Part 22. Break Up

9.1K 1K 59
                                    

Pagi ini menjadi pagi yang membahagiakan bagi Lily setelah malam bahagianya kemarin. Malam bahagianya bersama Dylan. Lelaki yang bisa membuatnya bahagia dengan caranya sendiri.

Berbeda dengan dirinya ketika jatuh cinta pada Mr Dean, dengan Dylan dia bisa lebih merasa nyata. Lebih menjadi dirinya sendiri.

Bahkan pagi ini Lily merasa menjadi seorang remaja yang sedang kasmaran.

Begitu bangun dari tidurnya, Lily langsung semangat mencabut ponselnya dari kabel charge dan membuka notifikasi salah satu aplikasi pesan di ponselnya.

Ada pesan dari Dylan.

Dylan Kanes: Good morning :)

Bahkan kini Lily mengulum senyumnya dan berkali-kali menatap layar ponselnya. Kemudian memutuskan membalas pesan dari Dylan.

Lily Jasper: Good morning, Dyl.

Dylan Kanes: Nice too see your message in the morning. Kau sudah melihat bunga yang mekar pagi ini?

Membaca pesan itu, Lily langsung mengangkat kepalanya dan menatap ke samping. Menatap meja belajarnya yang ada di dekat jendela kamarnya.

Senyum Lily kemudian makin lebar dan dia langsung turun dari kasurnya. Kemudian Lily menundukkan badannya, mensejajarkan kelopak matanya dengan kelopak bunga Lily putih yang benar-benar mekar dengan indah.

Bahkan ketika Lily mendekatkan hidungnya ke bunga itu, dia dapat menghirup semerbak harum bunga dari Dylan itu.

Lily kemudian mengarahkan kamera ponselnya kearah bunga. Memotret bunga yang sudah mekar dari Dylan dan langsung mengirimkan fotonya ke Dylan.

Lily Jasper: Kau benar. Bunganya indah ketika mekar di pagi hari. Sekali lagi terimakasih xxx

"Miss Lily, Anda sudah bangun?"

Lily menolehkan kepalanya kearah pintu, ada Siska –salah satu asisten keluarga Max Jasper yang selalu membangunkannya.

Siska menatap heran kearah Lily yang sudah tersenyum lebar kearahnya, mengenakan piyama dengan motif pisang dan sambil memegang ponselnya.

"Tidak biasanya pagi-pagi Anda sudah memegang ponsel." Siska kemudian masuk ke kamar Lily dan mulai merapikan kasurnya. "Ayo segera mandi dan sarapan. Di ruang makan ramai sekali karena anak-anak Mr Ethan sedang fullteam disana."

Lily hanya tertawa kecil dan bersenandung sambil memasuki kamar mandi. Rasanya pagi ini begitu sempurna.

***

Setelah mandi dan bersiap untuk sarapan perasaan hati Lily masih senang. Tapi ketika dia memasuki ruang makan, rasanya Lily lebih memilih untuk makan di ruang keluarga daripada harus duduk di meja panjang ruang makannya.

Makanan di ruang makan lebih banyak daripada biasanya karena ada keluarga Ethan Jasper di kediaman Max Jasper.

Dan seakan keriuhan di rumah pamannya itu berpindah dari London ke Bali.

"Paris, jangan makan ice cream ketika sarapan." Hardik Ethan.

"Tapi Dad –"

"Letakkan ice cream-mu. Sekarang!"

Dan kemudian, Lily yang masih berdiri diambang pintu ruang makan dapat melihat Paris yang memakan sarapannya sambil menangis.

Kemudian ada sepupunya Zack dan Zoe Jasper yang sedang mengganggu adik mereka yang masih balita bernama Cameron Jasper. Mereka memberi bubur bayi Cameron dengan kecap asin, yang kata Zack dan Zoe kecap asin itu adalah cokelat. Membuat Cameron balita yang tidak tahu apa-apa jadi menurut saja.

Lily Love Story [TERBIT DI APLIKASI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang