Part 2 [ Mi Ra Bel La]

5.9K 240 20
                                    

Pretty woman stop awhile..
Pretty woman talk awhile..
Pretty woman give your smile to me..

"Tinggal semprot ketiak.. dan walla princess Bella sudah siap!"

Pretty woman yeah, yeah, yeah..

Bella memutar-mutar badannya di depan cermin hias bergaya klasik vintage kuno. Seragam putih abu-abu melekat pas di tubuhnya yang agak mungil. Aroma jasmine rose yang kuat (kebetulan hari ini ia pakai parfum lokal, musk by Lilin Ashkey) sudah menusuk hidung sampai ke dalam kerongkongan membuat siempunya sedikit terbatuk-batuk.

Pretty woman look my way..
Pretty woman say you'll stay with me..

"Dan pretty girl sudah siap sekolah!" Bella mematikan iPod touch-nya. Ia segera bergegas keluar kamarnya yang didominasi dengan warna baby pink tersebut dan menuju tangga dengan minibackpack di dekapannya.

"Mamih papih yang sangat Bella cintai dan Bella banggakan, Bella mau berangkat sekolah!" Bella berteriak dari atas tangga. Kemudian berlari kecil menuruninya.

Ia berlari, berjalan, kemudian bergoyang dame tu cosita menuju meja makan dimana mama papanya bersiap memulai sarapan dengan berbagai menu yang terhidang di sana. Ia langsung berpamitan dengan mencium tangan keduanya sebagai bentuk implementasi berbakti kepada orang tua. Mamanya kemudian menyerahkan kotak bekal yang sudah mirip rantang piknik dan segelas susu kepada Bella.

Setiap pagi Bella memang tidak terbiasa ikut sarapan. Ia akan merasa mual jika perutnya diisi dengan makanan berat seperti nasi maupun roti. Alhasil ia hanya akan minum susu di pagi hari dan akan sarapan di jam istirahat pertama. Karena itulah bekalnya selalu banyak agar bisa ia makan sampai jam istirahat kedua.

"Thankyou mami!" Bella mencium kedua pipi Ana --mamanya-- kemudian berlanjut dengan mencium kedua pipi papanya.

"Mang Agus! Bella udah siap nih. Yuk ah cepetan. Udah nggak sabar ini ketemu cogan-cogan cihuy! Mantap jiwa.."

Mang Agus (supir keluarga Bella) sempat terjengat kaget dan langsung mengucap istigfar serta mengelus dadanya saat Bella tiba-tiba datang dari arah belakang. Walaupun ia sudah jadi sopir Bella sejak Bella SD, ia masih saja selalu kaget dan tercengang dengan kelakuan absurd Bella yang kadang bikin geleng-geleng kepala.

Bella melompat-lompat tak karuan di depan mobil mercedes benz hitam milik papanya. Rambut bob pendek miliknya yang berwarna sedikit coklat bahkan ikut terangkat ke atas membuat bentuknya terlihat aneh.

Tak ingin membuat nona kesayangannya menunggu, Mang Agus segera membukakan pintu mobil untuk Bella dan membuat gerakan seperti manyambut puteri kerajaan.

“Mang Agus ih, Bella bilang kemarin nggak usah dibukain lagi.” Bella memasang wajah cemberut sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil.

Mang Agus cengengesan sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. “Gak papa non, memang tugas saya toh.”

Bella tambah cemberut. Dekapannya pada minibackpack semakin erat. Bibirnya dimonyongkan dengan bola mata yang terputar ke atas. Ah mang Agus memang tak peka. Ia hanya tidak ingin lagi terlihat seperti nona-kaya-yang-manja di awal tahun SMA-nya ini. Apakah sulit?

**

Dalam perjalanannya menuju ke sekolah, Bella persis seperti cacing yang lupa pakai sunblock. Ia heboh dengan berbagai hal, yang ia lakukan dari tadi hanya bercermin, mengoles lip balm, mempoles bedak, dan hal itu dilakukannya berulang-ulang. Mang Agus yang mengintip dari kaca tengah hanya bisa geleng-geleng kepala dan terkikik geli.

Dirasa sudah cukup, Bella membereskan peralatan makeup-nya ke dalam tas kecil. Kemudian ia menengok ke luar jendela. Tak sengaja pandangannya malah jatuh kepada penampakan cogan yang sedang berjalan kaki di pinggir jalan.

Eh ada cogan! Bella berseru dalam hati.
Setelah diteliti oleh Bella dengan tatapan setajam mata Najwa, Bella bependapat, penampilannya sih oke, keren, cool, dan sudah pas dengan kriteria cogan yang sering dibacanya di wattpad. Tapi masa iya sih jalan kaki?

Nggak modal amat nih cogan. Pasti ada sesuatu yang salah pada diri cogan ini, batin Bella lagi sambil terus menatap cogan tersebut dengan mata yang hampir tak berkedip. Tak ada sedikit pun yang luput dari pandangannya. Seperti saat cogan itu bersiul, menendang batu, berbicara sendiri, tertawa kemudian cemberut. Finally, Bella menyimpulkan, cogan itu aneh tapi agak.. menarik?

"Neng Bella! udah nyampe..!" Teriakan cempreng milik Mang Agus membuyarkan fokus Bella. Badannya tersentak kaget. Untung saja wajahnya tak sampai berciuman dengan kaca mobil. Jika tidak kaca mobil tersebut akan mendapatkan first kiss-nya yang ia jaga sedemikian rupa. Bella menoleh pada Mang Agus dengan tatapan horor ingin menelan bulat-bulat Mang Agus yang sungguh tak berdosa.

"Iya ah, Mang Agus ganggu aja deh!" ucap Bella dengan tak sabaran, langsung menyambar tas di sampingnya dan membuka pintu mobil sebelum Mang Agus membukakan untuknya.

Dengan pelan khas putri keraton, Bella turun dari mobil sambil terus memandangi cogan tadi. Karena saking fokusnya meneliti sesuatu yang jonggol eh maksudnya janggal, Bella sampai tidak sadar kalau di depannya sudah terpampang nyata selokan dengan isi sampah-sampahan akibat ulah manusia tak bertanggung jawab. Dengan santai kakinya melangkah pelan sangat.. pe--
Byur!

"Waaa..!” Bella berteriak nyaring layaknya memakai toa mesjid.  “Mami..! inces Bella kelelep di selokan!" Bella kembali berteriak kencang setelah resmi  ‘menyeburkan diri’ ke selokan dan berhasil menyita perhatian orang-orang  di sekitar sana. Orang-orang segera berlari menghampirinya. Bahkan ada beberapa yang mengarahkan kamera handphone-nya kepada Bella.

"Kong bagaimana dang?" lirih Bella menirukan lagu yang lagi hits di kalangan anak tiktok. Sumpah. Penampilannya sekarang udah kaya black panther nyebur ke empang. Badannya basah dari bawah sampai ke atas. Belum lagi kedua kakinya yang terjebak di lumpur.

Cekikikan keras membuat Bella menoleh, di depannya --lebih tepatnya di atas selokan, cowok yang tadi ia anggap menarik, keren, cool, dan segalanya tadi malah menertawainya. Bahkan sampai terbahak-bahak!

Bella tercengang. Ia tarik kata-katanya tadi! Dasar cowok aneh! makinya di dalam hati. Ingin ia menarik cowok tersebut agar ikut bergabung mandi lumpur bersamanya, tapi karena ia masih mempunyai hati nurani ia tak akan melakukannya.

"Tenang, ada cogan di sini."

Tbc.

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Abang IdolaWhere stories live. Discover now