Second Night 003

33.1K 2.2K 251
                                    

Ranjang hangat, empuk, lembut, dan berbau wangi, berpadu dengan dinginnya udara malam, kurasa menjadi satu dari bagian hidup yang kenikmatannya adalah hal absolut yang tidak bisa ditolak siapapun.

Terlebih setelah tubuh yang kelelahan dan kehujanan, merebahkan diri dalam keadaan telungkup dan memeluk erat guling akan selalu dapat membuat keinginan tubuh untuk beranjak adalah hal yang nol besar.

Dan apa kalian paham apa itu kenikmatan yang menegangkan?

Tepat saat tubuhku yang telah meruntuh di ranjang, menikmati kelembutannya untuk mencoba meregangkan otot tubuh. Disaat itu pula tubuhku malah merespon berbeda dengan apa yang kuinginkan. Hanya karena satu hal,

Jari tangan Taehyung, yang telah dengan lancangnya menelusuri tubuhku belakangku.

Dimulai dari betis, naik hingga ke paha — shit — aku mengerang tertahan saat jarinya melewati paha bawahku, titik terentan dalam tubuhku yang dapat membuatku menggelinjang hanya karena disentuh. Dan sialnya jari tangan Taehyung malah berputar sekali disana, membuatku harus mencengkeram kuat sprei ranjang hanya untuk menahan tegangan yang ada, hingga kemudian tangannya berlanjut meneliti ke atas.

Aku lupa cara bernafas, sungguh, saat perlahan jari tangan itu berlanjut menelusuri pantat dan pinggangku. Taehyung meremas kuat pantatku sebelum beranjak menelusuri garis tengah punggungku hingga batas leher.

Kurasa tak hanya tangannya yang bekerja, bibir Taehyung pun dengan lancangnya memberi kenikmatan pada lengan ku yang terekspos penuh, bergerak naik hingga menemui perpotongan leherku.

Hingga pada satu sentakan, Taehyung memutar tubuhku hingga menghadapnya, mengungkungkan kedua tangannya di samping kepalaku. Mengunci pandanganku pada matanya yang menatapku sayu.

"Kau tak berubah, Yoo. Cantik."

Taehyung tersenyum hangat, sebelum membubuhkan senyuman ringannya di dahiku yang terbuka lebar.

"Kau juga tak berubah, Tae." Aku mengulurkan tanganku, menelusuri garis bibir Taehyung yang selalu kupuja dari dulu, entah mengapa aku sangat menyukai garis bibir Taehyung. "Masih terasa panas dan menggairahkan meski hanya dengan pandangan begini."

Aku tidak tahu, entah bagaimana Taehyung bisa memberikan smirk andalannya yang merupakan kesukaanku tepat sebelum ciumannya turun menerjang bibir merahku.

Aku sudah menceritakan bukan bagaimana kondisi ruangan yang kutempati tadi? Kurasa segala jenis kenyamanan dan kehangatan yang kurasakan tadi sekarang sudah musnah berganti dengan gairah dan rasa panas yang muncul. Bibir kami saling beradu, mengecap, melumat dan saling menggigit untuk saling menginvasi.

Desahan dan erangan nafas terdengar saat melepas ciuman kami, hanya untuk mengambil oksigen tentu saja. Yang hanya berjeda dua detik sebelum kembali melumat bibir masing-masing.

Ciuman Taehyung turun, menjajah potongan leher, menyecap dan menghisap setiap titik yang disentuhnya. Aku tak bisa berbohong, hisapan Taehyung adalah yang terbaik. Pertama kali yang pernah kurasakan dan hanya satu-satunya. Karena memang sejak 10 tahun yang lalu saat Taehyung menyentuhku, aku tak membiarkan siapapun menyentuhku lagi. Hingga sekarang.

"Taehyung-h.."

Aku mendesah pelan, saat tangan Taehyung telah merambati kembali pinggangku, membuka kancing kemejaku dari bawah hingga sepenuhnya menampakkan kulit putih ku.

Tangan kasar Taehyung kembali mengusap disana, merambati dari puncak perut dan naik hingga kedua payudaraku, meremas lembut dari balik pelindungnya.

Aku baru ingat jika aku mengenakan bra dengan kait di depan, perlahan aku mendorong kecil tubuh Taehyung untuk mencari sela tanganku melepas kait bra. Aku tersenyum saat melihat Taehyung nampak terkejut melihat kait bra ku yang terlepas.

"Baru lihat model seperti ini ya?"

Taehyung mengangguk sebelum kembali dengan tak sabar menerjang dadaku dan menenggelamkan wajahnya disana.

Aku masih ingat ciumannya dulu, aku masih ingat lumatannya dulu, aku masih ingat hisapannya dulu. Dengan jelas. Dan bahkan aku masih tau rasa nikmatnya saat Taehyung kembali mencumbui tubuhku disana.

Membuatku mengerang, menjambaki rambut greynya, hingga membuatku kehabisan nafas. Taehyung itu memang pemain terbaik, dan kuakui permainannya telah berkembang dengan pesat.

Taehyung masih menghisap dan menyusu disatu puncak, dan meremas kuat di puncak yang lain. Tanda merah telah tercetak dengan jelas, dimanapun ditempat tadi Taehyung melumatku. Kedua tangan Taehyung masih bermain di sekeliling dadaku. Membuatku bergetar di seluruh tubuh.

"Taehyung-h, lagi."

Aku benar-benar tak bisa berkata, hanya bisa meminta Taehyung untuk lagi dan lagi menyentuhku. Aku masih merasakan Taehyung yang tak bisa berpaling dari dadaku. Mencumbu disana bergantian disetiap titik.

Perlahan telapak tangan kasar Taehyung telah menuruni perutku, hingga menemukan pintu masuk dari rok ku yang tersibak.

Yea, baju yang kukenakan sangat mendukung aktifitasku sekarang. Aku bersyukur mengenakan rok selutut bersama kemeja polos biru saphire kesukaanku.

Dddrrrttt.. dddrrrttt..
Dddrrrttt.. dddrrrttt..
Dddrrrttt.. dddrrrttt..

Aku tahu itu suara ponsel Taehyung dinakas, tapi bocah dengan tingkat hormon yang besar itu masih tidak mau berhenti menginvasi tubuhku.

Dddrrrttt.. dddrrrttt..
Dddrrrttt.. dddrrrttt..
Dddrrrttt.. dddrrrttt..

"Tae, ada yang telepon, angkat dulu sebentar. Aku gak mau kegiatan kita keganggu mulu ihh."

Aku mendorong Taehyung yang menunjukkan wajah kesalnya karena gangguan kecil ini. Taehyung menatapku dengan kesal, sembari mengecup singkat bibirku sebelum beralih menjatuhkan diri ke sebelahku. Tangan kirinya yang cukup panjang meraih ponsel yang telah berhenti bergetar.

Aku mencoba menggunakan waktuku untuk mengatur nafas saat kulihat wajah Taehyung mendadak berubah. Aku bisa melihat raut wajah Taehyung yang mendadak gelisah. Tangan kirinya yang membawa ponsel turun bersamaan dengan tangan kanannya yang diangkat menutupi mata.

"Ada apa, Tae?"

Aku memutar tubuhku menghadapnya, memeluk tubuhnya dan menelusupkan kepalaku di dadanya yang hangat.

Taehyung ikut berbalik menghadapku, namun tindakan yang dilakukan Taehyung selanjutnya cukup membuatku terdiam.

Tangan kiri Taehyung meraih ujung selimut dibelakangku, menariknya mendekat untuk menutupi tubuh polosku. Taehyung mengecup pelan puncak kepalaku sebelum mengatakan kata-kata yang membuatku mengutuk malam ini, "maafkan aku, kita tak bisa melakukan ini! Aku akan segera menikah 2 minggu lagi!"

Shit! Screw you, Tae!


- January 04, 2018

Yahhh, gagal enaena lagi guys! 😂😂
Gimana gimana gimana??
Boleh kok bebas nge SG kalau mau hujat.. terutama buat dua makhluk yang jadi sasaran balas dendamku malam ini..
Selamat malam, everybodiiiihhhh...

Another Nights [M]Where stories live. Discover now