Chapter 29 : Cicak Di Dunia Lain✔️

2K 186 2
                                    

Kami melihat seekor cicak raksasa!

Kami melihat seekor cicak raksasa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa bisa ada cicak di sini?"

"Cicak?" Alano dan Alvito menatap ku aneh.

"Kau tahu makhluk itu?" Tanya mereka lagi.

"Eh.." Aku terdiam, lalu menatap makhluk di depan kami dengan serius. Aku memperhatikan seluruh tubuhnya.

Itu bukan cicak.. Tapi, dari mana pun kau melihat, makhluk yang ada di depan kami sangatlah mirip dengan cicak, yang membedakan hanyalah dia tidak memiliki kulit.

Namun kalau melihat makhluk di depan kami lagi, maka aku juga akan teringat tulang-tulang dinosaurus yang dipajang di museum. Tapi karena aku tidak pernah tertarik dengan dinosaurus di masa lalu, aku tidak paham sama sekali.

"Sebentar, [Appraisal]." Aku menggunakan sihir [Appraisal]ku terhadap makhluk di depan kami.

[Appraisal*Penilaian]

[Skelefang*Makhluk raksasa yang terdiri setinggi delapan kaki yang terdiri dari tulang,  memiliki empat kaki dan ekor yang cukup panjang. Kelemahannya adalah jantungnya yang berbentuk kotak berwarna ungu ditengah badannya. Salah satu spesies yang hampir menyerupai naga. Spesies ini sudah lama hilang, dan dalam sejarah hanya ada satu orang yang pernah menakhlukan nya. Namanya Devian, sang pahlawan.]

Devian sang pahlawan? Itu.. papaku, kan? Pikiranku terhenti dan aku ragu, apakah aku salah membaca? Aku mulai membaca nama itu berulang kali.

"Mana?" Alano dan Alvito membuyarkan lamunan ku.

"Ah, maaf membuat kalian menunggu. Makhluk itu bukan cicak, makhluk itu namanya skelefang."

"Skelefang?!" Alano dan Alvito berseru kaget.

"Sssst, memangnya kenapa?" Aku menatap mereka heran.

"Ini gila, kau tahu, kekuatan skelefang tidaklah main-main, kekuatannya hampir setara dengan naga dewasa!" Jelas Alvito, keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya.

"Apakah dia sangat berbahaya?"

"Hah?! Tentu saja!"

"Tenanglah sedikit."

"Iya, tapi.."

"Apakah dia jahat?"

"Ya!"

"Tapi kenapa dia tidak pernah menyerang desa?"

"Itu.." Alvito terdiam, "... mungkin belum saatnya."

Tubuh Alano tiba-tiba gemetar, aku dan Alvito langsung terdiam, kami sama-sama merasa bersalah.

Apakah pertanyaanku terlalu kasar?

"Menyerang desa.." Ucapan Alano sangatlah kecil, namun kalimat itu masih terdengar olehku dan Alvito. Aku dan Alvito saling menatap, kami memahami jalan pikiran Alano.

Reincarnated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang