Aku belum ketahuan menyelinap keluar kan? Aku menengok ke belakang dan menghela napas lega karena tidak menemukan orang di belakang.
"Pepohonan di sini sangat rimbun ya. Aduh, namanya juga hutan. Apa sih yang aku pikirkan?" Aku menertawakan pemikiranku yang aneh dan melanjutkan perjalanan dalam diam.
Ketika akan keluar rumah, aku mengganti pakaianku menjadi pakaian santai. Ya, karena aku perempuan dan Keluarga Chayton termasuk salah satu keluarga bangsawan ternama, tentunya aku harus memakai gaun setiap hari. Dan itu sangat melelahkan, membuat gerah, dan sulit bergerak. Begitu lah menurutku yang bahkan termasuk orang pasif.
Aku sempat membuat beberapa pakaian santai yang biasa dipakai di duniaku sebelumnya, tentu semua orang terpana dengan jenis dan bentuknya yang super simpel.
Awalnya Nia melarang, tapi aku memohon bahkan sampai mengeluarkan jurus andalanku, yaitu mengurung diri di kamar, "Hehe.."
Karena aku masih berumur 5 tahun, kurasa itu adalah hal yang wajar jika kemauanku harus dituruti. Akhirnya Nia setuju, tapi dengan syarat bahwa aku harus tetap berperilaku sopan layaknya seorang bangsawan. Akhirnya aku bisa terbebas dari baju neraka itu.
"Haa. Kurasa ini sudah cukup dalam." Aku bergumam sambil melihat sekeliling.
"Kira-kira aku berlatih sihir apa dulu ya?"
Aku kesulitan berlatih di rumah, karena selain berada di perpustakaan aku akan selalu diawasi. Karena itu aku merasa bersyukur sekali saat tahu kalau Pruistine sedang pergi ke pasar, karena jarak dari rumah ke pasar membutuhkan waktu yang cukup lama.
Aku mulai memfokuskan energi di kedua tangan. Sihir api adalah sihir pertama yang ingin aku coba, karena pada dasarnya aku tidak pernah tahu, sihir apa yang aku miliki. Belum ada satu menit aku mulai merasa kepanasan, spontan aku membuka mataku dan terbelalak.
"Wah!!! Aaah!! Padahal aku belum mengucapkan mantra, tapi kenapa apinya sudah sebesar ini?!" Aku panik.
Pepohonan di sekitarku mulai terbakar dan bodohnya aku bukan bergerak cepat memadamkan api, tapi aku malah berlari ke sana-sini karena panik dan bingung. Lalu sebuah ide muncul di benakku.
Aku kembali memfokuskan energi, berniat memunculkan air, tapi karena tidak menemukan air, aku membayangkan hujan turun. Untuk mempercepat pemadaman apinya aku juga menambahkan angin. Perlahan aku merasa tubuhku terangkat.
"Uwaaah!!!" Aku kembali histeris.
Tubuhku mulai terangkat dan api yang hampir membakar hutan memang padam. Namun yang menantiku adalah hujan badai yang bahkan mulai mengangkat tubuh kecilku serta beberapa pohon di sekitar.
Aku kembali fokus mengendalikan energi untuk menghilangkan hujan badai ini.
"Haa.." Aku menghela napas lega setelah hujan badainya hilang.
"Sepertinya melatih sihirku adalah ide yang buruk. Tapi apa yang harus aku latih sebagai gantinya?" Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Di saat aku sedang tenggelam dalam pikiranku sendiri karena memikirkan latihan seperti apa yang harus aku lakukan, aku melihat berbagai hewan seperti kelinci, rusa, babi hutan, beruang kecil, burung, bahkan serigala melewatiku dengan menjaga jarak. Aku menepuk kedua tanganku, lalu menatap mereka dengan senyuman, hampir semua hewan kabur, "Kenapa ya?"
Aku memutuskan untuk menghadang seekor kelinci, wajahnya menunjukkan seakan dia pasrah. Aku mencoba untuk mengelus kepalanya dan dalam sesaat kelinci itu mulai tenggelam dalam usapan tanganku.
Dia menyukainya! Batinku senang sendiri.
Melihat hal ini semua hewan yang bersembunyi di sekitar melangkah keluar, dan mengendusku pelan. Aku menatap mereka semua heran, Ada apa dengan perubahan yang tiba-tiba ini?
Mereka semua menatapku seolah meminta untuk diusap juga, aku memberanikan diri untuk mengusap kepala seekor serigala yang tidak terlalu jauh dari tangan kananku, bagaimanapun mahluk yang aku usap adalah seekor hewan yang seharusnya mengerikan. Tapi reaksi yang dia berikan padaku berbeda, dia terduduk dan terus membiarkanku mengelus bulunya yang lembut.
Mulai dari sana aku menemukan berbagai hewan, dan hasilnya sama, mereka semua tunduk padaku. Kurasa ini adalah hal yang hebat, para hewan ini tidak akan memandangku sebagai musuh mereka, sehingga kemungkinan besar, aku akan tetap selamat meskipun berjalan di tengah hutan sendirian.
Aku tersadar akan satu hal. Karena melupakan tujuan mengapa aku datang ke hutan ini.
Bagaimana dengan latihan fisikku?!! Pikirku tanpa sadar sambil menepuk dahiku sendiri.
"Tapi akukan tidak punya senjata, mungkin bagus kalau aku bisa membuatnya, tapi aku tidak punya bahan. Kalau aku mengambilnya dari pohon, rasanya aku seperti mengkhianati kepercayaan hewan dan hutan ini padaku." Aku mulai berbicara sendiri.
Mengingat mereka semua menyambutku baik. Ya.. Walaupun awalnya mereka meghindariku, tapi saat mereka tahu aku tidak berniat menyakiti mereka, semua hewan mulai keluar dan mendekatiku.
Saat aku sedang bingung memikirkan senjata yang akan aku gunakan untuk latihan fisikku, aku merasa sesuatu tengah menyenggol tanganku, aku tersadar dan dari sana aku di tuntun untuk mengikuti para hewan ke sebuah gua. Aku tidak tahu ini gua apa, tapi sepertinya tidak ada manusia yang pernah mendatangi gua ini. Gua ini sangat sepi, namun aku tidak mendapati gua ini kotor sama sekali. Aku berbalik lalu menatap hewan-hewan di belakangku tidak paham.
KLUTUK... KLUTUK... KLUTUK...
Aku mendengar sebuah suara dari dalam gua, aku melangkah mundur, tubuhku mulai gemetar ketakutan.
"Suara apa itu?"
Saat aku akan kembali melangkah mundur, salah satu hewan di belakangku malah mendorongku untuk maju.
Apa maksudnya ini?! Apa jangan-jangan selama ini kalian hanya berpura-pura baik padaku?! Aku panik, mulai berpikir bagaimana caranya agar bisa kabur dari mereka.
***
WORD : 811
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated [END]
Fantasy[Yg dicentang saja yg sdh direvisi, selebihnya belum. Ngomong-ngomong, ini karya asli ya, bukan terjemahan. Dan berhubung ini karya pertama, mohon dimaklumi jika ada kekurangan dan semacamnya.] Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang d...