BAB 11

2.6K 385 165
                                    




Lunglai, Taehyung mundur perlahan. Pada pintu mahoni yang tampak kokoh menjulang dihadapan, tangan Taehyung bergetar penuh harapan. Dia tak akan lagi mencari alasan untuk gentar sebab rindu itu telah meniti pada limit batas kewarasan. Mengabaikan dingin yang menyelimuti tubuhnya yang basah kuyup karena hujan yang segaja ia terjang. Amat sangat pelan, tangannya terangkat ke udara untuk mengetuk.


Mencoba mengubah takdir yang telah carut-marut, mencoba meraih cinta yang hilang ditengah jalan, mencoba menyingkirkan ego yang terkadang menjadi kian tak masuk akal.


"Tae─" karena Jungkook akan selamanya menjadi satu-satunya tempat dia bersandar. "Apa yang terjadi?" cukup hanya dengan satu pelukan, cukup hanya dengan satu pertanyaan. Taehyung tak ingin ada begitu banyak alasan kembali menjadi penghalang.


"Kenapa kau bodoh sekali?! Kenapa kau begitu bodoh..." tangis itu memaparkan segala yang teredam, membuat seulas senyum lega Jungkook hadir untuk setiap pukulan tak seberapa Taehyung didadanya yang terasa begitu bahagia. "Aku menunggumu begitu lama, aku selalu menunggu─"


"Maaf.." karena harusnya dia tak bersikap seperti pengecut, seharusnya dia tak menyerah begitu saja, seharusnya dia tetap menggapai Taehyung bagaimanapun juga. "Maaf untuk segalanya."


Hanya tangis yang kemudian berbaur bersama lega yang kini membumbung bersama bau petichor. Merebak bersama bahagia yang tengah mengukung keduanya, membawa lengan hangat Jungkook terulur mendekap tubuh Taehyung yang tak dia sadari tengah menggigil dihadapannya.


Jika, mereka memang ditakdirkan bersama selamanya. Maka, tak akan ada satupun penghalang yang dapat merubahnya. Rindu-rindu yang hadir, yang menunggu keduanya, yang terpaksa terkubur dalam dan terluka dalam kurun waktu bersamaan. Semua hal itu akan selalu berakhir indah pada waktunya. Berlabuh pada hati yang memang telah tertetapkan, dan akan selalu kembali walaupun takdir menentangnya.



[][][]




Terlambat, Namjoon hanya tahu dia telah terlalu terlambat dan tak bisa mundur untuk menyerah seberapapun kecil rasa yang Taehyung miliki untuknya. Karena terlalu banyak hal, terlalu banyak alasan untuk membuat Namjoon ketakutan kehilangannya. Saat Taehyung tertawa untuk orang lain, saat dia termenung seorang diri dalam studio, saat dia tampak begitu sedih saat menerima lamarannya. Namjoon mengetahui segala hal yang coba Taehyung sembunyikan. Dia mengerti dengan begitu banyak. Namun, sekali lagi dia sama sekali tak menemukan satu alasan untuk menyerah. Untuk mempersilahkan hatinya terluka, untuk mengizinkan nama lain hadir dalam semua impian semu nya. Hingga akhirnya, Namjoon benar-benar kehilangan.


Semua mimpi buruk itu kini tengah menyapanya, tertawa bersama hening yang tak ubahnya seperci cemooh baginya.


Pecundang sepertinya, dia hanya pecundang yang mencoba mendapatkan hati Taehyung dengan berbagai cara. Karena dia terlalu jatuh, terlalu tersesat dan terlanjur mencintai pemuda itu dengan segenap nyawanya.

SUARA [KOOKV] ✅Where stories live. Discover now