Chapter 47 : Perbincangan Dua Gadis

1.6K 144 6
                                    

"Itu.."Devinna memainkan kedua jari telunjuknya.

"Penjelasannya akan cukup panjang, walaupun begitu, apakah kau masih ingin mendengarkannya?"Tanya Devinna.

"Mm.."Ingin nya sih menganggukkan kepala, namun aku teringat kalau ibu menunggu ku untuk makan siang bersama. Dan kalau di lihat dari waktunya, seperti nya aku hampir terlambat, aku tidak boleh menunda lebih lama lagi.

"Aku harus makan siang bersama keluarga ku, apakah kau keberatan kalau harus menunggu ku sampai selesai?"

"Makan siang?"Devinna mengangkat kepalanya dan menatap langit, dia memejamkan matanya lama, terlihat sedang mengenang sesuatu.

"Tidak apa - apa. Dimana aku harus menunggu mu?"

"Bagaimana kalau di kamar ku?"

"Kamar mu? Tapi.. aku adalah__"Devinna baru saja akan menolak ketika aku memotong kalimatnya.

"Aku sudah memperkirakan tentang itu, kau tidak perlu khawatir, [Gate]"Aku membalik badan ku dan muncullah pintu besar di depan kami.

[Gate*Gerbang]

Aku memahami pemikiran Devinna, bagaimana pun, dia adalah seseorang yang berasal dari ras iblis. Reaksi seperti apa yang akan para manusia berikan jika melihat dirinya ketika berkeliaran di benua mereka sesuka hati?

Kerusuhan seperti apa yang akan terjadi pun aku tidak dapat membayangkannya, mungkin perang antar ras akan terjadi kembali?

Namun, sebagai orang yang berasal dari zaman modern tanpa pertumpahan darah, wajar bila kita ingin menghindari hal yang seperti itu bukan?

Ketika Devinna melihat pintu besar itu, dia langsung mengerutkan dahinya, "Pintu apa itu? Dan.. barusan, jangan bilang kalau ini adalah semacam sihir personal milik mu?"

Aku tersenyum kecil dan mengangguk pelan, "Ini adalah sihir personal yang memungkin kita untuk pergi ke suatu tempat tanpa memedulikan jaraknya"

"Uu..?"Devinna memiringkan kepalanya dan menatap ku tidak mengerti.

"Mungkin seperti perantara perpindahan dari satu tempat ke tempat lain?"

"Oh!"Devinna langsung berseru sambil menganggukkan kepalanya, terlihat seperti baru memahami sesuatu yang rumit.

Apakah penjelasan ku begitu rumit untuk di pahami? Aku mengalihkan pandangan ku, lalu mengajak Devinna untuk memasuki pintu tersebut.

Singkat cerita, Devinna menunggu ku di kamar bersama Claudia. Entah kenapa, tapi sepertinya Claudia tidak pernah melepaskan pandangannya dari Devinna, sepertinya dia masih belum percaya dengan Devinna.

***

Ketika sampai di ruang makan, aku cukup terkejut melihat Alano yang sedang berbincang ramah dengan Alfred di meja makan, Nia juga ikut berbincang sesekali.

Sepertinya aku benar - benar terlambat, batin ku.

"Mana, akhirnya kau sampai"Sambut Nia ketika melihat ku memasuki ruang makan.

"Kami sudah menunggu mu terlalu lama, jadi kami memulai makan siang tanpa mu. Kenapa kau baru datang sekarang?"Nia menepuk kursi kosong disebelahnya, memberi ku isyarat untuk duduk di kursi tersebut.

"Tadi aku tertidur"Jawab ku singkat.

Alano memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya, bahunya bergetar.

Aku menaikkan sebelah alis mata, ada apa dengannya? Kenapa bahu nya bergetar? Memang ada gempa? Aku langsung memperhatikan sekitar kami. Namun karena tidak menemukan hal yang aneh, aku mengembalikan tatapan ku pada Alano dengan heran.

Reincarnated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang