Pure: Lima

3.2K 285 2
                                    

Happy reading~~~





Jaejoong mengunyah keripik kentang pemberian luhan, mengabaikan yunho yang cemberut karena perintah pria bertubuh bak dewa yunani itu di abaikan olehnya.

Kriuk kriuk~~~

Suara keripik yang di kunyah kasar oleh Jaejoong menjadi melodi menyebalkan di dalam kamar hotel tempat dimana yunho menginap selama di gwangju, Yunho mengusap tengkuknya kasar, kesal karena ajakannya untuk kembali ke seoul di tolak jaejoong mentah-mentah.

Yunho mendengus kesal, ia tidak tahu bahwa Jaejoong ternyata keras kepala. Jaejoong melirik sekilas kearah yunho sebelum kembali pada kegiatannya mengunyah keripik.

" sampai kapan kau akan marah-marah seperti seorang wanita yang sedang datang bulan " cibir Jaejoong tanpa menatap kearah Yunho, matanya terpusat pada majalah fashion di atas pangkuannya.

Yunho menaikkan satu alisnya, bertambah kesal dengan cibiran jaejoong yang menyamakannya seperti wanita yang datang bulan, kucing nakalnya harus di beri sedikit pelajaran.

" kalau begitu kau harus ikut aku kembali ke seoul, disini tidak aman. Lagi pula tidak ada siapapun disini yang akan menjagamu jika aku kembali ke seoul sendirian." Lagi, Yunho mencoba membujuk jaejoong yang sangat keras kepala.

" tidak mau, aku bisa meminta bantuan senghyun jika aku dalam bahaya atau kesulitan." Sahut jaejoong enteng, ia tidak mau kehilangan pekerjaannya sebagai pelayan di toko bunga, oh Jaejoong sangat menyukai pekerjaannya.

Seperti bensin yang di berikan sedikit api, amarah yunho bertambah berkobar parah. " kau menyukai pria sipit itu eoh ?" Ia mengguncang tubuh mungil Jaejoong.

Plaak~~~

Tanpa berperasaan Jaejoong menggeplak kepala Yunho dengan sangat keras, pria malang itu menjerit kesakitan, tenaga jaejoong cukup besar.

" kau akan membuatku jadi pria idiot jika sering memukul kepalaku kucing nakal."

" aku bukan kucing, dasar pria mata sipit " sungut jaejoong tidak terima. Yunho segera menjauh saat jaejoong akan memukul nya kembali.

" aku pria tampan, dasar kucing genit."

Buaakk~~

Jaejoong melempar majalah fashion yang tadi di bacanya, untung saja gerakan Yunho cukup gesit sampai ia terhindar dari majalah sialan itu.

" keluar dari kamarku !"

" ini kamarku kalau kau ingat"

Jaejoong berdiri, berjalan hendak keluar dari kamar hotel yunho.

Yunho memeluk tubuh mungil Jaejoong, mengunci pergerakan wanita dalam pelukannya. " jangan marah, tidak baik untuk perkembangan bayi kita, arra."

Jaejoong tersenyum saat yunho menyebut janin dalam perutnya dengan bayi kita, oh yunho memang pria lembut jika kau tidak sadar Kim.

Jaejoong menghadap pria yang di pujanya, memasang senyum polos nya. " kalau begitu biarkan aku tinggal di gwangju sampai bayi kita lahir, kau bisa menemuiku setiap minggu, ayolah yun..." Jaejoong melancarkan rayuannya, mengedip polos seperti anak balita yang meminta mainan.

Yunho menggendong Jaejoong seperti anak koala menuju ranjang, menjatuhkan wanita cantik itu yang semakin cantik sejak hamil. Menindih tubuh mungil jaejoong tanpa menekan perut wanitanya. " dengarkan aku sayang, kau sedang hamil dan berencana tinggal sendiri di gwangju tanpa ada yang mengawasimu, hamil itu bukan perkara mudah, bagaimana jika tengah malam kau menginginkan sesuatu dan aku tidak ada di sampingmu hmm ?" Yunho tidak bosan membujuk Jaejoong yang keras kepala melebihi batu.

PUREWhere stories live. Discover now