BAB 1

8.5K 728 117
                                    



Sebab Jungkook hanya bisa mengulum pahit ketika semua kebenaran yang dia cari sudah berada dalam genggamannya.


Kim Taehyung─ 31 Desember 1995;


Dalam satu sorot mata yang menyendu Jungkook gulirkan mata, membaca kata demi kata yang tercetak begitu rapi dalam lembar-lembar bisu yang sungguh membuat risau hatinya.


Jungkook menghela nafas yang entah bagaimana terasa begitu berat, hatinya yang lega itu terbungkam oleh pahit yang membuat kelu seluruh lidah. Dia tak lagi tahu apa yang bisa dilakukan. Atau lebih tepatnya apa yang dia pilih saat sahabatnya sendiri berkata jika dia sudah mengikat orang yang dicintainya─yang sialnya dia adalah orang yang sama yang membawa hatinya merindu sejak bertahun-tahun lamanya. Orang yang sama yang dicarinya bertahun-tahun terakhir, yang sukses membuat Jungkook nyaris gila hanya karena tak bisa berhenti memikirkannya.


'Apa yang akan kau lakukan jika orang yang selama ini kau cari sudah memiliki orang lain yang lebih dia cintai?'


Tiba-tiba ingatan itu terulang, ingatan ditahun terakhir dia serta Namjoon membahas tentang cinta pertama Jungkook yang dicarinya di kota sebesar Seoul. Bagaimana jika Taehyung sudah memiliki orang lain, yang lebih dicintainya, yang lebih bisa membuatnya tersenyum bahagia, yang bisa menggantikan dirinya jauh lebih baik.


Jungkook akan tetap mencintainya?


Ya, dulu. Tiga tahun lalu Jungkook menjawab pertanyaan Namjoon dengan begitu lugas dengan jawaban itu. Jawaban yang entah disadarinya atau tidak menjadi sebuah doa yang dikabulkan oleh Tuhan. Karena takdir membawanya kembali, membawanya kembali bertemu dengan keadaan yang cukup membuat Jungkook tersenyum melihatnya. Namun, berada disamping sahabat yang begitu berharga baginya.




[][][]




Detik-detik dimana tawa itu hadir, bersama orang lain yang juga cukup berharga baginya membuat ternggorokan Jungkook seolah tercekat. Dengan mata sendu diam-diam Jungkook menyimpan tawa itu. Tawa dari seseorang bernama Kim Taehyung yang sekarang tengah duduk bersama Namjoon, dengan begitu nyaman.


Tawa yang dulu hanya untuknya, dari Kim Taehyung yang sama yang tak tahu jika dirinya masih ada.


"Hei, Jungkook. Apa yang kau lakukan? Kau membuat Taehyungtak nyaman dengan wajah keruhmu itu."


Jungkook mengangkat alisnya, tersenyum sekilas pada Namjoon sebelum berdiri. "akan ku beritahu jadwal pertemuan kita selanjutnya setelah aku selesai dengan urusanku."


Namjoon balas tersenyum, "Kau mencarinya lagi?"


Menggeleng perlahan, Jungkook hanya menggumam sebelum mengemas lembar-lembar lirik ditangannya kedalam tas. "Aku hanya ada urusan."


Setelahnya, Jungkook berdiri. Menatap sekilas wajah Taehyung yang menghangatkan relung hatinya dengan ajaib bersamaan dengan rasa sakit yang menderu hatinya.


Begitu banyak waktu yang telah terlewat, begitu banyak kejadianpun ikut terlewat. Namun, nayatanya semua itu taklantas membuat rindu-rindu pergi. Mereka tetap bertahan disana, pada satu nama yang pada akhirnya masihlah tak dapat dia gapai semudah mengucap doa.




[][][]




Jingga itu membiaskan bayangnya, bayang yang tersembunyi dari balik sosok tinggi Namjoon yang tampak begitu bahagia. Lantas, saat mata itu menatapnya. Sengatan kecil tiba-tiba menyentak syaraf Jungkook. Membuatnya sukses membeku seketika sebelum─


"Ah, perkenalkan. Dia Jeon Jungkook. Sahabatku sekaligus orang yang akan membuat lagu untuk debut Taehyung tahun ini." Namjoon memuulai prakanya. Lantas disusul oleh suara yang sejak dulu itu selalu sama menjatuhkan kewarasannya hingga mencapai dasar. Taehyung, Taehyung yang berhasil menawan hati sahabatnya. Dia Kim Taehyung...


"Salam kenal Jungkook-shi, aku Kim Taehyung, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Kim Taehyung yang sama, si bodoh yang selalu saja membuatnya kebingunan.


Karena di mata indah itu Jungkook sudah tak ada, karena hanya dengan melihat mata itu Jungkook telah mengerti apa yang terjadi. Semuanya, semua yang Eunha katakan tentang dirinya yang telah mati bagi Taehyung. Menyangkal? Tentu, Jungkook bisa menyangkalnya dan memberitahu yang sebenarnya. Hanya saja. Ketika dia harus menjadi orang ketiga untuk dua orang yang begitu dia sayangi...


Apa dia harus egois?


Untuknya?


Untuk semua penantiannya?




[][][]

SUARA [KOOKV] ✅Where stories live. Discover now