarin pasti bertubuh kecil, atau paling tidak dia cukup kurus untuk keluar masuk ruangan melalui celah jendela yang sempit.”

Hoseok mengangguk samar. “Ya. Kau bilang dia menyelinap lewat jendela di tempat parkir,” katanya. “Sekarang, apa yang membuatmu berpikir dia adalah orang yang sama dengan yang membobol dorm kita?”

Hyung, ingatkah kau dengan kata-kata manajer Kim?” Taehyung bertanya. “Stalker yang membobol dorm kita tidak terlalu bodoh untuk membiarkan dirinya terekam CCTV jalan yang dipasang di depan dorm, sebab kenyataannya dia memang tidak lewat sana. Kemana kau pikir dia lewat?”

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐁𝐓𝐒 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang