6

281 65 1
                                    

Day – 23

"Apa kalian bertengkar?"

Aku dikejutkan oleh sebuah suara lembut di belakangku, ternyata Ibu Yoongi datang menghampiriku disaat aku sedang mendengarkan musik malam itu di belakang rumahnya.

"Ah.. Sepertinya.. aku juga tidak mengerti."

Ia memposisikan dirinya di sebelahku.

"Mau bercerita padaku?"

Akhirnya aku bercerita semua yang kami lalui hari itu, bahkan sampai pada rencana awal kami untuk menipu kedua orang dewasa dirumah.

"Hoseok-ah, maafkan Yoongi yang menjadi kacau seperti ini."

"Dulu, ia termasuk seorang yang sangat ceria, penyayang, dan selalu menunjukan sisi lembutnya. Namun memang semua tidak dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Kepergian Taehyung dan Jungkook begitu tiba-tiba baginya."

"Kalau boleh tau, sudah berapa lama?"

Ibunya tersenyum pahit, "Sudah 2 tahun. Dan Yoongi selalu menyalahkan dirinya. Karena ia yang tertua dan merasa bertanggung jawab terhadap keduanya."

"Apa.. yang terjadi?"

"Kalau untuk itu, Yoongilah yang berhak bercerita padamu. Segeralah baikan dengannya. Ayahmu sudah menyewa penginapan baru di Geochang, kalian akan pindah besok pagi."

Aku mengangguk. Kemarin malam, ayah sudah bilang padaku akan pergi dari rumah ini dan pindah sementara ke Geochang. Kakak Yoongi akan segera kembali kerumah dengan sang Ayah yang bekerja di Seoul, dan kami tidak bisa tinggal terus menerus dirumah Yoongi. Hingga akhirnya ayah menemukan tempat yang cocok untuk kami tinggal disana.

Itu berarti, aku akan berpisah dengan Yoongi?

Perkataan Ibu Yoongi ada benarnya, jika ia memang tidak menginginkanku, ijinkan aku minta maaf untuk yang kemarin dan menjauh darinya dengan benar. Setidaknya aku sudah melalukan hal benar.

Aku baru saja hendak mengetuk pintu kamarnya saat tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan menunjukan sosok yang selalu menghindariku selama beberapa hari terakhir.

"Mau apa?"

Tidak, ia kembali menjadi sosok yang menyeramkan seperti awal bertemu.

"Maafkan aku hyung, kalau aku bicara tanpa arah beberapa hari lalu. Kau benar, aku memang tidak tau apa-apa tenatangmu."

"Memang."

"Aku.. Aku akan pergi, Ayah sudah menemukan tempat di Geochang. Kau.. tidak perlu terganggu lagi denganku."

Ia hanya diam, menatap mataku dengan sorot mata yang tidak aku kenali sebelumnya. Apa aku yang salah menilainya selama ini? Memagng 23 hari bukan waktu yang tepat untuk memutuskan aku sudah mengenal orang itu tapi.. entahlah. Dia orang yang sangat rumit.

"Pergilah, semoga sukses."

Dan malam itu, adalah malam terakhir aku bertemu dengannya untuk beberapa waktu.

Our Last Summer || SOPE [COMPLETED]Where stories live. Discover now