Chapter 16. I Have Questions

935 101 27
                                    


Disebuah rumah mungil namun indah, dua sosok orang sedang berdiri di tengah ruang keluarga, tampak sedang memperdebatkan sesuatu.
"Ayah, Beam mohon, batalkan pertunangan ini, Beam tidak bisa mencintai Prae". Suara Beam memohon.
"Dan kau akan bersama lelaki itu? Itukah keinginanmu?"
Beam mengangguk, "Aku mencintainya ayah, aku akan buktikan bahwa kami berdua akan bahagia".
"Beam, ayah sudah lelah harus mengatakan kepadamu, kau harus memiliki keluarga yang utuh, bukan seperti ini".
"Ayah, ijinkan aku untuk bahagia, hanya dengan Forth, aku akan bahagia".

Ayah Beam menatap pemuda manis itu, "Selama ini, kau tidak bahagia? Jadi ini semua kesalahanku, tidak bisa membuatmu bahagia sehingga kau mencarinya pada diri lelaki itu?"
Beam menggeleng, "Ayah, bukan itu maksudku, aku bahagia bersama ayah, selama ini ayah menjagaku, memberikan kasih sayang, dan aku berterimakasih ayah", Beam menarik nafas panjang, "Tapi ini lain, ini cinta yang lain ayah, aku sungguh tidak menyangka, aku akan mencintai Forth, dan sejak hatiku menerima kenyataan bahwa aku mencintai seorang lelaki, hatiku lega, aku bahagia".

Ayah Beam menarik nafas, "Beam, bila pilihanmu ingin bersama dengan lelaki itu, lupakan ayahmu ini, anggap saja kita tidak pernah punya hubungan apapun, ayah akan melepaskanmu".
Lelaki setengah baya yang tiba-tiba saja tampak menua itu berbalik meninggalkan pemuda yang termangu mendengarkan kata-kata sang ayah, dipandanginya langkah kaki tertatih sang ayah yang nampak begitu berat.
'Ayah, apakah kau benar-benar membenciku, apakah kau tidak ingin aku bahagia, apakah hubunganku dengan Forth begitu memalukan sampai kau tidak bisa menerimanya?'
Beam jatuh terduduk, lantai yang dingin tak sedingin hatinya yang mulai membeku.

"Beam, besok kita akan bertunangan". Suara Prae manja sambil memeluk lengan Beam.
Beam menarik nafas berat sambil tersenyum tipis.
"Prae, apakah kau yakin tetap akan melakukannya, kau tahu aku tidak bisa mencintaimu". Beam mendesah perlahan, "Aku tidak ingin kau kecewa Prae, aku mengatakannya sekarang agar kau tidak salah membuat keputusan".
Prae tersenyum, "Aku akan membuatmu mencintaiku".
'Sesungguhnya aku tak perduli kau mencintaiku atau tidak', yang terpenting untukku adalah Forth menderita karena berpisah denganmu' batin Prae senang.

"Dan bila aku tetap tidak bisa?" Balas Beam.
Prae tertawa kecil, gadis itu memeluk Beam lebih erat, "Kau harus lebih mengenalku Beam, aku selalu mendapatkan apa yang kumau".
Beam menatap gadis itu penuh tanya, tapi gadis itu tidak menjawab hanya tersenyum.
'Ya, aku selalu mendapatkan apa yang kumau sebelum aku bertemu dengan Forth, hanya dia yang menolak kemauanku, dan membuatku menderita dan malu, sekarang akan kubalas semua tindakannya dulu'. Gadis itu tersenyum puas membayangkan apa yang akan dia lakukan pada seorang pemuda yang dulu pernah membuatnya menderita.

Drrrt....drrrt....
Sebuah pesan dari orang tak dikenal terpampang dilayar hp Forth, pemuda itu terlihat berpikir tapi dia tetap tidak bisa menebak siapa yang mengiriminya pesan itu. Forth melihat jam di pergelangan tangannya, 3 jam lagi dari permintaan orang ini untuk bertemu, 'Sebaiknya aku datang lebih awal ke lokasi yang dimintanya, kalau saja dia tidak menyebut nama Beam, aku tak perduli dengan permintaannya ini', Forth mengangguk pelan dan berjalan menuju motor kesayangannya.
Dengan cepat dipacunya motor hitamnya itu, perjalanan ke tempat yang ditujunya akan memakan waktu lebih dari 2.5 jam.

Forth berdiri dengan sabar, diliriknya jam tangan di pergelangan kirinya, masih 20 menit dari waktu yang dijanjikan, pemuda itu menunggu ditempat yang agak jauh dan terlindung, dia ingin mengetahui lebih dahulu siapa orang yang telah menghubunginya dan menyebutkan nama Beam yang membuat Forth tertarik dan setuju untuk bertemu ditempat ini.
Sambil melihat sekitarnya, sekilas ingatan pemuda itu merasa tempat ini tidak begitu asing baginya dan menguatkan perasaan tidak nyaman yang dirasakannya sejak Forth datang ke tempat ini.
Perasaan yang membuat dia ingin segera meninggalkan tempat ini, Forth berusaha mengingat apa yang pernah terjadi tapi seperti ada yang menghalangi ingatan tersebut, Forth menggelengkan kepalanya, merasakan sedikit pusing, membuat Forth akhirnya mengabaikan keinginannya untuk mengingat apakah memang pernah terjadi sesuatu padanya dulu ditempat ini.

Tak berapa lama terlihat seseorang melangkah mendekati tempat perjanjian Forth dan orang yang tak dikenalnya, sosok itu tampak berjalan dengan berhati-hati dan memandang sekeliling, lalu berhenti dan menunggu.
Forth memandang dari jauh sosok yang berdiri ditempat dia berjanji bertemu dengan seseorang yang tadi memberinya pesan.
Sosoknya tak terlihat jelas karena memakai jaket, menutup kepalanya dengan topi, menggunakan kacamata hitam dan bermasker, hanya saja dia tidak terlalu tinggi, mungkin setinggi Beam atau malah lebih pendek sedikit dari Beam.
Perlahan Forth mendatangi seseorang yang menunggunya itu.
"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?" Kata-kata Forth membuat sosok tubuh tadi berbalik.

Orang misterius itu berjalan mendekat kearah Forth yang berdiri 5 langkah darinya, dia berhenti dalam jarak 2 langkah dari Forth.
Terlihat orang itu memandang Forth dengan intens, sebelum menjawab dengan suara dingin.
"Penderitaanmu" katanya sambil perlahan membuka masker, topi dan kacamatanya.
"Kau...Prae" suara Forth kaget, Prae adalah salah satu gadis yang pernah mengejar cintanya.

************************************

Sebenarnya saya niat buat nyelesaikan cerita ini ga ya 😩
Kenapa malah nambahin masalah 😱

Maaf chapter ini hanya pendek

Semoga masih mengikuti 🙆🙆🙆

Jangan lupa vomentnya 😊😊😊

Khob Kun kha 😊😊😊

GoodbyeWhere stories live. Discover now