Double

3.7K 280 62
                                    

#24

CHAELISA POV

Suasana sudah mulai memanas saat kedua gadis yang sudah full naked itu saling mengecup satu sama lain, kali ini Rose lah yang memimpin jalannya permainan mereka. Ia terlihat lebih agresif dari biasanya, bisa di bilang "sangat agresif" sepertinya.

Lisa yang memeluk pinggang Rose dari bawah hanya bisa merespon semua yang Rose lakukan.

"Hmmmmppphh.." desahan Rose membuat badan Lisa semakin gerah.

"Rose berhenti mendesah.." rengek Lisa sambil membalikkan posisinya.

"Kenapa huh? Tak mau aku mendesah?" tanyanya sambil mendesah juga.

"Chaeng-ah.." Lisa menatap Rose dengan seringainya.

"Kiss me baby.." pinta Rose manja. Geram karena Rose selalu melakukan hal itu setiap kali mereka bercinta, Lisa pun akhirnya luluh akan rengekan kekasihnya. 

Lisa menjilat puting payudara Rose bergantian, membuat Chaeng menggeliat dan geli, tangannya mengacak rambut Lisa.

"Boneka tayonya mana?" tanya Lisa.

"Kenapa? Untuk apa?"

"Kemarikan bonekanya." Rose menunjuk ke arah boneka bis biru itu yang ia simpan di pojok kasurnya.

Lisa mengambil boneka bis itu dan meminta maaf padanya.

"Maaf tayo, sebentar saja." Lisa menaruh boneka itu di bawah pinggang Rose, membuat posisinya meninggi, membuatnya lebih leluasa meraba daerah sensitif milik Rose.

"Lisa.. Ngghhhh.." dua jemari Lisa segera mengelus selangkangan Rose, ia menggesek klitorisnya perlahan, merasakan jika di bawah sana sudah membutuhkan sentuhannya.

"Kau sudah basah huh?" sindir Lisa.

"Shut up Lisa!! Just do it!!" Lisa pun memasukan kedua jarinya sambil tetap menjilat dan memainkan kedua payudara Rose. Tak ingin permainan di kedua area sensitifnya terganggu, Rose merentangkan kedua kakinya lebih lebar sambil merasakan jika kedua jari itu semakin masuk dengan mudah karena ia sudah basah sedari tadi.

Lisa mempercepat kocokannya saat tau Rose segera sampai, ia mencium Rose dengan kasar tanpa memperlambat kedua jemarinya.

"Nggghhhhhhh.." Rose mendorong tangan Lisa agar memasukan jarinya lebih dalam. Jemari Lisa terasa semakin tersedot ke dalam saat Rose meraih orgasmenya.

"Tidur.." Lisa melepaskan jarinya dan memeluk Rose, mengecup dahi kekasihnya, dan melihat wajah Rose yang memerah. Bibirnya yang selalu terbuka membuat Lisa ingin terus menciumnya.

"Aku haus.." Lisa melihat ke sekelilingnya, tapi tak ada air minum disana.

"Nanti aku ambilkan minum." ucapnya sambil mencari bajunya yang tadi entah ia lemparkan kemana. "Bajuku kemana ya?"

"Entahlah Lisa.." jawabnya pelan.

CHAELISA POV END

JENSOO POV

Jennie hanya pasrah saat Jisoo memulai kembali permainannya. Ia hanya bisa merespon dan mengeluarkan desahan-desahan yang membuat wajah Jisoo memerah setiap kali mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Jennie, ia melihat gadis di depannya dengan napas yang memburu.

"T-tidak, tidak, tidak apa-apa.." jawabnya gugup. Melihat Jisoo yang gugup membuat Jennie menjadi gemas.

"Biar aku saja." ucap Jennie tenang, ia membalikan posisinya dan membuat Jisoo tidur di bawahnya, ia melepas semua pakaian Jisoo tanpa ada perlawanan dari gadis itu. "Tenang saja."

Jisoo yang masih malu-malu, segera menarik selimut yang ada di sebelahnya sampai sebatas dada, Jennie yang sudah sama-sama tak menggunakan apapun di tubuhnya, hanya menyeringai melihat Jisoo yang terdiam seperti bayi. Jennie perlahan membuka selimut yang menutupi Jisoo dan kembali mencium bibir lembut itu.

Sebenarnya Jisoo masih terperangah melihat payudara Jennie yang berisi itu dan mulai menekan dadanya sendiri, tangan Jisoo hanya bisa melingkar di leher Jennie, ia merasakan setiap kecupan yang Jennie berikan.

"Nggghhhhh.." Jisoo mendesah saat Jennie meraba perut datarnya dan berjalan perlahan menuju selangkangannya.

"Buka saja." ucap Jennie, dilihat Jisoo yang masih menutup mata, berusaha menahan desiran darahnya yang cepat mengalir ke arah tangan Jennie berada. Jisoo menelan air liurnya sendiri tapi tidak membiarkan kakinya terbuka. "Aku tak akan bermain kasar.." Jennie tersenyum kemudian memberikan ciumannya lagi agar Jisoo merasa tenang.

Di bukanya kedua kaki Jisoo dengan satu tangannya, di elusnya perlahan dan ia merasa jika kegugupan Jisoo membuat vaginanya sendiri terasa basah.

Saat Jennie hendak memasukan kedua jarinya, Jisoo segera menahan tangannya.

"Ja-jangan Jen.." tolak Jisoo perlahan, tapi ia sudah terbawa suasananya, tangannya dengan mudah di tepis oleh Jennie. "Nggghhhhh, Jen.." kaki Jisoo mengejang saat satu jari Jennie mulai meruntuhkan pertahanannya yang terakhir. "Jen!!" rengeknya sambil memeluk punggung Jennie dengan erat. Tak puas hanya satu jari, Jennie memasukan jari yang lain dan mempercepat kocokannya.

Setiap hembusan napas Jisoo dapat Jennie rasakan tepat di telinganya, napasnya dangkal dan sangat cepat, menandakan ia sudah tak bisa menahan rangsangan ini.

"Santai saja, sayang.." ucap Jennie mengecup leher Jisoo berulang-ulang, kocokan Jennie semakin cepat saat Jisoo mulai memeluknya lebih erat lagi.

"Ahhh, Jen!!!" Jennie membiarkan jarinya saat Jisoo meraih orgasmenya.

"Apa aku ini jahat? Sudah merusak anak orang sembarangan." gumamnya sambil mengelus kepala Jisoo perlahan. "Sakit ya?" ucap Jennie saat ia melihat Jisoo meringis bersamaan dengan ditariknya jari Jennie.

"Hmm.. Enak.." jawabnya polos sambil tersenyum malu.

JENSOO POV END

You're Mine [END]Where stories live. Discover now