29 - The Ending

7K 955 371
                                    

Sebuah Akhir

.

.

.

Taehyung terbangun karena suara batuk pelan yang menembus kesadarannya dalam pengaruh obat. Saat dia membuka matanya lagi, seberkas terik matahari yang menyelinap melalui tirai dari sisi ruangan menyapanya. Seseorang menggenggam tangannya. Taehyung mencoba untuk melihat, namun ketika dia menoleh, sengatan tajam seperti ditusuk ribuan jarum di rusuknya menjalar sampai ke tulang belakang. Tanpa sadar dia mengerang dan membuat genggaman di tangannya tersentak.

Hyung,” kata seorang laki-laki. Rupanya Taehyung tak perlu memaksakan diri untuk melihat, sebab dia sudah bisa menebak siapa orangnya. Sudah tentu ini Jungkook.

Hyung, syukurlah. Apa kau bisa melihatku?” Jungkook sekali lagi bertanya. Dalam cahaya terang, kulit wajahnya begitu pucat, malah terlihat sakit. Matanya merah dan kelopaknya sedikit bergetar saat Jungkook menatap Taehyung tanpa sekalipun berkedip.

Taehyung mengangguk, lalu tanpa sadar bibirnya berucap ketika melihat Jungkook yang begitu kepayahan. “Kau baik-baik saja, Kook?”

“Seharusnya aku yang bertanya tentang keadaanmu, Hyung,” Jungkook mengulas senyum tipis. Dia tampak jauh lebih tertekan ketika mengatakannya, tapi siapa yang tidak kacau saat ini? “Bagaimana perasaanmu sekarang? Merasa lebih baik?” tanyanya.

“Tidak bisa lebih baik dari ini,” kata Taehyung, kemudian tangannya bergerak ke dada untuk memeriksa sesuatu. Ada benjolan perban yang terbalut di sana. Taehyung berasumsi inilah luka yang membuat dirinya ditelan oleh candu morfin berkali-kali. Tidak apa-apa, dia menenangkan dirinya. Semuanya sudah berlalu. Peristiwa itu tidak akan pernah kembali lagi.

“Sudah berapa lama aku di sini, Kook?” tanya Taehyung.

Hyung tidak sadar selama empat hari,” ujar Jungkook. “Kata dokter, benturan di dadamu membuat memar yang parah sehingga rusukmu retak.”

“Syukurlah,” Taehyung berbisik.

Jungkook menyipitkan matanya. Dia menatap Taehyung yang tampaknya masih terpengaruh obat bius. Kejadian itu mungkin saja menimbulkan trauma dalam benak Taehyung, akan tetapi pemuda itu malah bersikap seakan semuanya hanya mimpi buruk yang sudah berlalu dan tidak perlu dicemaskan. “Kenapa Hyung bicara begitu?” Jungkook bertanya.

“Sebab aku harus mengucap syukur karena masih hidup,” jawab Taehyung, mengulas senyum miring.

Dia mendesah saat harum bunga yang manis menerpa penciumannya dan tampak sedikit terkejut dengan apa yang didapat kala menyapu pandang di ruang rawatnya. Bunga-bunga dari berbagai jenis ditata sedemikian rupa di atas nakas, berjejer di meja dan ada lebih banyak tumpukan di atas sofa. Semuanya mekar dan tampak indah, berkilau di bawah cahaya matahari yang merekah. Jungkook melihat hal itu dan mengatakan bahwa bunga-bunga itu adalah kiriman dari orang-orang yang merindukan dirinya, yang menantinya untuk bangun setelah lolos dari insiden.

“Media ramai sekali dengan berita itu, Hyung.” Jungkook memulai setelah membiarkan Taehyung membisu cukup lama.

“Koran-koran dan pakar berita memutuskan ini menjadi kasus nomor satu yang membuat Yangju menjadi sorotan nasional. Kepolisian berhasil menyingkap hubungan di antara konspirasi ajaran sesat dan misteri penculikan yang selama satu tahun ini terjebak di jalan buntu,” jelas Jungkook. Dia menatap Taehyung yang tengah memandangnya serius dan melanjutkan, “Setelah kejadian itu, seluruh agensi di Korea mulai menindaktegasi hukum-hukum yang mengatur tentang keselamatan idol, sebab mereka tidak ingin kejadian buruk yang sama menimpa idol mereka. Selama ini sudah banyak dari para artis yang menjengukmu, Hyung. Tetapi kau tidak bangun-bangun juga. Kau tahu betapa gelisahnya kami semua menantimu untuk cepat sadar.”

𝐓𝐇𝐄 𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐁𝐓𝐒 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang