SOL 1

392 12 1
                                    


ma, sulungmu jatuh cinta. jangan marah yaa...

untuk kesekian kalinya aku merasa hal aneh di sekujur tubuhku dan itu kurasakan setiap aku di kelas bahasa ingris tiap rabu. ada apa? aku gemetar seperti lapar. perutku sakit seperti sembelit dan aku bisa menjadi gagu tanpa terduga. memalukan! aku tidak mengerti saat aku tiba-tiba hilang dari diriku sendiri dan entah dimana. seperti hari ini.

"Cas"

"...."

"sttt... Cas, sadar wooi"

aku terkesiap begitu terkejut setelah Vellyn mencolek bahuku dari belakang.

"lo kenapa sih? pasti rada-rada deh kalo lagi disini" suara Vellyn sangat kecil berbisik-bisik seperti halnya saat ia memanggil manggil sukmaku yang barusan entah bertamasya kemana.

"gue disini kok" jawabku enteng plus lantang sampai seisi kelas menoleh ke arahku

"any wrong Ms Cicas?" tanya mentor bule ku yang sedikit sensitif dengan ketidak wajaran.

"no miss, sorry" aku hanya bisa mengeluarkan kalimat itu. karna hanya itu yang aku bisa. itulah alasan mengapa aku disini setiap hari rabu.

Vellyn terus saja menertawakan aku hingga kelas selesai. tanganku basah karna kucuran keringat yang aku sendiri tidak tau darimana ini bersumber. yaa ini tidak menyinggung tentang patofisiologi keringat tapi dengan ruangan yang sangat dingin ini aku tak tau alasan pasti mengapan keringatku tak bisa kukendalikan. sampai kelas selesai hatiku masih terus berderap tanpa jeda. tuhan, ini apasih?


"Cicas, gue perlu ngomong sama lo" seseorang dihadapanku ini mendahului langkahku yang mengisyaratkan bahwa aku harus mengikutinya. siluet badannya yang tinggi membuat aku begitu pendek.


"fokus lo kacau dan gue tau itu gue" ujarnya

"what? hello? mimpi lo enak banget?" bantahku

"percuma, lo udah ketangkep basah. ngelak lo cuma buang waktu. lo gabisa bohong. hidung lo kembang kempis kalo lo bohong" ujarnya mulai melepas kacamata yang ia gunakan untuk ia lap dengan tissu di tangannya.

"sok ganteng banget sih lo?" lawanku sekuat tenaga karna sekarang rasanya dadaku mulai sesak. pipa dimataku rasanya juga sudah mulai kepayahan membendung yang akan segera keluar jika aku tak mengatur nafasku dengan baik.

"gue udah peringatin lo. lo anti kan sama cowok kayak gue? jadi mudah-mudahan lo nggak berubah fikiran" kacamata yang dilap nya kembali di gunakan. dengan pembawaannya yang menurutku selalu cool itu dia berlalu. yah, dia berlalu tanpa apa-apa. dan aku geram dengan diriku sendiri. kenapa tak banyak kalimat kasarku yang dapat ku produksi untuk melawan kata-katanya yang demi apapun, itu benar.

aku sulit mengendalikan diriku jika berhadapan dengannya. cowok angkuh dan dingin. dan aku tidak mengerti, setiap aku berbicara dengannya pasti akan terasa sesak didadaku. apapun itu pembicaraannya. aku tidak suka.

:)

SOL-METWhere stories live. Discover now