Part 9 [Kedipan Maut]

2.1K 117 5
                                    

Bola mata Bella hampir melompat dari tempatnya, demi Bowo alpenlibel hot hot pop! Ngapain kepala cogan nggak modal malah nongol di jendela kelasnya!

Dengan mata yang masih melotot tajam, Bella senantiasa mengawasi setiap pergerakan makhluk hidup yang sedang sibuk di luar jendela itu. Tanpa memperdulikan ceramah bu Tri yang panjangnya sudah sepanjang jalan kenangan bersama mantan terindah.

Beberapa menit kemudian, akhirnya makhluk tersebut menengok ke arah Bella.

Sekian detik, mereka berpandangan dengan posisi berhadapan di depan jendela. Tapi yang anehnya, cowok itu malah melototin Bella balik dengan pandangan yang tak kalah tajam. Karena tidak terima dipelototin, Bella semakin membuka lebar kedua matanya.  Ish,mata incess kelilipan, suara hati Bella berbicara. Pengin rasanya ia mengedip- kedip syahdu barang sedetik. Kedua matanya perih karena menahan untuk tidak mengedip dalam dua menit tiga puluh dua detik terakhir. Ditambah matanya malah kelilipan butiran debu yang membuat matanya semakin perih dan gatal. Tapi, Bella sebagai cewek strong ia pantang mundur. Pokoknya harus kuat. Dia nggak boleh kalah.

Gimana sih bikin dia ngedip duluan, ini kaca ngalangin juga! Bella memukul pelan kaca yang tidak bersalah. Kalau nggak ada ni kaca, gue bisa nyolok matanya, sambung dewa batin Bella. Oh iya salah. Bella cewek, jadi harusnya dewi. Maaf khilaf.

Bella menahan dengan sekuat tenaga dan prut... eh kebablasan. Bella nyengir sendiri. Dia sakit perut gara-gara kelamaan melotot. Bella menajamkan telinganya. Aman? Tenang? Berarti hidung mereka nggak berfungsi normal. Perlu segera diperiksa ke dokter THT. Kali aja hidung mereka ketancep golok.

Bella dengan tenang kembali melanjutkan aksinya. Beberapa menit lamanya dan, YES AKHIRNYA BOK! Bella bersorak dalam hati. Si cogan nggak modal mengedipkan matanya. Bella tertawa senang, I'm queen and I'm win!

Setelah puas tertawa (lebih tepatnya terbahak-bahak) Bella melirik lagi cowok di depan jendela ini. Untuk memastikan apakah cowok di depannya ini menerima kekalahan dengan lapang dada. Belum sedetik ia memandangi, tiba-tiba cowok tersebut malah mengedipkan sebelah matanya kepada Bella.

Bella membulatkan matanya, tak percaya dengan adegan yang baru saja dialaminya ini.Bukan Bella namanya kalau bukan lemah akan hal-hal picisan seperti itu.

Bella tak berhenti terperangah sampai
cowok tersebut membalikkan badan dan langsung berlari ke lapangan sambil membawa bola di tangannya. Bella masih terperangah dan meraba dadanya, di sana jantungnya terasa dipompa dengan kekuatan super. Dag dig dug ser kaya orang dangdutan gengs!

"Bel ambil napas kemudian hembuskan.." ujar Lilis tiba-tiba memberi instruksi. Dengan konyolnya Bella mengikuti instruksi Lilis tersebut. Ditariknya napas perlahan dan dihembuskan dengan perlahan juga.

"Terus bel.. terus.." Bella melotot dengan napas tersengal. "Lo kira gue mau lahiran bayi ghoib kaya Lucinta Luna?" makinya kesal kemudian duduk kembali di bangkunya. Lilis hanya tertawa kalem kemudian juga kembali ke bangkunya.

"Ya, sekian dulu dari ibu. Karena hari ini hari pertama masuk sekolah, jadi kita masih tahap perkenalan ya." Bu tri melirik jam di pergelangan tangannya. "Sepuluh menit lagi istirahat kedua. Ibu beri waktu buat kalian kenalan sama teman-teman di kelas. Assalamualaikum wr.wb."

"Waalaikumsalam wr.wb." Lagi-lagi murid-murid menjawab serempak. Terdengar helaan napas dari berbagai arah setelah Bu Tri keluar kelas.

"Bel,ngapain tadi lo melototin jendela?" tanya Dada menghampiri meja Bella.

"Nggak papa, gue melototin laba-laba. Kali aja dia berubah jadi spiderman, "jawab Bella asal-asalan.

"Ooh.." Dada ber oh ria. Kemudian kembali duduk ke kursinya. Mengambil handphone dan earphone kemudian duduk lesehan di belakang sambil menyenderkan punggungnya ke dinding.

"Bel, ikut gue yok!" celetuk Lilis sambil menarik tangan Bella.

"Eh, ke mana?" tanya Bella bingung. Dia hampir terjungkal gara-gara Lilis menariknya tangannya dengan kencang.

"Ke samping kelas."

"Ngapain?"

"Lo bakal tau kalau udah sampe situ."

Mereka berhenti di depan gerbang di samping kelas. Gerbang dengan lebar yang tak seberapa tapi panjangnya menyentuh langit-langit. Konon sebenarnya gerbang ini bisa dibuka. Tapi karena banyak kasus bolos lewat gerbang ini, akhirnya para dewan guru berinisiatif menggembok gerbang dengan gembok segede gaban yang sangat mustahil untuk dihancurkan.

"Nah lo bisa pantau cogan lo dari sini bel."

"Hah?" Bella makin binggung. Cogannya? Perasaaan cogannya lagi kerja di koriyah, jadi peternak Lele jumbo di sana.

"Siapa yang lo maksud Lis?"

"Itu." Liis menunjuk ke arah lapangan tepat yang berada tepat di depan mereka. Di sana terdapat segerombolan cowok sedang bermain bola.

"Hah siapa si?" Bella celingukan.

"Itu yang celana pendek,"
Bella menajamkan pandangannya ke depan.

Bella melirik Lilis jengkel. Perasaan semuanya pakai celana pendek. Ah minta ditiup ubun-ubunnya ini si Lilis.

"Nah itu itu." Lilis memutar-mutar kepala Bella ke kiri dan kanan. Sampai di mana pandangan Bella bertobrokan dengan mata cogan si nggak modal. Mereka bertatapan sebentar sebelum akhirnya Bella memandang ngeri ke arah Lilis.

"Maksud lo si cogan nggak modal itu? yang tadi nongol di jendela?"

"Hooh hooh!" Lilis mengangguk-angguk.

Demi komen akun foto bergerak yang sering nongol di instagram, sejak kapan itu cowok jadi cogannya Bella!

Tbc.

Abang IdolaWhere stories live. Discover now