Third Night 001

32.9K 2.2K 240
                                    

Aku memasuki sebuah restoran. Restoran yang cukup privat sebenarnya. Aku sengaja mencari lokasi seperti ini untuk menenangkan diri.

Jimin ada disana, duduk di sebuah meja di sudut restoran. Cukup tenang dan tak terdengar gangguan apapun. Hanya ada dua meja disana, dikelilingi dinding bambu yang cukup menghalangi pemandangan dari luar kecuali dari arah pintu masuk tentu saja.

Satu meja di tempati Jimin yang menunggu kedatanganku, satu meja lainnya dihuni sepasang kekasih sepertinya. Dan tengah bermesraan.

"Jim, sudah lama menunggu?"

Jimin menggeleng dan memundurkan kursi disebelah kirinya untuk kutempati. Tepat setelah aku mendudukkan tubuhku, Jimin memberi kode untukku agar mendekat,

"Cukup lama bodoh! Sampai aku hanya bisa melihat pasangan sebelah bercumbu!"

Aku melirik mataku ke arah sebelah, memang dari tempat dudukku cukup terlihat jelas bagaimana si lelaki tengah memeluk perempuannya.

"Dasar jomblo! Sana cari kekasih biar bisa mesra-mesraan juga!" Aku mencubit lengan Jimin yang nampak memberengut kesal.

"Tidak perlu, menemanimu menjadi single sudah cukup. Aku tidak ingin kau berakhir mengenaskan sendirian jika aku sudah mempunyai kekasih nantinya!"

Sial! Aku kembali memukul lengan Jimin kesal.

"Ihh, sakit Yoo! Nih pesen makan biar tenang!" Aku memberengut kesal merebut buku menu yang dikasih Jimin. Dan setelahnya memanggil pelayan untuk mencatat pesanan kami berdua.

"Jadi, ada masalah apa, Yoo?"

Ahh, aku jadi ingat. Alasan aku meminta Jimin menemaniku seharian ini untuk membantuku mengalihkan pikiran tentang Taehyung.

Bajingan tengik itu!

Sudah beberapa hari memang terlewat semenjak kejadian di hotel itu. Aku tak bertemu dengan Taehyung lagi karena memang saat itu kami bertemu dengan tak sengaja. Lagipula kami tak saling menyimpan nomer telepon masing-masing, jadi tak ada perlu untuk saling menghubungi.

"Kau meminta bertemu denganku tidak untuk melamun bukan?" Lambaian tangan Jimin membuatku tersadar, aku menatap canggung ke arah Jimin yang mana malah disuguhkan pemandangan yang whoooa, bisa membangkitkan gairahmu saat itu juga.

"Sial! Jim, kau melihat seperti ini dari tadi?" Aku mendekatkan diri pada Jimin dan berbisik kecil menunjuk pasangan di sebelah yang sedang berciuman panas.

Tempat dudukku tidak bagus sebenarnya, setiap aku menoleh ke arah Jimin, aku akan disuguhkan pemandangan pasangan kekasih di sebelah.

Jimin menoleh sejenak sebelum beralih menatapku dan tersenyum, "menurutmu? Aku sudah mati-matian menahan dari tadi, Yoo. Mau membantukan menyelesaikan milikku juga?"

Sialan! Aku terkekeh melihat ekspresi kesal Jimin, bagaimanapun juga ini salah ku karena memaksanya memilih tempat ini. Aku tidak tahu mengapa tapi aku ingin mencoba eskrim spesial di sini masalahnya.

"Udah diemin aja, kamu fokus ke aku!" Aku tersenyum pada Jimin sebagai permintaan maaf.

"Jadi kembali ke topik, ada apa memintaku bertemu?"

Aku menatap Jimin sebentar sebelum menerawang jauh mengingat seseorang. "Aku bertemu dengannya!"

Jimin masih menatapku bertanya, "Orang itu, setelah 10 tahun aku bertemu dengannya!"

"Woow," Jimin menatapku tak percaya, "jadi kau sudah melakukan apa yang kau pendam selama ini?" Pertanyaan Jimin membuatku meliriknya kesal.

Another Nights [M]Where stories live. Discover now