1

22.4K 1.8K 146
                                    


Halooo. Ketemu lagi sama cerita ini. Ada yang ingat? Makasih lho kalo masih inget. Jadi ada sebagian yang aku revisi di cerita ini. Nggak banyak kok tapi mungkin agak berbeda duikittt hahahaha.

Cerita ini juga aku post di karyakarsa. Di sana ada 6 part gratis. Untuk selanjutnya berbayar ya hehehe. Di Playstore belum ada.

Happy reading sista😘😘

🍁🍁🍁

Di balik jendela kaca salah satu unit flat di pinggiran kota Sydney, wanita yang usianya berkepala dua itu bersedekap dengan muram. Meskipun ia sudah terbiasa dengan kesendirian selama lima tahun ini, tak ayal sedih kerap menghinggapinya. Hiruk-pikuk jalan raya seolah tak mampu menghiburnya jika kenangan akan mamanya datang. Wanita yang penuh kasih dan senyuman, tak sekalipun mamanya membentak dirinya. Kinara benar-benar menyayangi wanita ayu itu. Saat-saat itu lah bagi Kinara merupakan saat paling bahagia. Namun, semuanya berubah ketika papanya membawa pulang seorang wanita bersama dua orang anaknya. Rumah yang damai, penuh tawa berubah menjadi tempat yang ia takuti.

Mengingat semua itu dadanya sesak karena terus dipenuhi kepedihan. Sungguh menyedihkan, seperti sekarang ini contohnya, ia sendiri di negeri orang dan terbuang dari keluarga. Terkadang Kinara menyesali keputusannya. Seandainya ia kuat menahan sakit yang terus menerus papanya lemparkan pada dirinya, mungkin dirinya masih bisa melihat senyum Papanya. Namun, mampukah dirinya bertahan di tengah kebencian itu?

Tidak! Ia tak mau berandai-andai, enggan menyesali keputusannya. Biar saja seperti ini sendiri berteman sepi serta terasing tapi ia bisa hidup dengan tenang daripada bersama mereka, orang-orang yang selalu mencemoohnya, mencibir, dan menghujat dirinya. Mengingat hal itu, ini adalah keputusan nekat yang berani ia ambil dengan meninggalkan rumah penuh kebencian.

Sydney! The Harbour city. Saat ia menginjakkan kaki di bandara udara internasional Kingsford Smith, Kinara tahu kehidupannya akan berubah. Bukan tanpa tujuan ia memilih negara ini sebab Kinara mempunyai teman di sini. Diana-teman sewaktu SMA yang lebih dulu kemari untuk menimba ilmu dan bekerja-membantunya menyiapkan syarat-syarat dan apa saja yang harus ia lakukan untuk mendapatkan visa kerja.

Dengan bantuan Diana pula, Kinara mendapatkan flat dengan sewa murah meskipun terletak di pinggiran kota. Baginya tidak masalah selama transportasi ada, tempatnya bersih, dan lingkungan aman. Di sini pula ia bertemu dengan Lusy dan Meggy. Mereka menawari Kinara pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih, kebetulan tempat mereka bekerja sedang kekurang tenaga. Kinara menerimanya, ia tidak ingin terlalu pilih-pilih pekerjaan, terpenting baginya bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhannya seharihari.

Meskipun ia mempunyai tabungan tapi dirinya tidak bisa mengandalkan tabungan itu. Sebenarnya ia bisa saja menjual perhiasan yang mamanya berikan tapi ia tidak akan pernah menjualnya karena itu satu-satunya kenang-kenangan untuknya. Dari itu ia harus berhemat, kalau tidak ingin terusir dari sini, ia bahkan berusaha agar bisa menyisihkan sebagian dari gajinya.

Lamunannya pecah saat handphone miliknya berbunyi. Siapa yang menelpon malam-malam begini? Dia menghampiri kasur lalu meraih benda itu.

"Ya Lusy?"

"...."

"Ok! Aku akan bilang Andrew."

"....."

"Take care!"

Kinara meletakkan kembali ponselnya di meja kemudian naik ke tempat tidur. Tidak sengaja manik matanya menangkap pigura foto Mamanya. Dia mengambil foto itu, diusapnya lapisan kaca itu. Matanya berkaca-kaca, sungguh dia merindukan mamanya.

Waiting For Love (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang