Chapter 13. All I Ask

972 108 61
                                    


Malam ini Pha merasa gelisah, bukan karena hasil pemeriksaan akhir Forth yang keluar 4 hari lalu buruk, hasilnya bagus, sangat bagus dan hasil pemeriksaan ulangan pun bagus, tidak ada masalah, hanya saja seperti yang dikatakannya sendiri pada Forth bahwa mereka akan segera pulang ke Thailand membuat hati Pha tidak tenang, mereka sudah mempersiapkan segala hal untuk segera pulang, dan besok jam 9 pagi mereka akan bertolak kembali ke Thailand, 'Akhirnya semua selesai, semua kebahagiaan semu yang kurasakan selama 3,5 bulan ini, akan segera berakhir', batin Pha, bukannya tidak bahagia dengan kesembuhan Forth, karena kesembuhan Forth adalah hal yang paling berharga untuknya, tapi hal itu juga yang akan membuat Pha kehilangan Forth, karena Forth pasti akan segera kembali ke pelukan beam, ya Forth telah bertekad memperjuangkan cinta mereka, Pha menekan dadanya perlahan, dia melangkah menuju balkon ruang VIP lantai dua yang dia dan Forth tinggali selama mereka di pusat riset milik keluarganya, angin berhembus kencang, rasa dingin menembus pakaian tipis yang Pha gunakan, dia mengigil tapi tidak dipedulikannya perasaan itu, rasanya hatinya lebih dingin daripada angin yang berhembus membekukan itu. Disandarkannya badannya kearah pagar balkon dan melihat kearah depan, gelap dan dingin.
Sepasang tangan memasangkan jaket dibadannya dari belakang, diikuti dengan pelukan dibahunya, "Kenapa berdiri disini dengan pakaian setipis ini, kau akan sakit nanti", suara bariton yang sangat dia cintai itu terdengar dekat di telinganya, Pha menoleh dan didapatinya sebentuk wajah tampan dekat dengan wajahnya sedang menatap kearah depan, "Aku tak akan mati karena angin ini", kata Pha sedikit tajam, 'Ya aku tak akan mati karena angin ini, aku akan mati bila kehilanganmu', lanjut Pha dalam hati, wajah tampan itu menoleh, menatap tajam kearah bola mata Pha, "Aku yang akan mati bila kau sampai sakit Pha, aku  tak akan sanggup bila harus melihatmu sakit, aku sungguh tak ingin kau sakit", suara itu membuat hati Pha seperti tertusuk duri, 'kalau begitu jangan kembali pada Beam, tetaplah bersamaku', batin Pha menjerit, tapi tak ada yang terucap sama sekali, Pha hanya mengerjapkan kedua matanya berusaha menghalau air bening yang akan keluar dari kedua matanya, "Pha, aku pasti akan menjagamu, apapun yang terjadi, aku akan melindungimu", suara Forth terdengar disela-sela desah nafasnya, Pha membalikkan tubuhnya, sekarang kedua makhluk jangkung itu berhadapan, "Jangan berjanji sesuatu yang takkan bisa kau tepati Forth", suara Pha terdengar sedikit keras, "Aku tak pernah mengingkari apa yang sudah aku katakan", Forth menatap tepat kearah mata Pha, mereka berdua bertahan saling menatap untuk beberapa lama, sebelum Pha akhirnya mengalihkan tatapannya, "Kalau begitu bisakah... bisakah kau.....mem...berikan hatimu padaku", suara Pha lirih, akhirnya terucap kata-kata yang terpendam begitu lama di hatinya, Pha menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah tampan didepannya, hatinya berdebar keras, penolakan seperti apa yang akan Forth lakukan dan Pha menunggu saat itu, tapi sosok didepannya hanya diam tak bergerak tak bersuara, beberapa detik yang seperti selamanya, akhirnya saat sosok itu mengambil nafas panjang, Pha mengepalkan tangannya erat, 'ini saatnya aku harus menerima kenyataan', batin Pha nyeri, "Maafkan aku, untuk yang satu itu, aku tak bisa Pha, hatiku telah kuberikan pada Beam, tapi meski begitu, jika kau memintaku untuk selalu disampingmu, aku akan melakukannya", bisik Forth ditelinga Pha, "Tanpa hatimu, berarti tanpa cintamu?", Balas Pha pelan, "Cintaku untukmu berbeda dengan cintaku untuk Beam, tapi percayalah perasaan itu tulus dan murni", Pha menarik nafas, "Kenapa kau berbohong Forth?", Forth mendekatkan wajahnya ke wajah Pha, "tataplah mataku Pha, katakan apakah aku berbohong padamu", Pha menatap manik hitam legam Forth, disana ada bayangannya, dimata jernih dan berkilau tajam itu, "Untuk apa, kau bersamaku bila hatimu untuk Beam?", Tanya Pha dengan rasa sakit dihatinya, Forth meraih tengkuk Pha lembut, ditariknya wajah Pha kearahnya, perlahan kedua wajah itu mendekat, dan Forth mencium bibir Pha, lembut, sangat lembut tanpa tuntutan, tanpa paksaan, hanya sebuah ciuman yang benar-benar lembut, badan Pha tiba-tiba menggigil bukan karena kedinginan tapi karena rasa nyaman yang menyebar dari sentuhan bibir Forth yang membuat jantungnya bergetar, kedua mata mereka tertutup, menikmati sentuhan lembut itu, sampai akhirnya baik Forth maupun Pha menarik ciuman dari bibir mereka, "Jangan bertanya lagi tentang hatiku, seandainya aku mempunyai 2 hati, satu pasti akan kuberikan padamu", Forth menarik tangan Pha masuk kedalam ruangan kamar mereka, udara diluar benar-benar terasa dingin.
Forth duduk sambil merapatkan punggungnya di sandaran ranjang, memandang Pha yang masih berdiri melihat keluar jendela, "Adakah penyesalan di dalam hatimu Forth?", Pha bertanya pelan, "Penyesalan untuk apa, pha?", Pemuda itu balik bertanya, "Kau menciumku, sedangkan kau masih mencintainya",
"Aku tidak menyesalinya Pha, maafkan aku mungkin kau yang akan menyesal karenanya", Forth menghembuskan nafas perlahan, "Aku ini jahat padamu ya, karena aku tak bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan", Forth berkata sambil memandang Pha, perlahan Pha duduk disebelah Forth , "Aku yang salah, seharusnya rasa ini aku simpan tanpa ada yang mengetahuinya", Pha memandang wajah Forth, 'Hanya kau yang sangat mengerti aku, dan untukku kau pasti akan melakukan apapun asalkan aku tak meminta hatimu', Pha menarik nafas kali ini dia ingin mengatakan apa yang ada dalam hatinya, "Forth, bisakah,...bisakah untuk malam ini saja, aku tidur dalam pelukanmu?", Forth mengangguk ditariknya Pha hingga dia duduk diantara kakinya, Forth menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang, sedangkan Pha duduk didepannya dan menyandarkan badannya di dada Forth, tangan Forth melingkari pinggang Pha memeluknya dari belakang, "Seandainya bisa seperti ini selamanya aku akan bahagia Forth,...tapi bila hanya bisa untuk semalam ini saja, kumohon jangan lepaskan pelukanmu walau hanya sedetik", Forth mencium pucuk kepala Pha dengan penuh kasih sayang, "Apapun yang kau mau Pha, malam ini, aku akan memelukmu sampai pagi, dan aku tak akan melepaskan pelukanku", janji Forth.
Pha menikmati pelukan lelaki yang dicintainya itu, bila ini adalah malam terakhirnya bersama Forth, dia ingin mengingat setiap detik kebahagiaan yang dia rasakan, sebelum dia kehilangan semuanya, Pha bahkan tak yakin bisa mencintai orang lain seperti cintanya pada Forth, tapi dia mengerti, sangat mengerti, dia mengerti cinta Forth pada Beam, sama seperti cintanya pada Forth, cinta yang tak tergantikan.

-----------------------------------------------------------

Updateeeee 😊😊😊

Chapter ini memang hanya pendek

Chapter berikutnya mungkin chapter terakhir, semoga masih tertarik untuk mengikuti na 😘

Terima kasih voment nya

Khob Kun kha 🙏

GoodbyeWhere stories live. Discover now