Third Night 002

33.5K 2.1K 309
                                    

Ya, aku sekarang duduk disini. Di sebuah minibar di dalam apartemen yang aku yakini milik seorang Kim Taehyung.

Aku sempat tak percaya jika apartemen mewah di kawasan elit ini adalah milik Taehyung. Mengingat tak ada satupun security yang menahan kami dan Taehyung dapat masuk dengan leluasa menggunakan lock card miliknya. Aku baru yakin jika Taehyung penghuni di sini. Dan sialnya dia berada di lantai paling atas, yang itu berarti kelas termahal.

Oke, aku baru menyadari jika seonggok daging bernyawa dihadapanku ini berharga mahal.

"Apa yang kau inginkan?" Aku menatapnya kesal. Tentu saja sangat kesal, bagaimana tidak? Taehyung dengan sedikit memaksa memintaku untuk pergi mengikutinya. Meninggalkan Jimin yang hanya nyengir dan mengangguk mengijinkan Taehyung membawaku pergi, dan gadis — mantan calon istrinya — yang menangis menuntut penjelasan tentang siapa aku.

"Melanjutkan apa yang tertunda di antara kita." Taehyung menatapku mantap tanpa ragu. Dan sialnya suara dingin itu menyempurnakan penampilan sempurna Taehyung malam ini.

"Tidak. Aku tidak mau!"

Aku bisa melihat wajah Taehyung yang kesal, meminum sekali teguk satu gelas terakhir dari persediaan wine pribadi miliknya.

"Kau sudah tidak menginginkanku?"

Aku mendengus, menatap tidak percaya apa yang dikatakan Taehyung.

"Jangan bodoh, Kim Taehyung! Kau yang menolakku dengan mengatakan jika kau akan menikah!"

Aku benar-benar ingin menyumpahi Taehyung saat suara kesalku hanya dibalas kekehan darinya.

Brengsek!

"Aku tidak perlu menceritakan ulang padamu kan apa yang sudah kau lihat dari kelakuan calon istriku tadi? Ah, bukan. Dia bukan calon istriku!" Taehyung bernarasi sendiri.

"Aku sedikit tak yakin kau mencintainya, kau tak terlihat sakit hati saat melihatnya mencumbu lelaki lain. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

Taehyung mengendik, berkata dengan sangat sederhana tanpa tekanan apapun.

"Entahlah, aku tak merasa apapun. Aku malah kecewa karena hal lain."

Aku menatapnya menunggu apa yang ingin dikatakannya, "Kau tak perlu tahu apa itu". Aku kembali mendengus kesal ke arahnya.

"Yahhh, setidaknya aku cukup puas kau batal menikah. Karma is real, boy!" Aku terkekeh pelan menatap Taehyung yang menyedihkan.

"Jadi kembali ke topik, aku menginginkanmu malam ini, Hwang Yoora." Taehyung beralih balik kembali menatapku dalam.

Dan aku masih pada pendirianku dengan berkata tidak. "Tidak! Aku tidak menginginkannya."

Berhasil bukan? Menolak Kim Taehyung bukan perkara yang sulit.

"Yoo—" Aku hampir tertawa melihat wajah memohon Taehyung.

"Tidak Taehyung, aku sudah cukup gila karena kau membatalkan kegiatan kita kemarin. Dan sekarang—" aku menjeda ucapanku. Menatap Taehyung penuh picik sebelum mengatakan hal yang kuinginkan, "aku ingin membuatmu merasakan hal yang gila."

Taehyung mengernyit menatapku bingung, "apa?"

Senyuman licik kusunggingkan, menatap Taehyung penuh kesal. Pikiran kotorku telah membuatku merencanakan sesuatu yang kuyakini akan sangat menyenangkan.

"Taehyung, kau bisa bermain solo dan masturbasi dihadapanku. Aku hanya akan menyaksikanmu tanpa menyentuhmu." Ucapanku sukses membelalakan mata Taehyung yang menatapku tak percaya, "kau akan tau rasa frustasi seperti apa saat kau berada di puncak dan tanpa bisa menyentuhku, boy!"

Aku tersenyum ke arah Taehyung dengan penuh kemenangan, bermain sedikit dengan kondisi Taehyung sepertinya akan menyenangkan.

