Butuh bantuan Mama?

5.1K 485 24
                                    

Bagian 11
Butuh bantuan Mama?

Aku masih tidak mau menemui siapapun, kecuali mama. Aku tahu dia sangat khawatir padaku. Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Apa aku sebaiknya meminta bantuan mama? Tapi...

"Rino..." mama memanggilku pelan dari balik pintu kamarku.

"Iya, Ma?"

"Butuh bantuan mama? Yuk, ikut mama!" Apa yang sedang dipikirkan mama? Dia selalu revolusioner dalam memecahkan masalah. Sepertinya mama punya ide.

"Ke mana, Ma?" Aku masih belum membuka pintu kamar.

"Buka dulu pintunya." Aku tersenyum kecil.

"Eh, iya, Ma..." kemudian mama duduk di samping tempat tidurku.

"No, kalau begini terus masalah tidak akan terselesaikan." Mama mengucapkannya dengan tegas. Lihat, mamaku selalu seperti ini. Ia selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah. Kenapa gen itu tidak menurun padaku?

"Lalu apa yang bisa aku lakukan, Ma?" Aku bingung.

"Mengapa tidak mengakui semuanya saja. Dan kita lihat takdir apa yang akan terjadi." Mama sok bijak. Apa itu? Mengakui segalanya? Bagaimana kalau pada akhirnya kedua kakak beradik itu bertengkar? Kevin tetap kukuh ingin berpacaran denganku. Sementara kak Rein juga kukuh tidak mengizinkannya. Dan aku juga masih bingung. Bagaimana yang terjadi pada Kevin jika aku mengakui perasaanku pada kak Rein?

"Tapi, Ma..." aku ragu. Tidak mungkin untuk mengatakan semuanya. Aku bisa menyakiti Kevin.

"Rino...dengarkan mama." Mama menghela nafas panjang. Kemudian ia memegang kedua tanganku.
"Kamu suka Reinthard. Tapi belum jelas dia juga suka sama kamu atau tidak. Sedangkan Kevin, dia menyukaimu. Tapi perasaanmu padanya masih ragu. Bagaimana kita tahu jawabannya kalau tidak langsung ditanyakan. Mari kita perjelas sekarang. Mama akan membantumu. Kita ke rumah mereka sekarang." Mama meyakinkanku. Ia berdiri dan menarikku.

"Ma..." aku sedikit berat untuk menyetujuinya. Ini sangat sulit.

"Percaya sama mama."

Beberapa jam kemudian kami sudah berada di rumah Kevin. Semua orang di sana. Hari ini adalah penentu takdir hidupku. Mungkin. Oke ini sedikit alay tapi memang beginilah kenyataannya.

Mama membuka percakapan dengan mamanya Kevin.
"Aku khawatir dengan Rino, makanya aku ke sini." Ucap mamaku pada mamanya Kevin.

"Aku sudah merestui hubungan mereka, Hwajangnim." Mamanya Kevin menjelaskan.

"Aku sudah mendengar ceritanya dari Rino. Yang jadi masalah adalah..." mama menatapku.

"Sebenarnya aku menyukai kak Reinthard." Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin mengatakan semuanya.
"Dari dulu. Sejak aku dibela kak Rein saat Kevin memusuhiku." Aku menarik nafas dalam.
"Aku tidak tahu apa konsekuensinya. Aku masih ragu dengan perasaanku pada Kevin. Saat kak Rein tidak menyetujui hubunganku dengan Kevin kemarin, seakan dia memberiku kesempatan. Aku tidak tahu apa maksudnya. Makanya aku bingung sekarang harus bagaimana."

"No..." kak Rein angkat bicara.

"Tunggu. Aku ingin minta maaf dulu dengan kalian semua. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tidak mau menyakiti Kevin. Aku juga tidak bisa mengelak dari perasaanku yang sebenarnya pada kak Rein." Aku menjelaskan. Entah kenapa air mataku mengalir dengan sendirinya. Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.

Sepersekian detik aku menatap Kevin. Ia terlihat kaget dan mengernyitkan dahinya seolah tidak percaya dengan apa yang aku katakan. Maafkan aku, Vin! Aku harus jujur dengan diriku sendiri. Aku tidak bisa membendungnya lagi.

"Rino...alasanku tidak menyetujui hubunganmu dengan Kevin adalah...karena aku juga mencintaimu."

DEGGG!!

***

To be continued...

My Mother is Fujoshi! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang