Clear, Isn't It?

4.7K 456 6
                                    

Bagian 12
Clear, Isn't It?

#AUTHOR POV

Rino mendongak ke arah Reinthard. Ia tak percaya apa yang barusan ia dengar. Jadi selama ini Reinthard juga menyukainya? Kenapa hal ini menjadi lebih rumit sekarang?

"Apa ini?!" Kevin berdiri dan menggebrak meja.

"Vin, aku juga mencintai Rino." Ucap Reinthard.

Lihat, pertengkaran telah terjadi. Dan penyebabnya adalah Rino. Suasana saat itu menjadi sangat mengerikan. Sementara Rino hanya menunduk tak tahan melihat pertengkaran kakak beradik itu.

"Bagaimana bisa?!" Kevin tak percaya jika kakak satu-satunya itu menyukai orang yang sama dengannya.

"Kakak minta maaf sebelumnya. Kakak nggak bisa bilang ini secara langsung." Reinthard juga tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Ia tahu, adik kesayangannya itu pasti terluka. Tapi ini tentang perasaan. Perasaannya pada Rino adalah sama nyatanya dengan perasaan Kevin pada Rino.

"Kalau begitu sudah jelas kalau Rino akan memilihmu. Aku akan pergi." Kevin hendak beranjak dari tempat duduknya. Ia sangat marah.

"Tunggu." Mamanya Kevin mencegahnya.
"Kita belum mendengar jawaban dari Rino." Semua mata menatap Rino. Sang empunya hanya menggigit bibir bawahnya sambil bergetar ketakutan.

"Bukankah sudah jelas, Ma? Rino mengaku kalau dia ragu padaku! Dia juga mengatakan kalau dia menyukai kak Rein! Dan kak Rein juga menyukainya! Sudah jelas! Aku tidak bisa menganggu hubungan mereka!" Kevin melepaskan genggaman tangan mamanya. Lalu menuju kamarnya.

Terlihat dramatis memang, tapi itulah yang terjadi. Kevin telah terluka. Sangat.

Hal yang sama juga terjadi dengan Rino. Ia merasa bersalah. Sangat. Ia hanya diam tak bisa berkata apapun.

Mamanya Kevin dan mamanya Rino hanya bisa menyaksikan tanpa bisa membantu apa-apa. Mereka mungkin juga merasa bersalah.

Sementara Reinthard masih menatap Rino dari tempat duduknya. Ia merasa kasihan melihat Rino mengalami pergulatan batin itu.

"Rino, kamu akan menerima cintanya Reinthard?" Tanya mamanya Rino untuk memperjelas lagi. Sesuatu telah terjadi. Mungkin memang benar Rino menyukai Reinthard, tapi untuk memutuskannya tidak semudah itu.

"Aku sebenarnya tipe orang yang tegas dan akan menjawab langsung. Tapi untuk kali ini aku akan memikirkannya terlebih dahulu. Beri aku waktu. Ini tidak mudah." Rino berlalu. Ia keluar untuk menenangkan dirinya. Ia kembali ke rumahnya.

Sebenarnya semuanya berjalan seperti perkiraan Rini. Ternyata Reinthard juga menyukainya. Orang yang ia sukai sejak lama ternyata juga menyukainya. Mereka saling mencintai. Tapi...
Rino tak ingin kehilangan Kevin. Ia sangat menyayanginya. Sebagai sahabat. Mungkin.
Banyak waktu yang Rino lewati bersamanya. Susah. Senang. Sedih. Gembira. Malu-maluin. Gokil bareng. Apa saja. Bermacam-macam. Dan juga kejadian pagi itu di kamarnya Kevin. Rino menikmati semuanya. Rino menikmati ciuman dari Kevin. Dan akhirnya, ia tak ingin menyakiti Kevin.

Kevin itu baik. Sebenarnya kalau ditelusuri lebih dalam ke masa lalu, Kevin juga sama baiknya dengan Reinthard. Waktu sekolah, Kevin yang mengusir anak-anak nakal dari Rino. Ia yang melindunginya. Waktu Rino kelelahan saat ujian lari jarak jauh pelajaran penjaskes, Kevin juga yang menggendong Rino. Atau bahkan saat difitnah curang dalam ujian nasional karena mendapatkan nilai sempurna 100 di semua pelajaran, Kevin juga yang membelanya. Ia menjelaskan pada guru dan teman-teman yang lainnya, tidak ada soal yang tidak bisa dikerjakan oleh Rino.

Rino juga sangat menikmati ketika perjalanan pulang sekolah. Ia selalu bersama Kevin. Bercanda gurau. Saling mengejek. Atau bermain kejar-kejaran. Semua kenangan indah itu Rino dapatkan bersama dengan Kevin. Itulau mengapa hal seperti memutuskan atau mengakhiri hubungan, entah itu persahabatan atau hubungan lainnya, dengan Kevin itu adalah hal yang sulit bagi Rino.

Apa yang harus dilakukan Rino? Menerima cintanya Reinthard? Atau menerima cintanya Kevin?
Kenapa kakak beradik ini begitu menawan.

***

To be continued...

My Mother is Fujoshi! [END]Where stories live. Discover now