"Bagaimana, tuan muda Kim?"




Aku memandang remeh Taehyung yang hanya berdiam. Tapi tak berselang lama Taehyung bangkit, berjalan pelan ke ruang tengah yang besar. Menuju ke ujung ruangan dimana sebuah speaker. Mataku menangkap pergerakan Taehyung yang menghubungkan ponselnya ke speaker. Dan mengalunkan musik yang cukup kukenali.

Crazy in Love - Beyonce

Ingatkan aku jika Taehyung pintar memilih lagu.

Taehyung berjalan pelan ke arah ku, membuka dasi panjangnya dan melempar ke satu kursi di ruang tengah. Membuka 2 kancing teratas nya sebelum tiba tepat dihadapanku.

Smirk mengesalkan masih terpampang manis di wajahnya yang mendekat di sisi wajahku. Aku meraskan bagaimana bibir Taehyung mencium rahangku sekilas sebelum berbisik rendah tepat di telingaku.

"Ayo bertaruh. Aku akan memenuhi permintaanmu, tapi jika dalam satu lagu ini kau jatuh dan menginginkanku! Akan kuhabisi kau malam ini juga, Hwang Yoora."

Sial! Aku terjebak dengan perkataanku sendiri.

Lagu masih di awal saat aku melihat Taehyung berjalan mundur pelan sebelum membuka pelan semua kancing bajunya, menyisakan kemeja polos putih yang masih terpasang tanpa dilapisi apapun lagi didalamnya.

Aku meneguk ludahku. Mendadak nafasku tercekat melihat Taehyung yang menyentuh lehernya sendiri dengan jari tangannya sebelum turun membelah dadanya dan berhenti di abs nya. Meremat kuat dada bidangnya sendiri dengan menatapku dalam senyuman laknat.

Shit! Bahkan mataku menangkap dengan jelas bagaimana Taehyung menggigit dan menjilat bibir bawahnya sambil menatapku dengan sayu. Wajahnya benar-benar meningkatkan gairahku.

Tanganku mengepal kuat saat telingaku menatap suara dentingan besi, tak lain berasal dari ikat pinggang Taehyung yang dilepasnya asal. Hingga terdengar suara cukup keras saat Taehyung melempar lagi ikat pinggang itu di lantai.

Mataku terfokus dengan tangan lincah Taehyung yang membuka kait kancing celana kainnya. Membuka sedikit resletingnya tanpa menurunkan secara utuh. Ya, aku bisa sedikit bernafas lega melihat celana itu masih tergantung sempurna di pinggang Taehyung. Taehyung tak menarik turun celana itu.

"Kau masih bisa bernafas baby? Lihat! Kau tak ingin menyentuhnya, lagi?"

Biadab! Taehyung menyentuh miliknya sendiri tepat saat mataku turun mengikuti arah gerakan tangannya.

"Dia merindukan sentuhanmu baby. Aaahhh—" aku bersumpah itu desahan buat-buatan Taehyung saat tangan kanannya mengurut miliknya sendiri dari balik celana kainnya.

"Hwang Yooraaa— aaaahhhhh."

Ya, teruslah mengoceh dan meneriakkan namaku dalam puncakmu, Kim Taehyung.

Tanganku mengepal kuat saat melihat bagaimana mata Taehyung memejam dan menikmati urutan tangannya sendiri. Apa yang kulihat ini pemandangan terbaik yang pernah ada, hingga berakhir dengan efek yang luar biasa.

Persetan!

Aku berkata lirih sebelum turun dan menerjang seonggok tubuh menggiurkan disana. Tepat saat lagu hampir berakhir tepat saat aku telah berada di puncak tertinggi titik terangsang ku. Tujuanku hanya satu, dipuaskan oleh manusia bodoh yang telah 10 tahun aku menunggunya.

Persetan dengan rencanaku membuat Taehyung frustasi dengan masturbasinya, aku malah lebih menjadi frustasi karena tak bisa menyentuhnya.

Dan aku menyadari satu hal, kami sama-sama saling menginginkan dalam kepuasan. Dan kali ini aku yakin, tak akan ada lagi yang menahan kami.

- January 14, 2018

Another Nights [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang