Fourth Day b. Secret

2K 253 10
                                    

Fourth Day b. Secret

At night
Apartemen Sasuke

Sasuke menatap sekelilingnya dengan tatapan sayu. Ia baru terbangun beberapa menit yang lalu dan kegelapan kamar yang hanya di terangi oleh lampu di meja nakaslah yang menyapa pandangan matanya pertama kali. Rasanya ia baru tidur beberapa jam yang lalu dan kini langit di balik tirai yang terbuka telah begitu gelap dan dipenuhi bintang. Diusap wajahnya pelan. Mencoba menghilangkan rasa lelah yang masih saja dirasakannya tak peduli pada berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk tidur. Sudah lama rasanya sejak terakhir kali ia bertingkah seperti ini. Bersikap seperti orang linglung yang terlalu buta akan arah dan tujuan.

Manik matanya kembali memandang sekeliling kamarnya mencari sesuatu yang entah apa. Sasuke ingat bahwa pemuda itu pasti masih ada di sini, pemuda pirang yang entah bagaimana membuatnya bisa seperti ini. Sungguh masih jelas di pikirannya bagaimana pemuda itu membawanya masuk ke kamar, memaksanya untuk berbaring di ranjang, dan terus mengelus kepalanya hingga kelopak matanya terasa sangat berat. Hembusan napas berat kembali ia hembuskan malam itu. Terlalu banyak hal yang terjadi hingga rasanya kepala terlalu sakit untuk memikirkannya di saat yang bersamaan.

Sasuke segera bangkit berdiri, beranjak dari tempat tidur empuknya menuju sebuah pintu bercat putih di ujung ruangan. Temaram lampu langsung menyapa manik matanya, membutakan matanya sesaat sebelum seorang pemuda berambut pirang yang sedang duduk santai di atas sofa tersenyum ke arahnya.

"Kau sudah bangun, Sasuke?"

Dengan langkah kecil Naruto berjalan mendekat ke arah Sasuke, menariknya perlahan dan membawa Sasuke yang masih terdiam untuk duduk bersamanya di ruang santai. Sasuke hanya bisa menurut, membiarkan pemuda pirang itu mendorong tubuhnya untuk duduk bersandar pada sandaran sofa di belakangnya.

"Duduklah, akan kusiapkan makan malam untukmu." Sasuke hanya bisa kembali diam ketika Naruto beranjak pergi meninggalkannya. Entah apa yang terjadi, rasanya saat ini pikiran warasnya entah hilang kemana. Membiarkannya menurut begitu saja pada Naruto yang kini tengah sibuk dengan kare yang sedang ia hangatkan di dapur.

Ia tahu ada yang aneh dengan situasi ini, ada yang salah dengan waktu dan keadaan yang begitu memaksa. Terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan aneh yang berputar dalam kepalanya saat ini. Sasuke tahu jika Naruto telah mendengar bahkan melihat pertengkarannya pagi tadi dengan Itachi. Lalu apa-apaan dengan reaksinya itu, ia memang tak mengharapkan Naruto akan histeris atau apa pun itu, hanya saja ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya berpikir jika Naruto sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi.

Lagi-lagi bermacam spekulasi aneh berputar di kepalanya. Sasuke masih terus terdiam menatap dinding bercat putih di hadapannya sampai sebuah tangan dengan jemari lentik nan mungil memegang pundaknya. Naruto sudah duduk di sebelahnya dengan segelas teh yang ia letakkan di atas meja di hadapan Sasuke. Senyum manis kembali ia perlihatkan walau Sasuke hanya diam menatap.

“Apa kau sudah mengetahuinya?" Suara Sasuke terdengar begitu pelan walau masih dapat didengar oleh Naruto. Hanya senyum simpul yang kini Naruto berikan, ia mengangguk pelan menjawab pertanyaan yang Sasuke tujukan padanya.

Dapat ia lihat keterkejutan di manik mata sekelam malam itu, walau sekilas dan langsung tergantikan oleh tatapan dingin seperti yang pertama kali Naruto lihat saat mereka pertama bertemu. Rasanya sesuatu tengah menggelitik perut Sasuke saat ini, spekulasi buruk seakan sudah terbukti kebenarannya dan membayangi pemikirannya.

"Aku adalah malaikat, kau ingat?" Senyum lebar itu pun langsung terkembang. Dipamerkan dengan begitu jelas hingga kelopak mata berlapis kulit sewarna karamel itu terpejam sempurna. "Apa kau masih belum mempercayainya?"

Seven DaysNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