Secret Agent

2.3K 200 14
                                    

Sebenarnya, menjadi seseorang yang selalu berada jauh dari orang yang kita sayang sendiri sangatlah sulit. Apalagi disaat aku dengan dia sudah tak memiliki hubungan, sudahlah.. Itu hanya akan menambah daftar kesulitanmu.

Tapi berbeda denganku..

Aku yang selalu memperhatikan mantan kekasihku karena nyatanya, melupakan kenangan manis lebih susah daripada berpaling dari seseorang yang berwajah manis sepertinya. Saat aku tau jika ia juga berkuliah di kampus yang sama denganku, bahkan dia adalah sepupu dari temanku, dan teman basketku juga adalah teman dekatnya sekarang, mungkin aku tak perlu lagi mengkhawatirkan keadaannya.

Tapi.. tak ada salahnya juga kan kalau aku masih mau memperhatikannya, menjaganya dari jauh? Bukan hal yang mudah ternyata..

1. Seorang gadis terduduk di tengah lapangan basket, aku tau itu adalah Jennie Kim, temanku pun menyukainya dan yang sedang duduk di seberang tak jauh darinya adalah mantan kekasihku. Selesai bertanding dan sekarang aku melihat pelepas lelahku, rasanya.. nyaman sekali..
Hanya saja, aku tak bisa terlalu lama berdiam disana, tapi aku masih ingat, wangi lavender dari lehernya yang jenjang itu dan cara berjalannya, aku merindukan saat-saat ia bersamaku.

"Oh, jadi namamu Lisa.. Hai Lisa.."

Saat kau memperhatikan orang lain, ada aku yang sedang memperhatikanmu.

2. Gadis itu berlari, tidak lari sih, hanya saja ia berjalan cukup cepat sampai-sampai ia pun menabrakku dan tanpa minta maaf dia tetap pergi. Sepertinya dia sedang mencari atau dikejar seseorang.

"Kau mau kemana Lisa?" tanyaku saat aku kebetulan melihat Lisa seperti sedang kehilangan anak kucingnya.

"Aku mencari Rose, katanya ia sepupu Jisoo." Itu adalah mantanku, Lisa. "Dia entah pergi kemana, aku tidak tau, sepertinya dia sudah tersesat disini." Ucap Lisa sambil menepuk bahuku dan pergi meninggalkan ku.
Sepertinya, mantanku itu masih saja kebingungan meskipun di tempat yang tak terlalu besar.

3. Hari sudah mulai mendung dan aku masih berdiam di dalam mobil ini? Astaga, sampai kapan? Macet sekali jalanan hari ini.

"What the.."

"Hei!! Dasar idiot!!" jeritnya dari atas motor sport berwarna hitam miliknya, ia lalu berlalu dari hadapan mobilku dengan kasarnya. Dia yang salah, aku yang disebut idiot? Gila!!

Pengendara motor sport itu berhenti di depan seorang gadis yang sedang menunggunya di sisi jalan. Aku melihatnya dengan jelas, jika pengendara itu sengaja membawa mantan kekasihku dengan kecepatan tinggi agar Rose memeluknya erat. Dasar mesum.. tapi aku tidak ingin banyak tau tentang orang itu, semoga saja ia adalah orang yang baik. Apa harus aku ikuti kemana perginya dia?

4. Sepertinya bahan-bahan makanan di apartemenku sudah habis, aku dan Tobi berencana untuk pergi ke supermarket hari ini, dan bagusnya disini tidak terlalu banyak pengunjung yang berbelanja.

"Ada mantan kekasihmu.." sahut Tobi perlahan sambil berbisik padaku.

"Hai, Tobi.. Hmm, hai Bryan."

"Hai, Rose.." senang bisa mendengarmu menyapaku lagi.

"Kau sedang membeli apa?"

"Aku membeli tali ini dan beberapa selotip." Senyumnya masih manis seperti dulu.

"Whoaahh, sejak kapan kau menjadi tukang perkakas seperti ini?"

"Entahlah, sepertinya hari ini aku akan menghukum seseorang."

Aku lebih memilih pergi daripada harus diam disitu, diam mendengarkan temanku berbincang dengan mantan kekasihku. Lagi pula, siapa yang akan dia hukum dengan tali dan selotip, semenjak putus denganku, apa dia menjadi seperti itu?

5. Ada teroris berkeliaran di kota, mereka hanya berdua dan masih saja dengan jumlah segitu mereka bisa mencelakai banyak orang. Sepertinya hari ini aku ingin berkunjung ke kedai kopi langgananku, sendirian saja..

Tapi tembakan keras dari seberang kedai yang sedang aku kunjungi ini membuatku ingin segera berlari mengetahui kejadian yang terjadi disana.

"Rose.." tanganku sangat gemetar melihat gadis yang pernah aku sayangi, mungkin sekarang juga masih sama, berada di tangan seorang teroris?

Oh, disana ada Joe. Dia adalah temanku di club sepakbola kami saat ini. Beruntungnya dia, seorang dokter, polisi, dan pemain sepakbola?
Tapi kenapa aku harus membahasnya, yang aku khawatirkan saat ini adalah Rose. Aku hanya bisa memperhatikan kejadian itu dari jauh, dimana Lisa bisa menolong mantan kekasihku dan menyelamatkan nyawanya.
Akhir-akhir ini mereka sangat dekat, semoga bisa menjadi teman yang baik..

6. Lelaki di sebelahku ini berisik sekali, dari tadi hanya mengomel tidak jelas, segala yang ada di pikirannya selalu ia ucapkan. Restoran tempat biasa kami membeli Chicken Fire memang penuh dengan pengunjung tapi bisakah ia berhenti membuat kepalaku pusing?
Daripada kepalaku pecah disana, lebih baik aku keluar.

Brukkk..

"Bryan.."

"Rose.." jarak kami begitu dekat, aku bisa merasakan kembali pertama kali aku mencium bibirnya itu. Tak habis aku pandangi ia, meskipun ia bukan milikku lagi, tapi sepertinya apa kata orang memang benar.
Mantan kekasih akan terlihat lebih cantik atau tampan setelah ia bukan milik kita lagi.

Aku menarik tangannya keluar dari sana karena ia malah menamparku didalam, bukannya berterima kasih karena aku selamatkan dari amukan pengunjung.
Jennie Kim? Dia masih sama, terakhir aku melihat ia saat graduation kampus kami dan dia sangat cantik..

Temanku, Tobi, sudah berhasil membawa makan siang kami, tapi aku tau Jennie dan Rose kesana untuk membeli makanan itu juga. Ku bilang saja padanya untuk memberikan bagianku pada mereka berdua, meskipun aku lapar, tapi sepertinya ini cukup setimpal untuk bisa melihatnya makan dengan cukup tanpa harus mengantri lama dulu.

"Dulu.."

Iya, dulu aku menyukainya..
Bahkan dulu ia sempat menjadi milikku, tapi sepertinya aku berdosa..
Karena sudah mengambil ciuman pertamanya, karena sepertinya dia bukan jodohku..

Tapi, tetap menjaganya dari jauh menurutku tidak ada salahnya kan?
Tetap menyukainya..
Meskipun ia sudah bahagia dengan orang lain, mantan kekasih bukan orang yang harus aku benci..

Cerita ini potongan part-part FF, sangat familiar..

You're Mine [END]Where stories live. Discover now