MET 6

129 5 0
                                    


Pagi yang sama dengan pagi-pagi sebelumnya. Cerah dan sejuk, belum ada hujan dibulan oktober. Sekolah seperti biasa menyambut dengan aroma bubur ayam dikantin. Empat menit lagi bel masuk akan meraung-raung memanggil. Tak terlihat tanda-tanda vellyn muncul. aku yakin hari ini dia akan terlambat lagi. Kubuka lebar jendela yang biasa akan vellyn lompati tiap telat datang ke kelas. Aku melihat sekeliling mencari seseorang di bangku duduk baris nomor dua di depan meja guru. Aha! Itu dia.

"pex, minjem PR" kudaratkan diriku duduk disamping jipex

"ada" katanya singkat. Jipex menyisir rambut keribonya dengan jari. Aku pasang senyum karna kali ini jipex tak banyak berkata-kata sehubungan dengan PR. tak seperti biasa ketika ia berkomat-kamit ngomel.

Segera ku nyalakan ponselku untuk siap memotret lembar PR jipex yang pada akhirnya terurungkan karna jipex berkata,

"paketan gue abis" suaranya santai sambil terus menyisir rambutnya yang kuyakini walaupun sampai jarinya tumbuh menjadi enam, rambutnya tak akan pernah rapi.

"hubungannya sama gue?" tanyaku polos

"elaaahhh, ga ada yang gratis kali cas hari gini" jipex melirik buku polkadotnya di dalam tas

"pelit amat sih lo pex" ku jambak rambut kribo yang tengah dimanjakan nya

"hellooooo... ini jaman micin. dolar udah lima belas ribu, dewi persik juga udah tobat" jawabnya memalingkan wajah dari ku

"dasar matre"

"heh! Materialistis is realistis"

Dari pada memperpanjang pagi dengan silatan lidah jipex, kupercepat nego dengan kata

"yaudah buruan" senyum licik jipex merekah. Jipex mulai merogoh tasnya mengambil buku catatan bersampul merah bela dengan motif polkadot kesukaannya

"lagian kan lo langganan. Tiap ada PR pasti nyalin. Huuhhh... tidak tau malu. Cakep sih cakep. otak lo juga dicakepin dikit lah cas."

"bacot lo"

Mulai ku kerjakan soal soal maut kimia yang tak pernah sedikitpun dapat membuatku jatuh cinta. 

sekitar tujuh menit ku kerjakan soal-soal mencontoh punya jipex. jipex itu bencong tapi encer. jadi banyak yang nempel sama dia meskipun daya ke matrealistisannya melampaui batas. eh, ini tujuh menit kan? kulirik jam tangan ku. kok nggak ada bel? 

"Cas" bak miss world vellyn melambaikan tangan padaku dari lubang pintu. dengan santai nya vellyn menghampiriku. 

"ngapain lo?" aroma bunga lily  vellyn menyeruak.

"lo dagang parfum?" kata jipex sependaratan vellyn di depan jipex

"dagang ikan paus" sahut vellyn jutek

"untung aja nggak ada bel. Jadwalnya kimia. Lo belumbikin PR kan?"

"si buas-tik gabakal masuk dijamin" kata vellyn. Vellyn melipat tungkai kanan ke atas tungkai kirinya.

"lo repot-repot banget nyalin PR" tambah vellyn yang sekarang mengelurkan smart phonenya. Menggeser gesarlincah dilayarnya.

"gue lebih repot ditendang keluar kelas gara-gara nggak ngerjain PR"

"yaaahhh..." vellin menghentakkan nafas dan mengalihkan perhatian pada cicas penuh.

"cicas, jangan bilang lo nggak denger kabar" vellyn memasang muka putus asa. Aku tak bergeming

"kudet deh lo" sergah vellyn. vellyn kembali ke layer ponsel nya.

"hari ini libur cas" timpal jipex santai

"what? Libur?" aku menoleh kearah jipex.

"hari ini ada rapat cas." Suara jipex yang sedang mengupil ria

"seriously?" aku masih mencari kebenaran. Jipex terlalu asik mengupil.

"terus kenapa lo nggak bilang dari tadi nyet.? Gue udah segala nyalin PR" takaku gemas

"lo nggak nanya kan? Lagian kalo lo ngerjain PR juga lo dapaet pahala cas"

"pahala pala lo. Lo ngibulin gue kan. Pake minta paketan segala" kututup buku tulis yang sudah rapi didalamnya tersalin tugas kimia minggu lalu.

"itu pahala dobel lo cas" jipex masih menyahut

"kampret lo"

"igghhhh stop it" bentak vellyn tiba-tiba

"sarapan yuk cas"

"hayuk" sahut jipex cepat

"gue nggak ngajak lo". jipex mendengus. Memonyong-monyongkan bibir dowernya yang selalu ia bilang sexy

"gue puasa" kataku. Vellyn bengong seperti kesambar petir dan jipex pingsan.

"any wrong?" tanyaku

"jiahahahhahahaha" vellyn tetawa gorila

"hahahaha uhuk...uhuk..." jipex guling-guling

"udah ah. Ayok makan" vellyn menarik lenganku meninggalkan jipex yang masih tertawa berguling.

vellyn memilih meja paling dekat dengan pintu untuk menjalankan ritual hariannya. menyapa seluruh tukang dagang yang lewat. edan!

menu sarapan vellyn standar, nasi goreng pake sosis, kerupuk dan air putih.

"TUHAAAAAAAAAAAAANNN!!!"teriak vellyn tiba-tiba. vellyn terbelalak menatap layar smart phone ber-case frozen yang entah sejak kapan vellyn memakainya. Nggak vellyn banget sih sebetulnya.

"apa sih vel? Nasi goreng lo ada bulu keteknya?" kulirik sepiring nasi goring yang lebih banyak sosisnya itu ketimbang porsi nasi nya. Tanpa mengunyah nasi di mulutnya, vellyn menelan susah payah.

"lebih gawat daripada bulu ketek. Hari ini ada turnamen cas. Turnamen futsal." katanya gawat

"sejak kapan lo perduli?"

"sejak gue tau kalo bakalan tanding di lapangan SMADA"

"SMADA?" aku mulai menyedot the botol dingin ku

"kita harus kesana cas" tanpa babibu vellyn menarik lagi lenganku. Mulut yang masih menempel ke sedotan akhirnya membawa paksa sedotan itu bergelantung dimulutku. Hobi banget sih narik narik lengan.

Secepat kilat vellyn memacu gas porsche hitam  nya. Vellyn baru saja belajar drift dan segala sesuatu menjadi menghawatirkan mengingat anggka spidometer yang tak wajar untuk ukuran jarak yang akan di tempuh.

"gue masih SMA Vel" kataku sambil memeras ujung rok sekolah ku.

"kayaknya bukan maslah lo masih SMA deh. Lo masih belum ML itu lebih masalah. Hahahaha"

"sumpah jangan ngomongin begituan vel. Bisa bisa nggaak selamet kita" aku ketakutan dengan kecepatan menyetir vellyn. tapi dia mana perduli,  hanya terus melaju sampai masuk ke area parkir sekolah dengan dominasi warna gradiasi telur asin. SMADA ! kuperhatikan mereka yang berseragam sama dengan warna sekolahnya ini. vellyn turun mendahului ku.

"ibu negara, kita udah nyampe. mau sampe ramadan diem disitu terus?" vellyn mulai menggendong tas pink nya. terkesiap aku juga turun. Oh god!  detak jantungku berpacu diluar kendali. jangan. jangan.  aku merutuk dalam hari. ku pegangi dadfaku yang rasanya mulai panas. aku terdiam.

"lo lagi musim banget bengong bengong. ayok."

"gue gak mau masuk"

"why? any wrong?" ku pegangi lebih erat dadaku. detak jantungku memekakkan telingaku dan membuatku taku. sekali lagi kuperhatikan sekitar. sekolah ini begitu megah dan sangat keren. pamornya tinggi dan siapapun memimpikan bahkan untuk sekedar berkunjung.

ini sekolahnya gerald

SOL-METTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon