MET 4

97 5 0
                                    

vellyn telah meninggalkan ku sepuluh menit yang lalu. dan sore sudah mulai berahir. langit menggelap. aku beranjak dari kafe itu.

"drrrtt..." axel! 

"halo?"

"aku dibandara cha"

"udah nyampe?"

"iya, nunggu karin jemput. kamu dimana?"

"diparkiran"

"jaga  parkir?"

"dagang siomay"

"hahahah... serius kamu dimana?"

"parkiran! parkiran! parkiran" rasanya aku tidak sedang ingin berbicara dengan siapapun sekarang. sekalipun itu axel

"oke, kayaknya kamu mulai murka"

"he-em"

"kamu diparkiran mana?"

"dikafe biasanya, abis makan sama vellyn"

"oohhh, hati-hati pulangnya ya. besok sekolah aku jemput"

"he-em" sahutku singkat sekali. aku terus berjalan melewati parkiran. kulihat jamtangan ku menunjukkan jam setengah enam. aku terus berjalan diatas trotoar yang masih hangat sisa siang tadi. hingga tiba tiba langkahku tertahan.

Ester!

di jalan seberang tempatku berjalan, gadis itu tersenyum padaku. aku beku.

"cha" suara axel membangunkanku

"nanti aku telfon lagi" sambungan terputus.

perlahan kuputar arahku untuk menyebrang ke arahnya. aku turun dari trotoar untuk menyeberang  tiba-tiba langkahku tertahan , tanganku dihalau. seseorang menarikku naik kembali ke trotoar semula 

"Gerald?"

"gue butuh bantuan lo" katanya sembari menggiring ku mengikutinya. aku ikut apa katanya

tak lama dari itu tubuhku mulai bereaksi seperti biasanya. aku gemetar.

"ntar juga lo bakal biasa" tandasnya. biasa? biasa apa? aku tak menyahutinya karna kalimat gerald tidak ku mengerti. gerald memegang lenganku longgar tapi aku bisa merasa telapak tangannya hangat. ia membawaku kembali ke tempat parkir. 

"lo bisa bawa mobil kan?" kataya sembari menyodorkan kunci mobil mazda hitam yang selalu ia bawa saat kelas bahasa ingris. aku tercengang. 

"lo kenapa sih?" tanyaku karna ku rasa ada yang tidak beres. 

"..." gerald hanya mendengus pelan. wajahnya pucat dan dibalik kacamatanya ada mata yang sayu lesu.

"lo sakit?" terkaku

"lo bisa tanya banyak nanti" jawabnya lirih dengan hentakan nafas.

"gue gabisa bawa mobil"

"gue tau lo bisa" gerald seperti berusaha menelan ludahnya.

"tapi gu-"

bukkk!!! gerald tumbang. aku yang kecil tak bisa menopangnya. beruntung badan mobil menyanggahku. segera ku buka pintu mobil dan dengan susah payah membawa gerald masuk.  orang ini kenapa sih? dan kenapa harus gue? aku merutuk dalam hati setelah berhasil mendudukkannya didalam mobil.aku duduk dibelakang kemudi.  ragu-ragu kunyalakan mesin dan mulai menginjak gas. jantungku berpacu hebat. mobil gerald sangat bersih dan wangi aroma lavender  dan jelas terasa mobil ini memiliki perawatan khusus. mobil yang telah banyak mendapat modifikasi ini membuatku tambah ragu untuk melanjutkan perjalanan. mampus lo cas kalo terjadi apa-apa gara-gara nekat nyetir . aku sudah empat kali membawa mobil vellyn menjenguk tempat servis karna ku jadikan korban latihan menyetirku. terahir taman bunga depansekolah hancur lebur karna percobaan parkirku yang gagal total.

"lo tau rumah gue kan?" suara gerald mengejudkanku.

"rumah lo? mana gue tau" ujarku. 

"lo ngigo?" tanyaku. barusan gerald berbicara dengan mata yang masih tertutup rapat

"jalan aja kemana lo mau jalan. belok aja kemana lo mau belopk. lo bakal berhenti di rumah gue" katanya lagi masih dengan mata terpejam. kalimatnya aneh sama dengan orangnya. dan yang lebih aneh lagi aku benar-benar terus mengemudi di jalan yang tak pernah ku lewati sebelumnya. aku dimana?


SOL-METWhere stories live. Discover now