Second Night 002

31.2K 2.2K 89
                                    

Kurasa hujan sudah bukan menjadi alasan lagi bagiku dan Taehyung untuk tetap berdiam diri di cafe itu. Sesungguhnya hujan tadi hanya menjadi alasan bualan belaka agar kami bisa tetap disana dan melanjutkan obrolan kami yang menjurus. Menjurus ke kegiatan sex kita pastinya.

Dan sesuai konversasi dan kesepakatan yang ada. Taehyung dengan bodohnya langsung meletakan satu lembar uang dua puluh ribu won hanya untuk membayar secangkir coklat hangat untukku dan coffeelate hangat miliknya. Kurasa Taehyung memang tak memperhitungkan total harganya, karena memang di otaknya yang mesum itu hanya ada satu hal, segera melarikanku dari tempat ini, membawanya ke kamar hotel dan menelanjangiku sebelum mengukungku dibawah kendalinya.

Sedangkan aku? Cukup tersenyum ketika detak jantung sedikit mempercepat diri saat Taehyung menarik tanganku untuk keluar dari cafe.

Aku tak tahu sudah setinggi apa hormon Taehyung, yah walaupun aku juga menyadari hormonku juga sudah meninggi, tapi aku masih bisa menundanya sedikit untuk menunggu hujan reda sebelum berlari ke arah mobil Taehyung yang terparkir. Tapi tidak bagi lelaki kelewat tampan itu, hujan masih deras, dan tanpa berpikir dua kali, tepat setelah dia melepas jas mahalnya untuk menaungi kami berdua, Taehyung menarikku untuk berlari dan menerjang hujan bersama.

Kurasa cerita roman picisan telah berpindah kepadaku melihat apa yang kami lakukan sekarang.

Setidaknya sisi lelakinya masih ada saat masih bersedia menaungiku dari hujan saat membuka pintu mobil untukku. Entah sudah diperhitungkan atau tidak, Taehyung berakhir dengan dirinya sendiri yang basah kuyup dibalik kemudi.

"Bodoh! Kau basah Tae!" Aku mendesah kesal, menatap Taehyung yang nampak menggigil kedinginan di sana.

"Setidaknya jika aku kedinginan, kau bisa memanaskan tubuhku nanti!"

Shit! Aku tidak pernah tahu jika Taehyung telah sangat pintar berucap sekarang. Kurasa otak mesumnya mempengaruhi kinerja mulutnya untuk berucap.

"Ambilkan aku handuk di belakang, aku menyimpan beberapa." Aku mengangguk dan berbalik, menemukan storage box. Satu berisi beberapa baju dan kemeja, dan satu berisi beberapa kemeja yang kurasa bekas dipakainya, dan diatasnya ada handuk yang tergeletak serampangan. Aku mengambilnya untuk segera memberikannya pada Taehyung.

Namun yang kudapat hanya Taehyung yang masih berdiam tanpa mau menerima uluran handuk dariku. "Kau tak mau mengeringkannya? Setidaknya kau bisa membantuku dan aku bisa mencari kehangatan lain"

Aku masih belum mampu menangkap maksud pembicaraannya saat Taehyung mengangkat dua tangannya yang basah. Aku kembali mendesah kesal tanpa bisa menolak permintaan Taehyung sebelum perlahan mengusap kedua tangannya yang basah dengan handuk yang kupegang.

Kurasa dulu aku pernah mengatakan jika Taehyung ini adalah salah satu dari teman sekelasku dengan ranking dibawah rata-rata, hobinya yang hanya main bola dan membolos selain menggangguku tentu saja. Namun kurasa aku keliru, aku baru menangkap maksud perkataannya tadi saat aku mulai mengusap bahu dan rambutnya yang basah.

Si tuan Kim berotak mesum itu ternyata cukup cerdik, masih belum mau menurunkan tangannya karena mempunyai satu tujuan, tangannya tetap terulur hanya untuk membuka tiga kancing teratas kemejaku hingga membuka sebagian, dan tangan Taehyung mulai meneliti disana. Ingatkan aku bahwa Taehyung mempunyai jari tangan yang panjang dan sangat lihai dalam menjelajahi tulang selangka sebelum menurun ke belahan dadaku.

Damn!

Aku tak tahu bagaimana aku mendadak berhenti mengusap rambutnya yang basah dan hanya bisa memejam dengan menggigit bibirku sambil mengeluarkan rintihan kenikmatan saat gerakan jari Taehyung menggoda disana. Nafasku tercekat menikmati setiap sentuhan tangan kasar Taehyung.

"Whooaaa, kau harus melihat wajahmu, Yoo!"

Saraf di tanganku tak kuat menahan kenikmatan permainan Taehyung saat mendadak Taehyung meremas kuat di sana, hingga membuat kedua tanganku jatuh di bahunya, membuatku menekan bahunya dan memeluknya, untuk diperlakukan lebih, tentu saja.

"Kaca mobilku cukup yang gelap ditambah hujan deras, kurasa kita bisa melakukan sedikit pemanasan."

Dan sedetik kemudian bibir Taehyung menerjang bibirku, melumat membabi buta di setiap gerakan. Saling menghisap, menyecap, melumat dan menggigit bibir kami secara bergantian. Menimbulkan suara decapan yang menggema di mobil, meski masih kalah dengan derasnya hujan di luar. Namun cukup membantu memanaskan suasana dalam mobil.

Dan disela bibir kami yang masih berperang, tanpa kusadari tangan Taehyung bergerak semakin meliar, mulai menurun hingga ke pahaku dan hendak melesak masuk kesana.

Seketika aku menghentikan ciuman dengan sepihak, memukul keras tangannya yang telah setengah masuk kedalam rok yang kukenakan.

"Aku tak suka bermain disini, cepat cari hotel sekarang!"

Aku bisa melihatnya, wajah menahan hasratnya yang kecewa karena penolakanku. Saat mulutnya hendak membuka untuk menyanggahku, dengan cepat kukatakan hal yang cukup mengancam keberlansungan keberhasilan penuntasan hentakan hormonnya nanti.

"Hotel atau tidak sama sekali?"

Seperti sebuah ultimatum mengerikan yang kuberikan, Taehyung segera menghidupkan mesin mobil dan melaju cukup kencang menerjang hujan deras untuk segera mencapai hotel bintang lima di pusat kota Seoul. Kurasa di pikiran Taehyung yang ada satu hal, menyelesaikan urusan ranjang kami.

- December 30, 2017


Ada yang mau ngomel atau ikutan mendengus kesal di sini? Dipersilahkan...

Another Nights [M]Where stories live. Discover now