SOL 7

126 7 1
                                    

"Kayaknya lo gak ada tanda-tanda bakal beranjak deh" ujar vellyn meninggalkan aku. aku memang terpaku sendiri.  Tak ada pilihan lain , aku mengekori vellyn. vellyn melangkah santai mengibas-ngibaskan rambutnya. 

"vell, kayaknya gue balik aja deh"

"eh apaan? nggak!" vellyn kembali menarik lenganku semena-mena. dan lagi-lagi aku hanya bisa pasrah. 

"duduk yang" vellyn menggiringku duduk di tribun penonton

"paling sip dah kalo udah turnamen di sekolahnya gerald. " vellyn mengeluarkan smart phone nya. emang bedanya sama sekolah kita apa? tak habis pikir ku. banyak sekali orang disini. campur aduk antara yang berseragam sama dengan yang aku kenakan dan seragam biru pudar seragam khas SMADA. hari ini sekolah ku tanding dengan sekolah gerald. dan...

"geraaaaaaald" teriak beberapa cewek-cewek yang tidak hanya berasal dari sekolah ini tapi juga dari sekolah ku. 

"gerald cas" vellyn menyikut lengan ku. 

"iya gue gak buta"

"lo bisa tiba-tiba buta kayak tiap hari rabo di kelas bahasa inggrisasssaaahhhh" kucubit lengan vellyn. 

"damn! nggak lucu" 

vellyn memanyunkan bibirnya tanda kapok sembari mengelus-elus legan kirinya.

"kayak emak gue aja pake acara cubit-cubit" dumal vellyn. gerald memang disana tapi ia memunggungi tribun sedang berbicara dengan Rama, tetanggaku yang bersekolah disini. 


disana  Gerald Mulai masuk ke area lapangan. aku berada tepat dibarisan paling akhir sehingga posisiku berada di atas. Seluruh pemain yang berdiri dilapangan bisa dengan leluasa di eksplorasi ada beberapa wajah yang kukenal karna aku sering mengikuti even-even SMA. tiba-tiba  Dadaku berderap. Tanpa ku prediksi Gerald membalikkan badan. entah hanya perasaanku saja atau bagaimana, dia menatap lurus kearahku.

Aku? Nggak mungkin.

Ya. seakan-akan dia menemukan aku diantara orang-orang ini. Hal yang tidak mungkin. Tapi... kenapa aku yakin dia memang menemukanku? Agak lama hingga rasanya aku ingin memenggal kepalaklu agar tak lagi ditatap seperti itu oleh Gerald.

Beberapa cewek yang ada dihadapanku juga berbalik badan. aku rasa mereka mengikuti arah pandangan Gerald. Beberapa dari mereka menyipitkan mata dan mengangkat alis. Ku coba untuk tidak mengacuh kan mereka please jangan liat kesini. seakan mendengar permintaan ku dalam diamnya yang dingin Gerald kembali memunggungiku dan beralih pada teman-temannya. Mata-mata itu masih mengawasiku. Merekajuga berbisik-bisik.

"jangan bilang kalo lo nggak ngerasa diliatin sama cewek-cewek SMADA nan najong ini" ujar vellyn. Aku hanya mengendikkan bahu. Vellyn menangkap basah mereka.

"apaliat-liat?" kata velly ngarong Membuat satu persatu dari mereka kembali terfokus ketengah lapangan.

"dan jangan bilang kalo tadi lo nggak ngerasa Gerald juga ngeliatin lo" tambah vellyn. Aku memaku dan sekali lagi aku mengendikkan bahu tanpa berkomentar. Selanjut nya aku hanya menyaksikan jalanya pertandingan yang sama sekali tak kumengerti. Dua kesebelasan yang lari-kesana kesini berebut bola. Sedang Vellyn terus saja berteriak teriak tak jelas sepanjang waktu seperti cewek-cewek lain setribun. Vellyn  juga sering sekali meremas tanganku tiap kali bola dioper. Diasangat antusias dengan pertandingan ini.

"erva ganteng cas" Satu

"gue melting sama kevan cas "dua

"cas, pokok nya bulan ini rama sama gue. Harus."  tiga

SOL-METWhere stories live. Discover now