MET 2

182 11 3
                                    

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


"lo kenapa cas?" Vellyn datang dengan sekaleng minuman dingin.

"emang gue kenapa?" tanyaku. Pertanyaan ini murni dari pikiranku karna pertanyaan Vellyn yang tak kujawab itu memang tak ku tau jawabannya.

"lo ada apa sama  si Gerald itu?" Vellyn mulai menenggak minuman kalengnya

"Gerald? Nggak ada apa-apa"

"kayaknya ada apa-apa"

"apa?"

"kok lo balik nanya? Payah deh lo"

"apa yah ?" aku pasang wajah mikir keras

"gue nggak tau ada apa sih. Tapi kalo gue ngomong gue dapet jaminan nggak kalo lo gabakal komentar yang aneh-aneh?" reflek ku lipat tangan ku diatas bangku untuk penawaranku

"tuh kan, belom juga lo cerita. Kenapa sih? Lo suka sama Gerald?"

"hemmbbhhh, otak lo dangkal banget sih. Gue udah punya Axel kali" aku sedikit sebal dengan pernyataan Vellyn.

"kebulak non, lo yang jadul. Emang kalo lo udah punya blaemman lo gaboleh blaeman sama orang laen? Jadul nona" vellyn menggelengkan kepalanya.

"gue sih nggak tau pasti tapi..." aku menggantung kalimatku dan mulai menjulurkan kepalaku ke dekat vellyn yang duduk diseberang menghadapku.

"gue gabisa ngomong disini" bisik ku

"mampus aja lo" dengusnya.

"disini banyak kuping gajah dan mata kucing berkeliaran. Gue nggak mau masuk gossip-gosip receh nggak bermutu itu" ku keraskan suara dan kupertegas kalimatku. Karna aku tau ada beberapa orang yang mulai pura-pura melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak sedang mereka lakukan hanya demi mendengar apa yang aku bicarakan dengan vellyn. Velin mulai menoleh ke belakang memergoki zolla teman kelasku yang pura-pura mengambil sesuatu didalam tas nya. Disana juga ada yogi yang pura-pura menghapus papan yang sudah bersih dari kemarin sore dan lainnya entah siapa itu. Yaa... telinga-telinga manusia yang menempati kelas ini memang selalu haus akan isu-isu satu sama lain. Apalagi mereka paling tidak tahan dengan nama Gerald venanda.

"mata kucing, kuping gajah, ahh... kelas kebun binatang yah?" vellyn menimpali saat ia sadar apa yang ku maksud.

***

SOL-METWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu