16 - The Investigation [2]

4.2K 949 362
                                    

PART 2

Pengusutan

.

.

.

Melewati pagar tinggi yang dibuka dengan bunyi kerit melengking, berjalan di sepanjang lahan berkerikil yang berbunyi di bawah kakinya, manajer Sejin masuk dengan tergesa ke halaman dorm. Jaket yang dikenakannya dinaikkan ke atas kepala untuk melindunginya dari hunjaman hujan. Kilat tiba-tiba menyambar ketika manajer Sejin sampai di teras; spontan menutup telinganya. Dia bergegas menekan bel, menunggu sebentar, kemudian wajah Taehyung muncul dari celah pintu.

"Ayo, ayo, cepat masuk dulu," kata manajer Sejin dengan gigi bergemeletuk karena dingin. Didorongnya Taehyung hingga pemuda itu ikut terseret ke dalam bersama dirinya.

Pintu menutup di belakangnya. Setelah meletakkan sepatunya di rak, manajer Sejin menuju ruang tamu yang berbatasan dengan dapur. Dia melihat Yoongi tengah bersantai di sofa sambil menonton siaran berita, sementara Jimin sedang menyeruput semangkuk sup di meja makan di dapur di sebelahnya.

"Bagaimana keadaanmu, Jim?" tanya manajer Sejin sembari duduk di dekat Yoongi dan melepas jaketnya.

Jimin menyahut dengan mulut penuh, kelihatan sangat sehat dan jauh lebih semangat daripada tadi. "Luar biasa," katanya.

Taehyung membuka lemari es, mengambil sekotak susu dan menuang isinya ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Jimin. Hubungan keduanya membaik setelah Yoongi dengan murah hati mengungkapkan segala hal yang selama ini membeban di benaknya. Tetapi Yoongi seperti tidak mau mengakui apa yang baru saja telah terjadi di antara mereka. Meski demikian, Taehyung dan Jimin tahu tentang alasan di balik sikapnya; ini persoalan tipikal Yoongi yang cenderung suka menyembunyikan segala macam bentuk perhatian, jadi mereka membijaki kenyataan itu dengan sepakat untuk tidak membahasnya lagi.

"Hyung-nim mendapat giliran jaga dorm?" Taehyung bertanya selagi menarik mundur kursi di sebelah Jimin dan duduk di atasnya. "Kukira Hyung-nim akan menelepon dan menyuruhku menemani Jimin di sini, sementara Yoongi Hyung kembali pergi latihan bersama yang lain."

"Enak saja," Yoongi menyahut tanpa repot-repot berpaling dari reporter wanita di televisi yang sedang membacakan laporan berita. "Jimin biar kujaga. Taehyung kan punya banyak masalah dengan gerakannya. Latihan saja sana sampai mampus."

"Hyung, apa maksudmu bicara begi―"

"Sudah cukup kalian berdua," potong manajer Sejin dengan tampang gundah. "Aku hendak mengajak Taehyung pergi untuk mencari keterangan di gedung pertunjukan mengenai kasus kecelakaannya―surat perintahnya sudah kudapatkan. Dan kau, Yoongi," melirik Yoongi dengan tajam, "Kau akan kuantar kembali ke agensi untuk latihan bersama yang lain. Jimin akan ditemani oleh staf yang bergiliran jaga hari ini."

Yoongi langsung berpaling dari televisi dan memandang Hyung-nim-nya dengan dahi berkerut kecewa. "Kenapa harus Taehyung?" katanya dengan semacam erangan tidak terima. Sulit sekali menerima keputusan tentang latihan rutinnya yang harus diikuti kembali.

"Taehyung yang tahu kronologi kejadiannya," kata manajer Sejin selagi sibuk merogoh saku di bagian belakang celananya untuk mengeluarkan ponsel. Jemarinya menari sebentar di monitornya sebelum beringsut melirik Yoongi. "Dia masih ingat tempat-tempat dan situasi yang terjadi sebelum kecelakaan. Kemungkinan dia akan berguna saat ikut nanti."

Sementara Yoongi hanya menanggapi alasan itu dengan dengusan pelan. Ingin sekali mencoba menawar, tapi terlampau sadar kalau usahanya pasti sia-sia. Dia sudah mengenal manajer Sejin terlalu lama sehingga dia cukup tahu bentakan seperti apa yang akan dia dapatkan kalau mencoba membantahnya.

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐁𝐓𝐒 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang