Part 14 [Nyepik Tingkat Kayangan]

1.7K 92 0
                                    

"Di sini kan yang jual es serut lis?" tanya Bella pada Lilis yang sedari tadi asik dengan ponselnya, mantengin akun cogan koriyah di Instagram.

"Hooh," jawab Lilis tanpa memandang ke arah Bella.

Lantas Bella segera mendatangi Bi Yanti yang sedang sibuk dengan pelanggan lain. "Bi es serutnya satu porsi ya."

"Siap! tunggu bentar ya non." Bi Yanti menjawab di sela-sela kesibukannya.

Desva yang dari tadi hanya berdiri bengong memandangi Bella, membulatkan tekat dan langsung melesat nyempil ke samping Bella.

"Bi, pesan mie goreng, tapi beneran digoreng jangan direbus."

"Yowes lah.." Bi yanti memutar bola mata membuat Desva terkikik geli.

"Tapi, duluin cewek cantik di samping aku ini bi," Desva menatap Bella dengan alis naik turun. "Mesen apa tadi biar kakak buatin," sambungnya sambil berjalan ke tempat di mana Bi Yanti sering meracik makanan dengan sedikit penyedap micin.

Bella ternganga, kenapa sih ia harus kembali menelan gombalan receh dari mulut cowok ini? Sekarang ia merasa perutnya mual-mual, kepala berkunang-kunang, wajah pucat, lemah, letih, lesu dan lain sebagainya.

Dengan mulut yang terkatup rapat, bella mencoba mengabaikan cowok yang lagi nyengar-nyengir di sampingnya. Ia berusaha mengalihkan pandangan ke mana pun, asalkan jangan ke cowok ini. j
Jangan sampai ia melihat wajahnya yang sekarang pasti semerah tomat.

Tak tahan, Bella berujar, "Bi bisa cepet dikit nggak? lama-lama di sini bisa kena muntaber."

Desva tertohok. Tentu saja kawan-kawan. Tapi, Desva mencoba mengabaikan perkataan Bella yang sudah menusuk ulu hatinya itu. Desva kan cowok strong, lebih strong dari baskom yang dijual keliling sambil ditepuk-tepuk biar buktiin itu baskom kuat, nyatanya setelah Desva uji pake api, itu baskom juga leleh kok. Kuat dari mananya coba. Bah ngibulin Desva itu mang-mang.

"Ekhm." Desva berdehem. Mencoba mendinginkan atmosfer panas di antara mereka.

"Em.. Kenapa ya hatiku jadi dag dig dug tiap ada kamu?" Kembali Desva berujar. Ah, gombalannya receh banget!

Bella melirik Desva sekilas kemudian mengambil hengpon di saku kirinya kemudian menempelkannya ke telinga. "Halo, Dokter Pratama, ini ada pasien sakit jantung, gejalanya udah mulai terlihat. Gausah kirim ambulan, langsung kirimin keranda mayat aja. Makasih dok. Tut." Bella memutuskan telpon sepihak. Kemudian menggeser badannya ke samping, mencoba menjauh dari makhluk yang dia anggap tak kasat mata di sampingnya ini.

Bella bergeser, Desva juga geser, Bella geser lagi, Desva ikut geser juga.

"Dah,dah." Bambang yang sedari tadi menonton ftv secara live mulai jengah kemudian mencoba menengahi dengan nyempil di tengah-tengah.

"Yuk des ke kelas. Semar mesem lu mungkin udah expired." Bambang menarik paksa si Desva yang masih keukeuh nempelin Bella.

"Bagaimanapun sikapmu padaku, I'm always love you!" Teriak Desva sebelum hilang perlahan dari pandangan Bella. Lagi, Bella hanya bisa tenganga sambil menenangkan debaran jantungnya yang menggila.

"Ini nona manis, esnya. Sengaja bibi kasih sirup agak banyakan biar tambah manis." Bi yanti tersenyum sambil menyodorkan es campur yang sangat menggoda dengan sirup dan susu yang meleleh di atasnya.

Bibir Bella melengkung ke atas. "Makasih bi, harusnya tadi jangan ditambahin. Aku kan udah manis, nanti diabetes," ujarnya percaya diri sambil memamerkan giginya yang putih bersih.

Alhasil, Bi Yanti terbatuk-batuk.

***

Kelas 10 ipa 5

"Bel, kakel yang di kantin tadi gemay loh menurut gue. Tipe-tipe cogan humoris nan menawan. Lo nggak naksir gitu? Biasanya pan lo kalau liat cogan langsung histeris sampe kejang-kejang." Wewe berujar dengan santainya sambil mencomot es campur milik Bella yang ngangur di meja karena si empunya sedang sibuk dengan handphone.

"Nggak," sahut Bella singkat dengan nada judes yang kentara tanpa melirik lawan bicaranya sekarang ini.

"Lo tau username instagramnya nggak?"

"Nggak."

"Kalau namanya tahu nggak?"

"Nggak."

"Ih lo gimana sih dari tadi jawabannya nggak mulu!"

"Ya nggak gimana-mana," jawab Bella acuh.

Wewe menghela napas sambil mengusap-ngusap dadanya. "Sabarkan hamba.. Cape deh ngomong sama lo, lama-lama mirip Sisila." Ia kemudian menengok ke arah Sisiala yang lagi asik ngobrol sama kucing di pojok kelas. Ajaib. Ngomongnya cuma miaw miaw.

"Gue denger tadi ada siswi seangkatan kita yang neriakin namanya." Dada ikut nimbrung setelah duduk nyaman di kursi Lilis.

"Siapa?" Tanya Wewe berbarengan dengan Hasea yang ikut nyempil di sampingnya.

Dada meletakkan jari telunjuknya di pelipis sok berpikir. "Seingat gue sih namanya Desvano."

Hasea menepuk bahu Wewe. "Coba cepetan cari! cari!"Dengan cepat Wewe mengambil handphone dari sakunya.

Bella hanya diam berusaha bersikap bodo amat melihat kehebohan teman-temannya yang sudah tersihir pesona si cogan jadi-jadian itu.

"Bel minjem hp lo dong kuota gue sakaratul maut." Wewe cengengesan sambil menggoyang-goyangkan handphone yang menampilkan SMS dari sebuah operator.

Bella mendengkus tapi tetap menyodorkan hpnya kepada Wewe yang dengan gesit langsung mengetuk aplikasi instagram dan mengetik sesuatu di kolom pencaharian.

"Dapet woy!" teriakan Wewe menggema di seantero kelas membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Uu.. wagelaseh.. nikmat mana yang kau dustakan.." Wewe mengelus-ngelus dadanya sambil memandang foto yang sedang terpampang di layar handphone. Bahkan Dada yang ikut nimbrung sampai beristigfar berkali-kali.

"Langsung follow we!" seru Dada bersemangat. Lilis langsung menekan follow tanpa pikir panjang.

"Eh tapi, Itu pake akun lo sendiri kan?"

Wewe terdiam sejenak. Menegok Bella dengan tatapan horor sambi meringis.

"Lupa log in gue, ini pake akun lo bel!"
Bella yang asyik menyeruput es campur langsung terbelalak, akh kayanya dia keselek kolang-kaling.

"Batalin-batalin!"

Tbc.

Abang IdolaWhere stories live. Discover now