Part 14-1. Sunset And You

7.9K 1K 64
                                    

Persiapan untuk acara pentas seni tinggal tiga hari lagi dan kini suasana di Bali International High School mulai ramai dan terlihat makin berwarna.

Para panitia pentas seni sudah mulai mengawasi pemasangan panggung, lightning dan beberapa siswa mulai sibuk memasang atribut-atribut untuk photo booth atau hiasan-hiasan lainnya agar membuat para pengunjung yang datang terkesima.

Bali International School memang sekolah berstandar internasional dengan sebagian murid-murid berwajah barat dan setidaknya, itu membuat daya tarik tersendiri bagi siswa-siswa sekolah menengah atas lokal yang ingin membeli tiket langsung di sekolah ini.

Terbukti sore ini Dean sampai tertawa sendiri melihat panjangnya antrian diluar pagar sekolahnya.

"Antusiasme-nya besar sekali."

Dean sedikit tersentak ketika tiba-tiba ada suara wanita disampingnya. Lalu kemudian Dean tersenyum tipis ketika menyadari Lily sudah berdiri disampingnya.

"Aku jadi gugup ketika tampil nanti." Lily bahkan kini mengusap-usap sikunya. Kemudian dia menoleh kearah Dean, mendapati lelaki itu menatapnya dengan tersenyum tipis seperti biasa. "Ada apa?"

"Tidak." Dean mengalihkan tatapannya. Membohongi diri sendiri bahwa setidaknya ada perasaan aneh yang timbul dalam hatinya.

Rasa ketertarikan pada gadis muda dan polos seperti Lily ini.

"Ayo sekarang." Dean berjalan terlebih dahulu dengan tas dipunggungnya. Lalu tak lama kemudian langkah kaki Lily mengikutinya.

Seperti sore yang biasa mereka lalui, mereka akan pulang bersama dan kemudian ke rumah sakit untuk menemani Liliana. Lalu setelah makan malam di cafetaria, Dean akan mengantarkan Lily pulang ke rumahnya.

Mungkin, terdengar membosankan. Tapi entahlah, Dean tidak pernah merasakan bosan sekalipun berbicara satu jam penuh dengan Lily.

Dan seperti biasa juga, Dean memakaikan helm dikepala Lily dan kemudian gadis itu membonceng di motor besarnya.

"Bagaimana kalau kita makan dulu?" Tawar Dean tiba-tiba di tengah jalan.

Lily mengernyit heran. "Bukankah kita akan makan malam di rumah sakit dan makan camilan di kamar Liliana nanti?"

Dalam hati Dean mengumpat. Lily memang begitu polos. "Kau tidak bosan dengan makanan rumah sakit?"

"Makanan di rumah sakit Liliana cukup enak."

Dan sontak jawaban Lily itu membuat Dean terdiam cukup lama. Sampai dia mengatakan lagi, "sebenarnya aku ingin mengajakmu makan sambil melihat sunset. Yah, mungkin bagi kita yang sudah lama tinggal di Bali, melihat sunset itu membosankan. Tapi –"

"Baiklah kalau melihat sunset." Jawab Lily dengan cepat.

"Kau... mau?" Tanya Dean memastikan.

Lily mengangguk sembari tersenyum. "Sudah lama aku tidak melihat sunset secara langsung."

Entah kenapa, tak hanya Lily yang merasa bahagia. Sebenarnya, ada perasaan bahagia juga dari dalam hati kecil Dean.

***

Setelah melewati tiga puluh menit perjalan, Dean ternyata mengajaknya ke pantai kayu putih canggu.

Lily turun dari motor besar Dean dan kemudian mengikuti langkah Dean memasuki salah satu cafe yang ada disana.

Lily pernah kemari beberapa kali. Pertama kali bersama Edward dan Samuel, lalu hanya berdua bersama Edward, dan yang terakhir bersama keluarganya.

Lily Love Story [TERBIT DI APLIKASI DREAME]Where stories live. Discover now